Mohon tunggu...
Dita Widodo
Dita Widodo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha. Praktisi urban garden dari 2016-sekarang. Kompasiana sebagai media belajar dan berbagi.

1996 - 2004 Kalbe Nutritional Foods di Finance Division 2004 - 2006 Berwirausaha di Bidang Trading Stationery ( Prasasti Stationery) 2006-sekarang menjalankan usaha di bidang Travel Services, Event Organizer dan Training Consultant (Prasasti Selaras). 2011 Mulai Belajar Menulis sebagai Media Belajar & Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mereka Bilang Aku Gila

6 Oktober 2012   00:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:12 3050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi seorang Ibu seperti Farida Utoyo, tentu cobaan berat yang menimpa anaknya itu adalah cobaan juga baginya. Namun karena pengetahuan tentang Skizofrenia itu, Farida menjadi tahu apa yang dibutuhkan oleh putranya itu. Dengan segenap kesabaran, ia berupaya menjadi teman terbaik bagi buah hatinya. Selain bantuan psikiater, obat-obat dokter yang harus terus ia minum mungkin seumur hidupnya, Yudhi kini telah berhasil menjauh dari Skizofrenia. Gangguan suara-suara halusinasi semakin jarang menghampiri.

”Saya juga mengobati diri dengan latihan konsentrasi melalui hipnosis. Dan itu membantu saya mendapatkan ketenangan” demikian Yudhi berbagi tips pengobatan dirinya.

Yudhi saat ini telah aktif berkarya sebagai guru balet, koreografer dan juga penari.

Dua buah karya koreografi dalam sebuah tarian yang ditampilkan di acara Kick Andy malam itu berjudul ”Andai” dan ”Desire” sungguh mengagumkan dan mengharukan.

Bagus Utomo, Ketua Komunitas Skizofrenia yang hadir dalam acara tersebut mengungkapkan bahwa ia dan seluruh rekan-rekan yang tergabung di komunitas tersebut bertujuan mengajak masyarakat untuk lebih peduli pada sesamanya. Skizofrenia adalah penyakit yang dapat menimpa siapapun tanpa pandang status sosial, jenis kelamin, pekerjaan, agama, dsb. Mereka membutuhkan dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat untuk mendapatkan kesembuhannya kembali.

Mengenal dan memahami Skizofrenia, adalah penting bagi kita semua. Agar kita lebih peduli pada sesama. Mungkin mereka adalah teman-teman kita, saudara kita, dan bahkan kakak atau adik kita.

Inilah sekelumit harapan dari Hana, penderita Skizofrenia yang patut kita cermati ;

Harapan saya tidak muluk-muluk. Berharap agar masyarakat lebih peduli pada sesama aja. Dan jangan menganggap sepele jika ada hal-hal yang dirasa abnormal.

Untuk para pengidap, kita mungkin tidak bisa mengharapkan orang lain untuk mengerti kita. Karena, mereka toh tak dapat merasakan apa yang kita alami. Yang lebih utama adalah kita harus bisa berdamailah dengan diri kita. Kita bisa menerima kekurangan diri, sehingga pengobatan yang dilakukan akan berhasil dengan maksimal dan optimal.”

Tidak mudah untuk menjalani hidup sebagai penderita Skizofrenia tentunya.

Melihat tayangan itu, ingatan saya melayang pada masa kecil saya, tentang seorang wanita setangah baya berpakaian compang camping bernama ”Sudinah” di kampung kami. Berbagai bungkus permen dan puntung rokok ia punguti. Ia yang dikenal sebagai orang gila sering diejek oleh anak-anak kecil, dilempari batu dan dijadikan bahan tertawaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun