Alasan waktu itu adalah demi keamanan, mengingat plat merah jadi incaran demonstran. Â Pemakai mobil itu pun menjelaskan kalau plat nomor itu merupakan nomor resmi, nomor rahasia. Â Lengkap juga disertai dengan STNK nomor yang sama.
Sebelum mendapatkan penjelasan yang pasti soal itu, fenomena penggantian plat nomor itupun berakhir. Â Kembali kepada nomor yang lama, nomor bagus yang cukup satu digit. Â Plat merah!
Oleh karena itu, menjadi pengalaman baru ketika harus menjumpai plat nomor dengan warna lain. Â Okey lah kalau platnya berwarna putih, bisa tulisannya hitam atau merah. Â Sudah biasa. Â Tetapi kalau ada plat coklat-tua?
Dengan plat nomor coklat-tua, mata lamur akan melihatnya merah saat siang atau benderang. Â Malam hari? Â Hitam!!! Â Kenapa demikian ya? Â
Normalnya, kalau memang kendaraan milik rakyat ini hanya digunakan untuk kepentingan dinas maka tidak perlu melakukan hal yang tidak semestinya seperti ini. Â Repot-repot bikin plat nomor dengan warna baru....
Lebih hebat lagi, banyak mobil milik rakyat yang dengan alasan pribadi berubah menjadi milik pribadi. Â Tidak jarang mobil yang sama suatu saat berplat merah, di lain waktu ganti nomor. Â Bukan alasan demi keamanan seperti dua piuluh tahun yang lalu.
Ingat dilematika subsidi? Â Ketika mobil ber-plat merah tidak boleh menggunakan BBM bersubsidi? Â Tidak sedikit pejabat tinggi yang turun pangkat menjadi tukang bengkel, mencongkal-cangkel mur dan baut, hingga mengganti plat merahnya dengan si hitam demi mendapatkan premium yang digadang-gadang hanya untuk orang miskin.
Ada juga yang merancang tempat plat nomornya sedemikian rupa sehingga menjadi sangat mudah untuk bongkar pasang. Â Jadi tidak perlu lepas jabatan, berganti senjata dari pena menjadi obeng. Â
Benarkah kebiasaan ini berhenti setelah dilematika subsidi berakhir? Â Saat pertalit menjadi BBM alternative? Â Alhamdulillah jika memang ya. Â Tetapi ternyata tidak demikian adanya. Â Masih ada mobil milik rakyat dipakai pejabat lewat dengan plat yang tidak semestinya.Â
Sebagian mobil rakyat yang mestinya ber-plat merah ini pun lebih pintar. Â Bukan hanya ganti plat nomor tetapi juga warnanya menjadi tidak sesuai dengan apa yang ada di STNK dan BPKB. Â Soal penggunaan sudah pasti makin jauh dari rencana awal pembelian aset pemerintah itu.
Pada akhirnya kita kembali ke adegium lama, "Ikan busuk dari kepalanya....!"