Mohon tunggu...
Dipo AdhiNugroho
Dipo AdhiNugroho Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

gemar menulis

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pembangunan IKN, Program MEF, dan Realita Fiskal Indonesia

4 Juli 2022   21:40 Diperbarui: 4 Juli 2022   22:00 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pembangunan IKN, Program MEF, dan Realita Fiskal Indonesia

Pada awal tahun 2022, pemerintah Indonesia menggagas satu mega proyek yaitu IKN Nusantara. IKN Nusantara merupakan kota baru yang dirancang untuk menggantikan Jakarta sebagai ibu kota negara. 

IKN Nusantara ditargetkan untuk bisa beroperasi pada tahun 2024. Mega proyek IKN ini bergabung dengan mega proyek lainnya seperti kereta cepat Jakarta-Bandung, jalan TOL Trans-Sumatera, dan kilang minyak di Bontang, Kalimantan Timur dan ekspansi kilang Tuban, Jawa Timur.  

Pemerintah menargetkan tahap pertama pembangunan IKN Nusantara untuk selesai pada tahun 2024. Tujuan utama dibuat IKN Nusantara adalah menggantikan Jakarta sebagai ibu kota negara yang diperkirakan untuk tenggelam pada tahun 2030. Jakarta direncanakan untuk diubah menjadi kota pusat bisnis dan ekonomi Indonesia. 

Program Minimum Essential Force (MEF) merupakan program modernisasi kekuatan TNI yang digagas oleh Kementerian Pertahanan pada tahun 2009 dan mulai dijalankan pada tahun 2010. MEF merupakan program jangka panjang berdurasi 15 tahun. MEF dibagi menjadi 3 tahap, MEF 1 pada tahun 2010-2014 lalu MEF 2 pada tahun 2015-2019 dan terakhir MEF 3 tahun 2020-2024.  

Pencapaian MEF pada akhir MEF 2 hanya mencapai 63,19% dari 75,54% ditargetkan oleh Kementerian Pertahanan. Pada awal tahun 2020 yang merupakan awal dari MEF 3, Menteri Pertahanan Indonesia mengejutkan rakyat Indonesia dengan rencana pemenuhan MEF. 

Rencana ini mengejutkan karena Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, mengajukan rencana pinjaman sebesar $125 miliar atau Rp 1,7 Kuadriliun demi pemenuhan program MEF.  

Pada Maret 2020, Indonesia secara resmi mengalami pandemi COVID-19. Pemerintah memutuskan untuk memberlakukan PSBB untuk membatasi mobilitas masyarakat. Kebijakan PSBB juga berimbas pada kondisi perekonomian Indonesia. Pusat perekonomian seperti pasar dan mal perbelanjaan ditutup sehingga menyebabkan perekonomian Indonesia melemah dan akhirnya jatuh tersungkur. 

Kebijakan PSBB yang diganti menjadi PPKM pada tahun 2021 tidak memberikan perekonomian Indonesia angin segar yang diperlukan. 

Anggaran membengkak guna membantu masyarakat melewati pandemi dan agar roda kepemerintahan tetap berjalan. Pengeluaran pemerintah melebihi batas yang disanggupi APBN yang menyebabkan APBN Indonesia mengalami defisit.  

Realita fiskal Indonesia pada tahun 2022 masih belum terlalu bagus. Indonesia masih dalam fase pemulihan pasca pandemi walaupun perekonomian Indonesia tahun 2022 jauh lebih baik dibanding tahun sebelumnya namun pemulihan ekonomi masih berjalan dan belum selesai. 

APBN Indonesia pada tahun 2022 masih defisit sebesar 3% dan pendapatan pemerintah masih kurang banyak. Permasalahan ini jelas merupakan suatu tantangan besar untuk IKN dan MEF karena anggaran yang tersedia tidak banyak. 

Pembangunan IKN mengalami masalah ketika SOFBANK bank asal jepang menarik diri dari proyek tersebut. Pemerintah mengalami kesulitan untuk mendapatkan pihak untuk mendanai pembangunan IKN Nusantara. 

Program MEF juga terkendala dari kurangnya anggaran yang tersedia. Kementerian Pertahanan menargetkan untuk bisa menyelesaikan MEF 3 dengan pencapaian 100%. Untuk mencapai pencapaian 100%, Kementerian Pertahanan sudah memberikan Daftar Rancangan Pinjaman Luar Negeri kepada Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Negara (PPN) atau BAPPENAS. 

Kenyataan yang dihadapi oleh kementerian pertahanan adalah Daftar Prioritas Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah (DRPPLN-JM) yang diterbitkan oleh Kementerian PPN hanya sebesar $2 miliar yang tidak mencukupi kebutuhan Kementerian Pertahanan. 

Lawatan Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahan Prabowo Subianto pada Jumat, 1 Juni 2022 merupakan angin segar untuk IKN dan MEF. 

Dalam pertemuan itu Indonesia dan Uni Emirat Arab menyetujui IUAE-CEPA (Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement) dan kontrak pengadaan kapal berjenis LPD 163M untuk angkatan laut UEA. Pertemuan antara Indonesia dan UEA juga disinyalir membahas pendanaan untuk pembangunan IKN dan program MEF. 

Indonesia dikatakan membeli 14 unit pesawat tempur Dassault Mirage 2000-9 dan Mirage 2000-5 dari UEA dan Qatar. Pembelian ini membantu dalam pemenuhan program MEF. 

Uni Emirat Arab dan Qatar dikatakan sebagai calon paling kuat pemberi pendanaan pembangunan IKN dan pinjaman luar negeri program MEF sebagai pembiayaan berbagai kontrak pembelian Alutsista baru tahun 2020-2024. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun