"Ohh, maaf.... Maksudku..."
"Tidak apa-apa. Aku hanya bercanda."
"Tidakkah kamu mau pindah agama demi keselamatanmu?"
"Petronella, pada saat di pantai maksutku saat itu ingin melamarmu. Tetapi aku tahu bahwa pendirianmu kuat. Pindah agama pun aku tetap tidak dapat memilikimu. Kamu telah mengajarkan ku arti kesetiaan. Maka biarkan aku sama kuatnya dengan batu karang ini. Aku ingin menegakkan Islam di atas namaku."
"Achmed, dalam tradisi Kristen mereka yang mati mempertahankan imannya disebut martir kudus. Dialah yang menerima mahkota surga dan kini kamu telah menjadi martir bagi agamamu." Petronella mulai menitikkan air mata keharuannya.
"Allah yang kita sembah sama bukan? Kita hanya berbeda jalan. Kau melalui jalan Kristen dan aku jalan Islam. Namun tetap tujuan kita adalah sama yaitu Sang Pencipta. Surga yang sedang kita tuju juga sama, aku akan pergi ke sana mendahului kamu. Aku menunggumu. Aku mencintaimu."
"Aku juga mendoakanmu."
"Kurasa sekarang Tuhan Yesus dan Nabi Mohamad sedang tersenyum dan saling menjabatkan tangan saat melihat kita. Petronella besok aku akan bertemu mereka, akan banyak pertanyaan dariku untuk mereka. Aku juga akan menyampaikan salammu untuk mereka."
"Amin Achmed.. Amin"
Petronella tak kuasa. Air mata yang dari tadi hanya  menetes kini bagaikan hujan pertama. Ia tak tega melihat Achmed di samping itu ia pun kagum pada sifat ksatriannya.
Malang, 17 Oktober 2020