Mohon tunggu...
Dirk Novel Alfareza
Dirk Novel Alfareza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktif

Veritas Vos Liberabit

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tawuran Menodai Esensi Pancasila? Mari Cegah!

27 Januari 2022   01:35 Diperbarui: 27 Januari 2022   01:43 2717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Juga Pemerintah bisa membuat aplikasi semacam Peduli Lindungi, namun dalam hal ini aplikasi yang berisi pedoman pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Jadi melalui penyuluhan yang menyesuaikan teknologi masa kini, diharapkan terjadi peningkatan efektivitas dalam menanam nilai-nilai Pancasila bagi setiap keluarga, sehingga para keluarga lebih berpotensi dalam menanamkan pendidikan Pancasila bagi anak-anaknya untuk mengurangi potensi terjadinya tawuran.

Sekarang, bagaimana sisi "Proses" dari teori Jurnal Megawanti tersebut terimplikasi dalam usaha Preventif (Pencegahan) terhadap perilaku anak-anak muda yang menyimpang seperti tawuran?

Jika bicara sisi Proses, artinya ada pelaksanaan kurikulum dalam kegiatan belajar mengajar oleh para tenaga pendidik di lembaga-lembaga pendidikan, maka di sini adalah baik jika pemerintah memberi mata pelajaran pendidikan Pancasila secara khusus di sekolah-sekolah. 

Menurut sumber dari sini(Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang), pada tahun 2001 mata Pelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) telah diganti menjadi Mata Pelajaran Kewarganegaraan, tanpa Pancasila (PKN). Sejak tahun itu, Pancasila seolah hanya menjadi hiasan dinding di kantor-kantor pemerintah dikarenakan tumbuhnya iklim demokratis yang berkembang pasca-berakhirnya kekuasaan Orde Baru di mana hak politik setiap warga negara dihargai, aspirasi dapat disampaikan dengan bebas di tengah hiruk pikuk eforia politik dan reformasi di semua bidang, maka tuntutan untuk mereformasi Pendidikan Pancasila yang dianggap buah dari Orde Baru tak terelakkan. Jadi sangat perlu bagi pemerintah untuk mengkhususkan porsi pendidikan moral Pancasila dengan merombak kurikulum yang ada sekarang, bukan hanya secara teori tetapi juga dengan prinsip belajar lapangan, tidak hanya terbatas dalam teori saja, sehingga para peserta didik terhindar dari pelanggaran terhadap nilai-nilai Pancasila, seperti halnya tawuran.

Setelah kita memahami ide-ide Preventif (Pencegahan) dalam sisi Input dan sisi Proses, maka lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia pasti akan meluluskan individu-individu yang berbobot moral Pancasila, dalam hal ini sisi "Output" yang baik. Lulusan-lulusan demikian akan menjadi pencegah-pencegah kemungkinan pelanggaran atau lunturnya nilai Pancasila di generasi-generasi muda berikutnya. Jadi, ketika sisi Input dan Proses telah dikerjakan dengan baik dengan cara Preventif, maka hasil dari sisi Outputnya pasti juga baik. 

C. Ide-ide Persuasif Demi Pencegahan

    Terkait dengan masalah Pendidikan Moral Pancasila bagi anak-anak muda, maka juga perlu ada pendekatan secara khusus, saya pribadi menyebutnya "Bagi Hidup". Izinkan saya memandang dari kacamata kekristenan. Dalam gereja tempat saya berjemaat dan bertumbuh, saya biasa bersekutu dengan saudara-saudara seiman, di sini kami saling bercerita mengenai cara-cara menjangkau anak-anak muda yang kehilangan arah hidup, yakni mereka yang seringkali terlibat dalam pelanggaran moral Pancasila seperti halnya tawuran. 

Dalam tuangan ide-ide dari diskusi kami, kami sepakat untuk tetap menggunakan media sosial sebagai sarana penjangkauan anak-anak muda yang kontekstual di masa kini, melalui langkah penyebaran kontent, lalu terjadi dialog ramah yang ujungnya membawa anak-anak tersebut memberi diri untuk terbuka atas masalah-masalah mereka kepada kami. Dengan ini kami menanamkan prinsip-prinsip pengajaran Pancasila yang sesuai dengan ajaran Kitab Suci.

 Lalu bila kita meninjau dari tindakan yang bisa dilakukan oleh Pemerintah untuk melawan lunturnya nilai-nilai Pancasila di kalangan anak-anak muda Indonesia, maka pemerintah bisa mengirim bantuan kuota dan fasilitas belajar bagi peserta didik dalam proses dialog langsung melalui acara atau seminar yang diadakan Pemerintah di sekolah-sekolah. Jadi langkah persuasif ini berpotensi membawa generasi muda lebih merasa diperhatikan oleh kasih sayang dari sesamanya demi pengamalan nilai-nilai Pancasila, sehingga menghindari kasus tawuran yang sering terjadi. 

D. Ide-ide Represif Demi Pencegahan

Sebenarnya tindakan dari ide-ide represif guna meminimalisir kasus-kasus pelanggaran dalam pengamalan nilai-nilai Pancasila sudah berlangsung hingga kini. Namun strategi yang bisa dilakukan dalam konteks anak-anak muda sebaiknya lebih ditargetkan kepada para pendidik, yakni orang tua dan guru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun