Setiap ibu pasti pernah merasakan bimbangnya membawa atau meninggal anak ketika melaksanakan ibadah. Jika ditinggal, khawatir terjadi sesuatu pada anak. Sementara jika dibawa ke masjid misalnya, tak menutup kemungkinan anak akan mengganggu jamaah lainnya. Disinilah kemudian ibu sebagai penenang anak dan diri sendiri mulai banyak belajar.
Belum lagi, seorang ibu tentu juga adalah madrasah pertama untuk anak-anaknya. Ia kemudian yang mengajarkan buah hatinya untuk mulai berpuasa. Dari yang awalnya setengah hari, hingga mampu dan sanggup berpuasa satu hari penuh.
3. Tidur Lebih Larut, Bangun Lebih Pagi
Di bulan Ramadan, jika ditanya siapa yang tidur paling malam dan bangun paling pagi, mungkin kebanyakan jawabannya adalah ibu.
Jika waktu bisa dibeli dan diperpanjang lebih dari 24 jam, maka yang paling cepat membelinya adalah para ibu. Tidur 6-7 jam hanya tinggal kenangan masa remaja.
Coba tengoklah ibu kita pada malam hari. Mungkin saat Anda sedang asyik memainkan gawai, ibu justru masih sibuk di dapur, entah membereskan perkakas yang digunakan saat makan malam, atau bahkan menyiapkan bahan-bahan untuk sahur nanti.
4. Atur Keuangan Keluarga Sampai Hari Raya
Mengatur kondisi finansial keluarga di saat Ramadan bisa jadi sebuah hal yang menantang. Memang betul bahwa bisa jadi ada tambahan rezeki melalui jatah tunjangan hari raya, namun hasrat untuk menghabiskannya juga meninggi.
Walau begitu, sebagai bendahara keluarga, seorang ibu tentunya harus cerdas membagi-bagi pengeluaran menjadi efektif, sehingga keuangan keluarga tetap bisa dinilai sehat.
5. Membangun Suasana Hangat di RumahÂ
Ibu adalah orang pertama yang selalu mengetahui kabar semua orang di rumah. Ingat ketika Anda pulang terlalu malam, siapa yang dahulu selalu menelepon sambil menunjukkan rasa khawatirnya, dan selalu marah ketika tidak dikabari?