Mohon tunggu...
Dionisius Yuan Stefanus
Dionisius Yuan Stefanus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Seorang mahasiswa program studi ilmu komunikasi yang tertarik dalam bidang kepenulisan dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Menjadi Pendidik (Tidak) Sekadar Mengajar: Sebuah Resensi Novel Pertemuan Dua Hati

25 Desember 2023   00:57 Diperbarui: 25 Desember 2023   00:58 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampul dari novel ini menarik para pembaca untuk membacanya karena gambar dari novel ini terlihat ada seorang perempuan dewasa yang memegang pundak seorang anak kecil dengan tatapan percaya dengannya. Kemudian ketika membaca sinopsis singkat di bagian belakang menambah ketertarikan pembaca dan memunculkan pertanyaan bagaimana bisa seorang murid yang sangat nakal dapat diubah dengan gaya seorang guru sementara hingga bisa berbuat baik dan naik kelas. 

Jika dilihat pada saat sekarang, para guru yang ada di Indonesia cenderung selesai sampai pada tahap bisa mengatasi segala permasalahan yang ada di kalangan para murid. Sebagian besar dari mereka tidak menyelesaikan tahap di mana cara pencegahan agar permasalahan di kalangan para murid tidak terulang atau muncul masalah baru. 

Tidak efektif rasanya apabila terlalu mengandalkan tenaga guru bimbingan konseling dalam menyelesaikan segala masalah atau mencegah permasalahan yang ada, kenapa tidak dari dalam diri sendiri dulu dan melakukan hal itu? Tenaga guru bimbingan konseling juga akan kesulitan dalam menghadapi semua masalah yang ada di sekolah. 

Para pendidik juga sebaiknya melakukan pendekatan satu per satu para muridnya seperti yang dilakukan oleh Bu Suci di mana ia melakukan pendekatan kepada para muridnya dan ternyata ada salah satu siswa yang bermasalah, dan dari pendekatan itulah ia mengerti betapa menderitanya Waskito yang jarang mendapat pujian, sering diberi apa pun tetapi jarang diberi kasih sayang, dan ia dititipkan kepada neneknya. Perjuangan Bu Suci mencerminkan sosok pendidik yang sebenarnya.

Dari segala alur cerita, pembawaan suasana yang bagus, dalam novel ini terasa ada yang kurang karena bahan kertasnya masih menggunakan kertas buram yang mudah lecek dan warnanya terkesan kusam, pula tekstur kertasnya yang agak kasar. Menurut saya lebih bagus lagi apabila cerita dalam novel ini mengambil sudut pandang orang ketiga serba tahu. Jika ini menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu akan semakin luas lagi ceritanya dan semakin kompleks. Novel ini tergolong tipis halamannya ketimbang novel-novel lain karya Nurhayati Srihardini Siti Nukatin atau akrab disebut Nh. Dini.

Secuil Saran Untukmu: Pentingnya Novel Pertemuan Dua Hati

Novel ini ditujukan bagi para pendidik, para orang tua dan para anak didik itu sendiri. Novel ini ditujukan bagi para pendidik agar mau mengubah gaya dalam mengajar agar semakin baik dan juga agar semakin memperhatikan para muridnya secara utuh dan menyeluruh tidak setengah-setengah agar dunia pendidikan di Indonesia semakin indah. 

Ada baiknya juga apabila para orang tua murid juga membaca novel ini karena berkenaan dengan pola asuh Anda kepada anak-anak Anda, apabila masih ada yang kurang baik, maka sebenarnya pola asuh Anda bisa diperbaiemakin baik lagi karena ini demi masa depan anak Anda dan juga demi masa depan generasi bangsa Indonesia. Novel ini juga ditujukan bagi para murid yang masih belajar pada jenjang sekolah hingga masuk ke perguruan tinggi, agar bisa melihat bagaimana perjuangan para pendidik yang sebenarnya dan sebagai para muridnya juga kita harus menghargai segala perjuangan para guru yang sudah menyiapkan materi, tugas, dan sudah menata argumennya yang baik. Sebagai anak didik kita harus menghargai dan berterima kasih kepada mereka para pendidik yang selalu setia menemani hingga generasi para penerus bangsa dapat bertumbuh kembang dengan baik secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun