Dimulainya masa transisi atau perpindahan Pemerintahan yang berlangsung mulai tahun 1998, Dikarenakan rakyat merasa Pergantian pemerintahan dari Order Baru ke Order Reformasi memberikan harapan bahwa demokratisasi di Indonesia telah dimulai dan keadaan Bangsa Indonesia semakin membaik. Namun pada kenyataannya kondisi Indonesia saat krisis ekonomi sejak tahun 1997 belum Membaik masih banyaknya permasalahan penegakan hukum, keadilan, dan kepastian Hukum. Akibatnya, sering terjadi kesalahpahaman atau bentrokan antara mahasiswa dan masyarakat dengan aparat pemerintah baik TNI maupun Polri serta terjadi peristiwa-peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran hak asasi manusia.
Pada saat Naiknya BJ. Habibie sebagai presiden menggantikan Soeharto, telah mengundang berbagai perdebatan hukum dan kontroversial. Hal itu dikarenakan Soeharto menyerahkan secara sepihak, walaupun sudah sesuai dengan kebijakan konstitusi yang ada, Sebagian rakyat prodemokrasi menganggap Habibie sebagai bagian dari produk Orde Baru sehingga mereka tidak mengakui pemerintahan Bacharuddin Jusuf Habibie dan tidak percaya dengan para anggota DPR/MPR Orba. Pada bulan November 1998 pemerintahan transisi Indonesia mengadakan Sidang Istimewa untuk menentukan pemilu berikutnya dan membahas agenda-agenda pemerintahan yang akan dilakukan.
Hal itu menimbulkan respon di kalangan Mahasiswa dan masyarakat yang menolak Sidang Istimewa 1998 yang dinilai inkonstitusional dan meminta Presiden untuk mengatasi krisis ekonomi kembali direspon aparat lewat penembakan dengan Peluru tajam serta menentang Dwifungsi ABRI/TNI karena dwifungsi menjadi penyebab bangsa Indonesia tak Pernah bisa maju sebagaimana mestinya.Â
Rakyat terus mendesak untuk menyingkirkan Militer dari politik serta pembersihan pemerintahan dari orang-orang Order Baru. Selama berlangsungnya Sidang Istimewa tersebut masyarakat dan Mahasiswa gencar melakukan demonstrasi memenuhi jalan-jalan di Jakarta mereka menyuarakan protes terhadap pemerintahan Bacharuddin Jusuf Habibie bahkan sampai di kota-kota besar lainnya di Indonesia.
KRONOLOGI TRAGEDI SEMANGGI I
Pada tanggal 11 November 1998, hari Pertama Mahasiswa dan masyarakat berdemonstrasi, Ratusan ribu mahasiswa dan masyarakat bergerak menuju gedung DPR/MPR , massa mulai bergerak dari Jalan Salemba lalu saat di Kompleks Tugu Proklamasi para demonstran bentrok dengan PamSwakarsa, kelompok sipil bersenjata yang dibentuk khusus untuk membendung aksi mahasiswa dan mengamankan berlangsungnya SI MPR 1998.Â
Selain itu banyak yang berasal dari arah Semanggi, Slipi dan Kuningan. Namun karena pengawalan yang sangat ketat oleh aparat keamanan yaitu TNI, Brimob dan Pamswakarsa. D saat itu tidak ada satupun demonstran yang Berhasil menembus ke gedung DPR.
Lalu pada malam harinya, terjadi bentrok dengan aparat keamanan di daerah Slipi yang membuat puluhan mahasiswa terluka Sehingga harus dilarikan masuk rumah sakit dan banyak sebagian mahasiswa dievakuasi sementara ke Universitas Atma Jaya. Bahkan saat itu ada seorang pelajar mengalami luka berat hingga meninggal dunia karena bentrokan tersebut. Pada keesokan harinya, 13 November 1998 Massa demonstran mulai menyebar ke area Semanggi dan sekitarnya, diperkirakan Jumlah masyarakat dan mahasiswa yang bergabung mencapai 25 ribu orang.
Sejak Malam hari aparat sudah menghadang jalan Sudirman, dan hingga siang jumlah aparat semakin banyak untuk menghadang laju mahasiswa dan masyarakat. Saat itu para demonstran telah dikepung dari dua arah sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dengan menggunakan kendaraan lapis baja yang bergerak untuk membubarkan massa. Saat itu seluruh aparat menembakan peluru hampa secara serentak, ketika ribuan mahasiswa sedang duduk di jalan sehingga beberapa mahasiswa tertembak dan meninggal seketika di jalan.Â
Hal tersebut menimbulkan bentrokan fisik antara aparat dengan mahasiswa tak terhindarkan, mahasiswa berusaha melempari petugas dan Aparat semakin membabi buta menembaki para demonstran. Mahasiswa berusaha berlindung ke dalam kampus Universitas Atma Jaya dan menolong mahasiswa serta masyarakat yang terluka.
Kondisi makin terasa mencekam Peristiwa pembubaran tersebut diwarnai ledakan gas air mata dengan Penembakan keji secara terus menerus sampai dini hari di kawasan Semanggi dan bahkan dalam kampus Atma Jaya sehingga sehingga banyak korban berjatuhan, beberapa mahasiswa tertembak, terluka dan bahkan meninggal seketika di jalan. Peristiwa tersebut dikenal dengan Semanggi I yang menjatuhkan korban yang meninggal mencapai 17 orang.