Mohon tunggu...
din saja
din saja Mohon Tunggu... Seniman - Penyair, penulis esai dan sutradara drama

Senang melihat orang lain senang Susah melihat orang lain susah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Komunikasi Berbatas Tirai

17 Juli 2024   17:50 Diperbarui: 17 Juli 2024   19:17 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Memakai prinsip tidak ada yang benar selain dirinya sendiri, merupakan fenomena yang biasa pada masa kini. Ini tidak mengherankan dengan munculnya pemaksaan-pemaksaan untuk meyakinkan diri. Untuk itu, berbagai upaya dilakukan agar dapat berkomunikasi sambil meyakini pendapat sendiri.

Membangun komunikasi satu arah.

Dampak dari system komunikasi seperti ini akan melahirkan berbagai benturan serta konflik, intrik-intrik, intimidasi, maupun teror-teror. System komunikasi seperti itu tidak mengajarkan manusia berkepribadian sejati. Karena landasan pemikirannya tidak berada pada sesuatu di luar kekuasaan manusia, melainkan berada pada manusia berkekuasaan. Komunikasi seperti ini merupakan komunikasi terpimpin, komunikasi satu arah, dan komunikasi sepihak.

Komunikasi Khotbah

Di dalam system komunikasi yang baik, kedua-belah pihak yang berkomunikasi sebaiknya memiliki sifat-sifat memahami, menyadari dan mengerti terhadap situasi dan kondisi yang ada. 

Dengan dimilikinya ketiga sifat ini akan dapat mengambil manfaat dari kedua pihak yang sedang berkomunikasi. Sehingga yang mengarah pada sikap-sikap pelecehan serta yang mempunyai potensi bahwa lawan bicara sebagai sesuatu yang tidak tahu apa-apa dapat dihindari. Percakapan akhirnya dapat berlangsung dengan memperoleh hasil yang positif.

Dari berbagai tata-cara berkomunikasi, ada satu cara komunikasi yang datangnya dari satu pihak saja. Komunikasi itu lazim menyampaikan suatu aturan-aturan, kebenaran, nasehat dari sesuatu Yang Mutlak, di mana ketetapan-Nya tidak dapat dibantah atau dipungkiri lagi. Sang penyampai dapat berkomunikasi seperti itu lazimnya disebut juru dakwah. 

Juru dakwah dapat menyampaikan sesuatu itu secara sepihak, dikarenakan materi yang disampaikan bukan berdasar keputusan dari seseorang manusia manapun, tetapi dia berdasarkan pada Al-Qur'an dan Hadits.

Dari uraian dan penjelasan para pendakwah itu tidak lain merupakan penyederhanaan makna-makna kandungan Al-Qur'an dan Hadits itu sendiri, sehingga dapat dengan mudah dicerna bagi masyarakat awam.

Di dalam berkomunikasi setiap kita mesti menyadari siapa teman dialog kita itu. Dan harus pula dimengerti segala kekurangan dan kelebihan yang ada pada keduanya, serta bahasa komunikasi yang dipergunakan. Sebagaimana dikatakan Imam Khomeini bahwa, "Perbedaan pendapat yang terjadi antara berbagai kalangan disebabkan oleh kegagalan untuk saling memahami 'bahasa' masing-masing. Karena, masing-masing kalangan memiliki cara yang berbeda dalam mengungkapkan sesuatu".

Para juru dakwah, sebagai penyampai risalah kebenaran, hendaknya dapat memakai bahasa komunikasi yang gampang dimengerti. Sebab, yang penting dalam hal itu bukan bahasa komunikasinya, melainkan pengertian yang terkandung dapat tersampaikan dengan benar dan mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun