Kota Malang adalah salah satu kota yang memiliki banyak sekali industri kripik tempe. Home Industri atau industri rumahan merupakan suatu unit rumah usaha maupun perusahaan yang berskala kecil yang tidak berbentuk badan hukum dan dilaksanakan oleh seseorang atau beberapa orang anggota rumah tangga yang mempunyai tenaga kerja yang, dengan kegiatan mengubah bahan dasar menjadi barang jadi maupun barang setengah jadi atau dari yang kurang nilainya menjadi yang lebih tinggi nilainya dengan tujuan untuk dijual (Suratiyah, 1991). Â
Salah satu home industri yang berada di kota Malang berada di Sanan Sentra Industri Tempe dan Keripik Tempe. Home industri Ini mengolah kedelai menjadi tempe dan kripik tempe.Â
Tempe merupakan salah satu produk yang menjadi kebutuhan pangan oleh sebagian besar masyarakat. Usaha tempe dan kripik tempe ini berperan sangat penting dalam pemerataan kesempatan usaha dan penyerapan tenaga kerja.Â
Home industri tempe dan kripik tempe dari segi pemerataan usaha serta penyerapan ketenaga kerjaan sangat menonjol. Industri  tempe  umumnya padat  karya  dan  merupakan  industri  rumah  tangga, dengan ribuan  jumlah  industri tempe  akan  menyerap  banyak  tenaga  kerja  dan  meningkatkan  pendapatan bagi masyarkat.
Awal tahun 2021 menjadi pukulan besar bagi pengusaha tempe di Indonesia. Kenaikan harga kedelai mengakibatkan bisnis mereka menjadi terganggu, bahkan banyak pengusaha tempe maupun kripik tempe menjadi mogok produksi pada 1-3 Januari 2021. Hal tersebut dikarenakan adanya kenaikan harga kedelai sebagai bahan baku tempe.Â
Kedelai merupakan bahan baku utama pembuatan tempe dan pemegang persentase dalam biaya produksi sehingga terjadi kenaikan harga kedelai menyebabkan para pengrajin tempe dan keripik tempe mengalami kesulitan dalam menjalankan usahanya. Kenaikan harga tempe dipasaran menyebabkan daya beli masyarakat akan tempe mengalami penurunan sehingga permintaan akan tahu juga menurun. Permintaan tempe yang mengalami penurunan disebabkan oleh adanya para pengrajin tempe mengurangi jumlah peoduksinya dan melakukan penaikan harga jual.Â
Peningkatan harga kedelai impor beberapa bulan lalu mengakibatkan home industri tempe serentak untuk mogok produksi tempe untuk beberapa hari. Hal itu disebabkan karena modal yang dimiliki para pengusaha tempe terbatas untuk membeli bahan baku tempe akibat fluktusi harga kedelai otomatis harus menambah biaya produksi.Â
Industri tempe memang seringkali menghadapi permasalahan kenaikan harga. Harga kedelai yang digunakan sebagai bahan baku cenderung naik sedangkan harga tempe di pasar susah untuk naik. Adanya permasalahan harha bahan baku yang terus meningkat para pengrajin tempe dan kripik tempe dapat terus tumbuh dan bersaing dengan produsen lain.
Produksi kripik tempe ada peran bahan baku utama lainnya yaitu minyak goreng. Minyak goreng merupakan salah satu komiditas bahan pokok yang bersifat multiguna. Kedua sifat tersebut membuat minyak goreng menjadi salah satu komoditas yang mempunyai peran yang penting dalam perekonomian Indonesia. Lonjakan harga minyak goreng ibarat di pasaran menjadi hantaman baru bagi para home industri setelah sebelumnya terimbas karena adanya pembatasan selama pandemi.Â
Selain harga sawit yang naik, kenaikan minyak goreng kemasan juga ikut naik dikarenakan stok minyak yang sedikit terlebih lagi minyak curah juga susah didapatkan di pasaran. Kenaikan harga akan berdampak kepada para konsumen pengguna minyak goreng, baik konsumen industri terutama industri pengolahan makanan berskala kecil maupun menengah ataupun konsumen rumah tangga.Â