Bonus ini menjadi salah satu nilai bonus tertinggi yang pernah diberikan pemerintah kepada atlet sepanjang sejarah Indonesia.
Namun tidak hanya para atlet yang meraih medali emas saja, peraih medali perak dan perunggu baik perseorangan, ganda dan grup serta pelatih dan asisten pelatih pun mendapatkan bonus yang menggiurkan sesuai dengan ketetapan PERMENPERA nomor 63 tahun 2018.
Pencak Silat: lumbung emas dan kesuksesan yang memicu protes
Kesuksesan Indonesia dalam mendulang medali emas pun tidak terlepas dari salah satu cabang olahraga yang diunggulkan Indonesia yakni Pencak silat.
Melalui cabang olahraga Pencak Silat, Indonesia berhasil memperoleh 14 medali emas, hampir setengah dari total keseluruhan medali emas yang didapatkan Indonesia.
Keempat belas medali emas yang disumbangkan Pencak Silat berhasil mendepak Iran yang sudah bertengger di posisi nomor empat sejak awal perhelatan ASIAN games 2018 dimulai menjadi turun ke posisi nomor lima.
Keberadaan Posisi Indonesia yang kini berada pada posisi nomor empat di ASIAN games 2018, ternyata menuai banyak protes.
Protes paling keras dilakukan oleh Malaysia diikuti Iran pada cabang olahraga Pencak Silat yang pertama kali dipertandingkan di ASIAN games 2018.
Tak hanya itu, beberapa atlet dari Vietnam, Thailand, dan Singapura juga merasa adanya keputusan juri yang kurang tepat dalam menetapkan poin saat pertandingan ketika mereka diwawancara seusai bertanding.
Tuduhan adanya kecurangan dilancarkan oleh tim official Malaysia setelah pertandingan pada kelas E 65kg-70kg dimana saat itu juara dunia pencak silat dari Malaysia, Mohd Al Jufferi Jamari berhadapan dengan pesilat Indonesia Komang Adi Putra.
Tepat dua detik sebelum ronde terakhir berakhir, Jufferi pesilat malaysia menyatakan WO. Keputusan Jufferi untuk melakukan WO pada 2 detik sebelum pertandingan berakhir disarankan oleh tim official Malaysia karena dugaan kecurangan yang dilakukan oleh dua juri dalam pertandingan pencak silat tersebut.