Kekurangan air semakin terasa jika ada warga permukiman yang menggunakan pompa air seperti Sanyo dan merek lainnya untuk menyedot lansung dari paralon PDAM. Jika hal ini dilakukan maka masyarakat penghinu permukiman lainnya tinggal gigit jari.
Keadaan lebih parah terjadi jika kemarau panjang. Air sungai yang berasal dari selatan semakin berkurang, sementara air laut mulai masuk ke sungai. Sekali air lain menembus bendung karet yang ada di bawah Jembatan Bangkir maka masyarakat Kota Indramayu akan merasakan nikmatnya air PDAM yang berasa asin.
Hal yang tidak kalah buruknya adalah ketika sumber air bersih PDAM berasal dari air sungai yang kotor. Bukan hanya bau kaporit yang makin menyengat tetapi endapan hitampun sering masuk kran, bahkan kadang-kadang diikuti dengan masuknya binatang kecil ke dalam bak mandi.
Dengan makin berkembangnya usaha air isi ulang dan sejenisnya maka kebanyakan masyarakat permukiman di Kota Indramayu lebih memilih menggunakan air tersebut untuk kebutuhan konsumsi. Padahal air isi ulang yang diprmosikan sebagai air pegunungan itu tidak lain diambil dari air PDAM Kota Cirebon. Sekalipun promosi itu ada benarnya juga, air PDAM memang berasal dari air pegunungan Kabupaten Kuningan.
4. Keamanan dan Ketertiban
Saat ini di Kota Indramayu berkembang hunian dengan jaminan keamanan bagi penghuninya, berbatas tembok tinggi dengan masyarakat sekitarnya. Umumnya untuk perumahan non-subsidi. Sementara permukiman bersubsidi dibangun tanpa perencanaan keamanan yang Keamanan
Saat ini di Kota Indramayu berkembang hunian dengan jaminan keamanan bagi penghuninya, berbatas tembok tinggi dengan masyarakat sekitarnya. Umumnya untuk perumahan non-subsidi. Sementara permukiman bersubsidi dibangun tanpa perencanaan keamanan yang memadai.
Sedangkan di permukiman perkampungan faktor keamanan menjadi ancaman tersendiri. Rumah-rumah yang makin berdempet dengan penghuni yang makin beraneka ragam latar belakangnya serta persaingan antar penghuninya menjadi penyulut tumbuhnya permasalahan keamanan.
Khusus pada permukiman perkampungan tinggalan Belanda yang saat ini letaknya di tengah Kota Indramayu maka permasalahan keamanan yang ada terutama adalah keamanan kendaraan roda empat penghuni yang umumnya diparkir di pinggir jalan raya yang sangat sepi ketika malam hari.
Permasalahan keamanan lainnya bagi warga permukiman adalah tentang premanisme. Mungkin sangat tidak masuk akal kalau ternyata di Kota Indramayu yang sangat banyak Polisi-nya ini masih terjadi aksi premanisme secara terbuka. Hal inhi terutama terjadi di kompleks perumahan bersubsidi.
Ketika warga kompleks merenovasi rumah maka masyarakat perkampungan terdekat kadang bertindak sebagai preman. Umumnya adalah dengan membatasi jalan masuknya mobil material, sehingga harus diteruskan dengan menggunakan jasa mereka. Aada juga yang membatasi masuknya tukang dari luar, renovasi harus dilakukan oleh warga yang menghuni perkampungan sekitar permukiman.
Tentu saja hal ini sangat merugikan, pengangkutan material berarti bertambahnya biaya angkut. Ongkos angkut pun kadang ditetapkan sewenang-wenang namun tidak ada pilihan kecuali menuruti kemauan mereka. Ironisnya, sekalipun mereka sudah diberi jatah tetapi masih sering diikuti dengan pencurian material. Apalagi kalau kehendak mereka tidak dituruti.