Mohon tunggu...
Patricia Dinda
Patricia Dinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Dipenogoro

sosial

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pentingnya Mengecek Rhesus

25 November 2017   19:33 Diperbarui: 25 November 2017   19:53 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Injeksi RhoGam tidak lagi diperlukan dalam kasus berikut:

  1. Kehamilan muda dibawah 7 minggu, kecuali pada kasus khusus tertentu.
  2. Janin juga memiliki rhesus negatif, hal ini dipastikan bila ayah janin juga memiliki rhesus negatif.
  3. Tubuh ibu telah memproduksi antibodi.
  4. Ibu pasti tidak akan hamil atau melahirkan lagi.

Bila kadar antibody yang ada dalam tubuh ibu sudah pada taraf tinggi, maka dokter pastinya akan menganjurkan penanganan khusus terhadap janin yang dikandung, yaitu dengan monitoring secara reguler dengan scanner ultrasonografi, guna meninjau masalah pada pernafasan dan peredaran darah, cairan paru-paru, atau pembesaran hati, yang merupakan gejala-gejala penderitaan bayi akibat rendahnya sel darah merah.

Alternative lainnya yang biasanya dilakukan medis adalah dengan melakukan pengecekan amniosentesis dengan berkala guna mengecek kadar anemia pada darah bayi. Pada kasus tertentu, kadang diputuskan untuk melakukan persalinan yang lebih awal, selama usia janin sudah cukup kuat untuk dibesarkan diluar rahim. Tindakan preventive ini akan segera diikuti dengan penggantian darah janin dari donor yang tepat. Hal ini dilancarkan supaya bayi masih bias hidup. Tindakan ini disebut exchange transfusion. 

Darah bayi yang ber-rhesus positif akan diambil pelan-pelan dan sekitar 400 ml darah ber-rhesus negative akan dimasukan melalui infus selama 15 jam atau lebih. Induksi persalinan juga akan dilakukan pada ibu yang belum mempunyai antibodi bila kehamilannya telah lewat dari waktu persalinan yang diperkirakan sebelumnya, untuk mencegah kebocoran yang tak terduga.

Pada kasus yang lebih parah, dimana janin belum cukup kuat untuk dibesarkan diluar rahim ibu, akan dilakukan transfusi darah terhadap janin yang masih dalam kandungan. Biasanya bila usia kandungan belum mencapai 30 minggu. Proses transfusi ini akan dimonitoring secara ketat dengan scanner ultrasonografi dan bisa diulang beberapa kali hingga janin mencapai ukuran dan usia yang cukup kuat untuk diinduksi keluar dari tubuh ibu. 

Setelah bayi lahir, ia akan mendapat beberapa pemerikasaan darah secara berkala guna memantau kadar bilirubin dalam darahnya. Bila diperlukan akan dilakukan phototerapi. Jika kadar bilirubin benar-benar membahayakan akan dilakukan penggantian darah dengan transfusi. Kadar cairan dalam paru-paru dan jantungnya juga akan diawasi dengan ketat, demikian juga dengan kemungkinan anemia.

Guna meminimalisir terjadinya bahaya eritroblastosis fetalis tersebut, lebih baik dilakukan pemantauan sejak dini. Dimulai dengan pengecekan rhesus sejak dini. Apabila terdapat kemungkinan munculnya ketidakcocokan pada golongan darah ibu dan anak, misalnya ibu dengan Rh-negatif dengan suami yang Rh-positif, sebaiknya dilakukan pemantauan berkala antibodi yang terbentuk dalam darah ibu sejak awal kehamilan pertama. 

Bila memungkinkan dapat dilakukan amniosintesis ataupun pengambilan darah janin sehingga golongan darah janin dapat diketahui. USG dapat juga dijadikan cara lain sebagai pemantauan untuk mendeteksi adanya hidrop fetalis. Untuk kehamilan kedua ibu yang janinnya mengalami eritroblastosis fetalis pada kehamilan pertama, sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter sesegera mungkin.

Maka dari itu sangat penting melakukan pengecekan jenis rhesus yang kita miliki, untuk mencegah komplokasi komplokasi yang masih meungkin terjadi. Eritroblastosis mungkin tidak dapat disembuhkan. Namun masih ada banyak cara lain untuk meminimalisir efeknya. Sekian dari saya , semoga artikel saya bisa membantu anda. HAVE A NICE DAY ALL!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun