Mohon tunggu...
Dita Widodo
Dita Widodo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha. Praktisi urban garden dari 2016-sekarang. Kompasiana sebagai media belajar dan berbagi.

1996 - 2004 Kalbe Nutritional Foods di Finance Division 2004 - 2006 Berwirausaha di Bidang Trading Stationery ( Prasasti Stationery) 2006-sekarang menjalankan usaha di bidang Travel Services, Event Organizer dan Training Consultant (Prasasti Selaras). 2011 Mulai Belajar Menulis sebagai Media Belajar & Berbagi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mengenang Cak Nur (Almarhum) – Jalan Hidup Seorang Visioner (Bagian 3-Penutup )

1 Agustus 2012   05:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:22 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah jalan keluar tak juga ditemukan, kembali Nurcholis tampil dengan gagasan seperti sebelumnya dengan penjelasan bahwa reformasi tak akan berhasil apabila presiden tidak mundur : ”Anda harus menemukan cara untuk mengakhiri kepresidenan secara terhormat dan bermartabat”

Maka sebagaimana yang kita saksikan, tanggal 21 Mei 1998, Soeharto menyatakan kepada publik pengunduran dirinya, dan sisa masa jabatan presiden selanjutnya akan dilanjutkan oleh Wakil Presiden BJ Habibi dengan komposisi kabinet baru yang akan dibentuk.

Di sini kita bisa lihat, peran Cak Nur sangat besar dalam fase reformasi ini. Bagaimanapun, Pak Harto telah mengundurkan diri dengan kesadarannya, dengan upaya mencegah memperluasnya tragedi di bumi ini.

Berhentinya pucuk pimpinan negeri ini bisa dianggap telah melalui proses khusnul khatimah.

Alhamdulillah, kita terhindar dari pergantian rezim berkuasa seperti halnya yang menimpa Sadam Husein dan Moammar Khadafi. Sebuah sejarah kelam yang sungguh mengerikan dan membuat bergidik setiap kita yang turut menyimaknya...:(:(

Maka sepatutnyalah kita memberikan apresiasi tertinggi pada tokoh-tokoh nasional yang berjiwa besar dengan sumbangan gagasan dan pikiran yang layak dijadikan teladan, sebagaimana Nurcholis Madjid.

Semoga segala jihad dan perjuangan menyalakan api Islam, menjadikan pemberat timbangan kebaikan di alam sana. Berbagai spirit hidup yang telah ditiupkan dan warisan berupa ilmu dalam tulisan-tulisannya yang berguna bagi generasi sekarang dan akan datang di negeri ini adalah amal jariyah yang tak pernah putus mengiringi kepergiannya.

Amien YRA.

(Sekian)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun