Mohon tunggu...
din saja
din saja Mohon Tunggu... Seniman - Penyair, penulis esai dan sutradara drama

Senang melihat orang lain senang Susah melihat orang lain susah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Komunikasi Berbatas Tirai

17 Juli 2024   17:50 Diperbarui: 17 Juli 2024   19:17 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita tidak tahu, apakah pemakai istilah-istilah yang begitu banyak dalam suatu percakapan, menandakan bahwa manusia itu memiliki pengetahuan yang tinggi? Entahlah, kita tidak mengetahuinya. Akan tetapi, kita sering menemukan adanya komunikasi yang tidak lancer, bahkan tidak berjalan sama sekali, hanya karena bahasa komunikasi yang dipergunakan tidak sama maksud tujuannya.

Kemacetan-kemacetan

Kini kita semakin mengerti mengapa setiap manusia sering mengalami kemacetan dalam berkomunikasi? Ini karena memang setiap kita mempunyai pemikiran-pemikiran tersendiri, punya maksud-maksud dan keinginan tersendiri pula. Sehingga apa yang ingin disampaikan dalam suatu bahasa komunikasi justeru tidak pernah bertemu pemahaman-pemahamannya. 

Kita juga menyadari bahwa peristiwa seperti itu masih berada pada garis-garis kewajaran. Karena memang setiap manusia tidak akan mempunyai kesamaan pandangan maupun tujuan.

Dengan terjadinya kemacetan dalam suatu komunikasi, tentu hal ini tidak saja dijadikan alasan untuk menyatakan teman berkomunikasi kita tidak mengerti tentang kita, tidak mengerti apa-apa. Justeru kitalah yang semestinya menyadari sepenuhnya kondisi teman diskusi kita itu. Kalau tidak akan terjadi kesalahpahaman, bahkan akan terjadi stagnasi komunikasi. Akan ada tirai pembatas. Juga akan terjadi yang dinamakan (sering dituduhkan) sebagai generation gap -- ketimpangan antar generasi.

(Harian Serambi Indonesia, 12 Oktober 1994)

Disalin dari buku "Seulawah Antologi Sastra Aceh"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun