Kamu begitu mempesona alam raya
saat diriku ingin melihat rembulan
aku tidak perlu menatap ke atas sana ke arah langit yang luas
aku hanya perlu mengalihkan pandanganku kepadamu
maka akan ku lihat sang rembulan yang cantik dan penuh kelembutan
aku hanya perlu melihat dirimu untuk mengerti bahwa kamulah sang dewi malam
Aku tau mencintaimu bagaikan menggenggam bara api
aku tau merindukanmu sama dengan menusuk jantungku sendiri
aku tau memimpikanmu sepanjang malam bagaikan Nuh membangun bahtera
aku mengerti tersenyum untukmu bagaikan memcoba membelai angin
kamu begitu mempesona
aku hanya masa yang akan padam ditelan usia
Aku tidak pernah mengeluh dalam mencintaimu
walaupun mencintaimu penuh dengan peluh
aku tidak pernah merasa sakit dalam merindukanmu
walaupun merindukanmu penuh dengan luka menyayat
karena kamu telah menikamku dengan cintamu
karena kamu telah memberikanku syurga dengan mencintaimu
Tuhan menciptakanmu saat senja menghampiri ingin memelukku
Tuhan mempertemukan kamu saat aku dan kamu telah terbagi
tidak ada yang salah untuk itu
hanya pesonamu membuat burung-burung lupa berkicau
hanya pesonamu membuat kawanan ikan lupa berenang
tidak ada yang salah untuk itu
Aku akan tetap menemanimu saat badai datang bergemuruh
aku akan tetap di bawah hujan saat halilintar menggelegar
aku akan tetap mengenalimu walaupun gelap melanda semesta
aku dapat merasakan hadirmu dalam sapaan angin
aku dapat mencium harummu saat kau hadir dalam lintasan sirat
aku dapat melihatmu dari kejauhan walaupun tertutup debu vulkanik
Alismu seindah garis cakrawala dimana garis langit dan tanah bertemu
matamu begitu indah bagaikan bianglala yang terbit sehabis hujan
hidungmu adalah prosa paling sempurna di atas nabastala
dan senyummu selalu membuat senandika larut dalam cinta sejati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H