Pada tahun 1997 Indonesia mengalami krisis moneter terjadinya penurunan nilai mata uang Rupiah terhadap dolar, harga barang barang meningkat tajam dan tidak terjangkau oleh Masyarakat sehingga terjadilah krisis ekonomi, harga bahan-bahan pokok naik dan keberadaannya langka, Pekerjaan sulit didapat, pengangguran bertambah, angka putus sekolah meningkat.
Akibatnya pengangguran dan kemiskinan meningkat drastis, bahkan terjadi inflasi yang Tinggi. Krisis ekonomi ini menggoyahkan rezim Presiden Soeharto yang memang legitimasi Politiknya sudah semakin melemah. Krisis ini memperlihatkan Secara nyata praktik KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) dalam pemerintah masa orde baru.
BERAKHIRNYA MASA ORDE BARU
Di bawah kekuasaan Soeharto, Indonesia berada dalam suatu sistem Kepemimpinan militeristik yang otoriter dan sentralistis serta Orde Baru bukan demokrasi yang Semestinya, melainkan demokrasi rekayasa. Kondisi perekonomian Indonesia yang semakin Memburuk merupakan kegagalan IMF di Indonesia yang tidak menjalankan tugas dan fungsinya.Â
Kegagalan IMF sebenarnya bukan saja karena Memberikan diagnosa dan resep yang salah terhadap Krisis ekonomi Indonesia bukan juga kesalahan dalam membaca peta sosial politik Indonesia tapi IMF Menginginkan adanya pergantian kepemimpinan di Indonesia. Pada masa Orde Baru, kehidupan politik sangat represif, yaitu adanya tekanan yang Kuat dari pemerintah terhadap pihak oposisi Atau orang-orang yang berpikir kritis.
Saat itu keadaan sebagian besar rakyat semakin sulit menghadapi tekanan ekonomi dan semakin Menyadari terjadinya ketimpangan ekonomi yang dianggap hanya menguntungkan sebagian Pihak. Pemerataan dan keadilan dinilai belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat Karena sistem ekonomi yang berlaku cenderung bersifat monopolistik dan hanya Menguntungkan kelompok tertentu terutama para konglomerat dan pihak-pihak yang Dianggap dekat dengan kekuasaan.Â
Sehingga hal tersebut menimbulkan ketidakpuasan dan kekecewaan masyarakat Terhadap pemerintahan Soeharto, rakyat sipil maupun mahasiswa melakukan protes menuntut Soeharto mundur dari jabatan presidennya serta menuntut adanya reformasi dalam sistem pemerintahan Indonesia.
Terjadinya kerusuhan dan tragedi berdarah akibat pemerintah tidak mendengar aspirasi rakyat sehingga menimbulkan amarah massa secara spontan Berupa penjarahan, pembakaran, dan pemerkosaan etnis Tionghoa dalam jumlah yang sangat Besar yang terjadi di pelosok kota Jakarta dan kota besar lainnya di Indonesia. Adanya Insiden Trisakti yang menewaskan empat mahasiswa serta maraknya kerusuhan sosial yang berlangsung berturut-turut meruntuhkan legitimasi Orde Baru yang masih tersisa.Â
Berbagai Tekanan politik mahasiswa yang menduduki gedung parlemen, Tuntutan fraksi-fraksi DPR/MPR, ketua DPR/MPR, Harmoko yang menuntut supaya Presiden Soeharto untuk mengundurkan diri, ditambah pengunduran diri 14 Menteri Anggota kabinet, membuat Soeharto tidak mempunyai pilihan lain selain mundur pada Tanggal 21 Mei 1998 dari jabatan Presiden. Sehingga Berakhirnya masa orde baru dan adanya penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie.
LATAR BELAKANG TRAGEDI SEMANGGI I