Mohon tunggu...
Dinoto Indramayu
Dinoto Indramayu Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar, belajar dan belajar....

Setiap saat saya mencoba merangkai kata, beberapa diantaranya dihimpun di : www.segudang-cerita-tua.blogspot.com Sekarang, saya ingin mencoba merambah ke ranah yang lebih luas bersamamu, Kompasiana....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penyalahgunaan Kendaraan Plat Merah

11 Januari 2018   11:26 Diperbarui: 11 Januari 2018   16:37 2411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tribunnews.com

Dilematika MOBIL SIAGA seperti diceritakan di awal kiranya menjadi era baru mengetuk kesadaran para orang hebat untuk memberi contoh kepada bawahannya untuk menggunakan barang yang dibeli dengan uang rakyat itu sebagaibagaimana mestinya. 

Keteladanan pejabat yang lebih tinggi sangat diperlukan dalam penggunaan MOBIL SIAGA yang diperuntukkan untuk desa diterima oleh Kepala Desa/Kuwu.  

Kepala wilayah terkecil pilihan rakyat,  tidak ber-eselon.  Kalaupun dipaksa mencari benang merahnya, selajur dengan Kepala Kelurahan, setinggi-tingginya Eselon IV/a.     

Ketika pemegang mobil dinas lainnya yang semestinya ber-eselon lebih tinggi, masih sering aktif bolak-balik mengantar anak sekolah, parkir di pusat perbelanjaan, tengah malam masih di parkiran bioskop, nongkrong di tempat hiburan malam, dan berbagai penggunaan yang diluar dinas.  

Maka tak terlalu merasa salah juga mereka kalau menggunakan MOBIL SIAGA untuk hal yang sama.  Walaupun sangat keliru tetapi tetap berdalih, "Dicontohkannya begiitu kok!"

Tentu tidak perlu masyarakat harus memberi kuliah kepada para pejabat tentang kendaraan yang dipinjamkannya.  Atau sekedar menempelkan stiker yang mengingatkan mereka bahwa MOBIL INI MILIK RAKYAT.

Plat merah, semua sudah mengerti bahwa itu adalah mobil rakyat yang semestinya digunakan untuk melayani rakyat dan pemakainya tahu benar kalau setinggi-tingginya jabatan dia sekarang, sesungguhnya dirinya tetaplah rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun