" Iya Damar...terima kasih sudah bantu simbok disini, seandainya ada waktu dilain kesempatan...datanglah kesini lagi. Ada sesuatu yang ingin simbok berikan padamu. Tidak saat ini...tapi nanti saat kamu sudah menjadi Damar baru, doakan simbok panjang umur ya nak ", simbok berujar dengan menitikkan air mata.
Tak terasa air mataku menetes, rasa haru menyelimuti dilubuk hati.
" Nggih mbok...Damar mohon pamit, minta doanya agar perjalanan saya bersama Bang Jenggo lancar. Mbok sehat selalu nggih." begitu pintaku.
Kamipun berjalan meninggalkan warung Mbok Yem di puncak Lawu, diantar dengan senyum sederhananya.
Pagi masih cerah tapi kabut masih saja bermain diujung daun. Perlahan kami langkahkan kaki menyusuri rute kearah Cemoro Kandang.
Sesekali kami berhenti hanya sekedar untuk menikmati pemandangan, rasanya enggan untuk meninggalkan kedamaian disini. Tapi apa mau dikata, aku masih punya impian dan hidup yang bermanfaat musti terus berjalan.
(dn) yang selalu menyalakan mimpi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H