Kita tidak tahu, apakah pemakai istilah-istilah yang begitu banyak dalam suatu percakapan, menandakan bahwa manusia itu memiliki pengetahuan yang tinggi? Entahlah, kita tidak mengetahuinya. Akan tetapi, kita sering menemukan adanya komunikasi yang tidak lancer, bahkan tidak berjalan sama sekali, hanya karena bahasa komunikasi yang dipergunakan tidak sama maksud tujuannya.
Kemacetan-kemacetan
Kini kita semakin mengerti mengapa setiap manusia sering mengalami kemacetan dalam berkomunikasi? Ini karena memang setiap kita mempunyai pemikiran-pemikiran tersendiri, punya maksud-maksud dan keinginan tersendiri pula. Sehingga apa yang ingin disampaikan dalam suatu bahasa komunikasi justeru tidak pernah bertemu pemahaman-pemahamannya.Â
Kita juga menyadari bahwa peristiwa seperti itu masih berada pada garis-garis kewajaran. Karena memang setiap manusia tidak akan mempunyai kesamaan pandangan maupun tujuan.
Dengan terjadinya kemacetan dalam suatu komunikasi, tentu hal ini tidak saja dijadikan alasan untuk menyatakan teman berkomunikasi kita tidak mengerti tentang kita, tidak mengerti apa-apa. Justeru kitalah yang semestinya menyadari sepenuhnya kondisi teman diskusi kita itu. Kalau tidak akan terjadi kesalahpahaman, bahkan akan terjadi stagnasi komunikasi. Akan ada tirai pembatas. Juga akan terjadi yang dinamakan (sering dituduhkan) sebagai generation gap -- ketimpangan antar generasi.
(Harian Serambi Indonesia, 12 Oktober 1994)
Disalin dari buku "Seulawah Antologi Sastra Aceh"