Mohon tunggu...
Patricia Dinda
Patricia Dinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Dipenogoro

sosial

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pentingnya Mengecek Rhesus

25 November 2017   19:33 Diperbarui: 25 November 2017   19:53 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu dan janin sendiri memiliki sirkulasi darah berbeda yang terpisah. Aliran darah akan bertemu dekat dengan plasenta, yang hanya dibataskan satu helai sel yang tipis. Kondisi ini memungkinkan bila terjadi kebocoran kecil darah janin kedalam sirkulasi darah ibu, sehingga darah ibu tercampur sedikit demi sedikit dengan darah janin. Bila seorang ibu dengan rhesus negatif mengandung bayi dengan rhesus positif, maka darah janin yang mengandung antigen-D, masuk ke dalam darah ibu yang tidak mengandung antigen-D. 

Karena perbedaan ini, tubuh ibu mengisyaratkan adanya benda asing yang masuk dalam darah. Tubuh ibu kemudian memproduksi antibodi untuk menghancurkan benda asing yang beredar dalam darah tersebut. Tubuh ibu akan terus menghasilkan antibody sedikit demi sedikit sejumlah antigen bayi yang masuk ke sirkulasi darah ibu. Hal ini akan berhenti apabila bayi telah dilahirkan.

Produksi antibodi ini sama seperti produksi antibodi kebanyakan manusia bila ada zat asing dalam tubuh, seperti misalnya produksi antibodi ketika seseorang diimunisasi cacar. Sehingga sekali antibodi tercipta, maka antibodi ini akan ada di dalam tubuh seumur hidup. Produksi antibodi ini guna melindungi ibu apabila zat asing itu muncul kembali, maka tubuh ibu yang sudah mengingat karateristik antigen tersebut dapat segera menyerang dan menghancurkanya, untuk keselamatan sang ibu sendiri. 

Produksi antibodi ini terhitung cukup lambat, hal ini berbanding lurus dengan pernyataan bahwa masalah ketidak cocokan rhesus ini jarang ditemui pada kehamilan pertama kecuali jika terjadi pada kasus-kasus tertentu. Misalnya ibu sudah mempunyai antibodi yang merupakan efek dari transfusi darah yang mengandung antigen-D sebelumnya. Kalaupun telah terjadi kebocoran darah janin, maka jumlah antibodi tersebut belum terbilang pada taraf cukup untuk membahayakan janin. 

Akibat yang sering terjadi karena kebocoran pada kehamilan pertama terhadap bayi adalah bayi menjadi kuning setelah dilahirkan. Pada kehamilan kedua dan berikutnya, bila ibu kembali mengandung bayi dengan rhesus positif, antibodi yang telah terbentuk akan mengenali darah bayi sebagai zat asing. 

Mereka menjalankan tugasnya dengan menyerang zat tersebut, yang mengakibatkan kerusakan sel darah merah bayi. Hal ini yang sering mengakibatkan keguguran atau kematian janin berulang. Semisal bayi selamat bayi pasti lahir dengan kecacatan. Bagaimana dengan anak ketiga? Sejauh yang saya tahu belum pernah ada janin yang selamat. Karena setelah melalui tahap kehamilan 1 dan 2 pastinya ibu akan memiliki anibody yang berjumlah sangat banyak ditubuhnya. Dan menganggap janin ke-3 sebagai musuh bebuyutannya tidak akan selamat lagi kali ini.

Walaupun tidak selalu masalah ada, akan tetap ada penanganan intensif terhadap kehamilan wanita dengan rhesus negatif. Seorang wanita dengan rhesus negatif pada pemeriksaan kehamilan pertama akan dicek jenis rhesusnya sebagai langkah pertama dan melihat apakah telah tercipta antibody di dalam darahnya. 

Bila belum tercipta antibodi, maka bias dipastikan pada usia kehamilan 28 minggu dan dalam 72 jam setelah persalinan berlangsung janin akan diberikan injeksi anti-D (Rho) immunoglobulin, atau biasa disebut RhoGam. Bila kehamilan tanpa injeksi rhogam mempunyai peluang untuk selamat hanya 5%, Injeksi ini akan mengurangi resiko hingga 1%. Bahkan bila digunakan dengan tepat, bisa mengurangi resiko hingga 0.07% (yang berarti peluang selamat meningkat hingga 99.93%).

Pada kasus keguguran, aborsi dan terminasi pun injeksi ini wajib hukumnya. RhoGam ini akan berkerja menghancurkan eritrosit janin yang beredar dalam darah ibu, sebelum eritrosit itu memicu pembentukan antibodi yang dapat menyerang ke dalam sirkulasi darah janin. Maka janin akan terlindung dari serangan antibody ibu. 

Tidak seperti antibodi yang akan bertahan seumur hidup, RhoGam memiliki dosis yang akan habis dalam beberapa minggu saja, karena itu, ia cukup aman bagi janin. Pada kehamilan-kehamilan berikutnya, dokter akan terus memantau apakah telah terjadi kebocoran darah janin ke dalam sirkulasi darah ibu, untuk mencegah produksi antibodi.

Injeksi RhoGam terus berulang setiap kehamilan. Rhesus Anti-D-immunoglobulin tersedia dalam ampul 2ml yang mengandung 1000 unit. Untuk kehamilan 8-12 minggu 375 unit sudah cukup, tapi untuk kehamilan lebih lanjut, harus diberikan 1000 unit. Karena langkanya kehamilan dengan rhesus negatif, maka hanya apotek tertentu saja yang menyediakan RhoGam ini, biasanya harus dipesan terlebih dahulu minimal 5-7 hari sebelum dibeli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun