Mohon tunggu...
Dirk Novel Alfareza
Dirk Novel Alfareza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aktif

Veritas Vos Liberabit

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tawuran Menodai Esensi Pancasila? Mari Cegah!

27 Januari 2022   01:35 Diperbarui: 27 Januari 2022   01:43 2717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Apa Saja Sila-sila yang Dilanggar? 

Menjawab masalah mengenai tawuran ini, apa saja sila-sila yang dilanggar dalam Pancasila? Saya lebih melihat bahwa kasus tawuran ini pada hakekatnya telah melanggar keseluruhan nilai dari setiap sila terkait esensi dalam Pancasila. Yakni:

1. Ke-Tuhanan yang maha esa

Kasus tawuran ini merupakan tindakan yang mencerminkan orang-orang yang tidak taat terhadap ketetapan Sang Ilahi, sebab tindak kekerasan telah menjadi gambaran orang-orang yang tidak mengenal Sang Khalik. Identitas Sang Khalik adalah "kasih", dasar ajaran dari berbagai agama yang telah diakui dan telah di resmikan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada dasarnya mengajarkan kasih dan kedamaian serta keharmonisan dengan sesama manusia, juga mengajarkan kehamornisan bagi alam. Ketika tawuran berlangsung, tentu melahirkan banyak korban jiwa seusai kobaran ekspresi kebencian antar manusia di dalam aktivitas tawuran tersebut. 

Jadi adalah mutlak bila kita semua sebagai manusia yang mempercayai adanya Tuhan bertekad untuk mengikuti jalan Tuhan yang kita yakini untuk memandang bahwa tragedi tawuran pada hakekatnya telah melanggar nilai dari sila pertama Pancasila, melanggar artinya melunturkan sehingga pelanggaran yang melunturkan esensi dari sila pertama ini bila tidak segera diatasi bisa berdampak bagi kehancuran pondasi utama bangsa Indonesia di masa depan, yakni tergesernya nilai-nilai Pancasila.

2. Ke-Manusiaan yang Adil dan Beradab Kemanusiaan

Artinya cara pandang atau sikap atau pola pikir atau perspektif dari seorang ke orang lain yang berimplikasi di dalam tindakan-tindakannya dalam kehidupan. Tindakan tersebut bisa melibatkan perkataan, perbuatan, dan keputusan. Ketika tawuran berlangsung, maka 3 tindakan ini (perkataan, perbuatan, dan keputusan) ini berlangsung dengan tidak beradab, tidak manusiawi, sebab perkataan yang dilontarkan pasti selalu berdasarkan sikap hati atau motivasi hati yang kotor, yang ingin mencelakakan orang-orang yang dianggapnya sebagai musuh, juga cacian dan hinaan tentu mewarnai berlangsungnya tawuran, lalu perbuatan para pelaku tawuran tentu dilakukan dengan menyakiti sesama mereka karena ada kekerasan, dan yang terakhir ada keputusan di mana para pelaku tawuran telah mengambil keputusan untuk mengacaubalaukan kedamaian masyarakat, juga mengacaubalaukan lingkungan tempat tinggal. 

Jadi sudah jelas bahwa tawuran ini telah melanggar sila kedua dari Pancasila yang berujung pada rusaknya kedamaian hidup di lingkungan masyarakat karena telah menunjukan secara terang-terangan tindakan yang tidak berperikemanusiaan. 

3. Persatuan Indonesia

    Berita tentang tawuran di atas merupakan contoh jelas bagaimana ekspresi perpecahan dari sesama anggota warga negara Republik Indonesia terjadi. Seharusnya nilai pancasila ketiga ini memberikan realita masyarakat yang bersatu, bukan terpecah, saling membenci sehingga saling menyerang. Jadi berdasarkan laporan tentang berita tawuran di atas, sudah sangat jelas bahwa kenakalan ini merupakan tindakan yang melunturkan esensi Pancasila, dalam hal ini sila ke-3.  

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan Ketika orang-orang mulai mengedepankan ego masing-masing, maka kelompokkelompok yang memiliki ego yang sama dengan perspektif yang sama, juga dengan tujuan yang sama rela mengorbankan ketertiban umum atau keharmonisan kehidupan di suatu lingkungan. Kelompok-kelompok ini mengambil langkah yang tidak bijak dengan tawuran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun