Mohon tunggu...
Dinda Annisa
Dinda Annisa Mohon Tunggu... Freelancer - Penterjemah Lepas

Based in Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Universitas Muhammadiyah Jakarta Menyelenggarakan Seminar Internasional untuk Memperingati Tragedi Serangan Teror 26/11

25 November 2022   10:57 Diperbarui: 25 November 2022   10:58 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembicara Prof. Irfan Idris dari BNPT. | Sumber: Twitter/@BNPTRI

Oleh Dinda Annisa

Tepat 14 tahun lalu, pada tanggal 26 November 2008, sekelompok teroris bersenjata dari Pakistan menyerang kota Mumbai, ibu kota keuangan India. Sepuluh teroris, yang dilatih oleh kelompok teror Lashkar-e-Taiba (LeT) yang berbasis di Pakistan, menargetkan beberapa lokasi penting secara bersamaan dan tanpa ampun membunuh 165 orang, termasuk 140 orang India dan 25 orang asing dari 17 negara.

Serangan itu direncanakan dan dilaksanakan oleh LeT dan organisasi induknya, Jamat ud Dawah (JUD). Baik LeT maupun JUD berafiliasi dengan al-Qaeda dan telah menerima dukungan penuh dalam bentuk uang, senjata, serta pelatihan dari Angkatan Darat Pakistan dan Inter-Services Intelligence (ISI).

Para teroris itu diselundupkan ke Mumbai melalui laut dalam misi bunuh diri. Mereka dilatih dalam perang laut, renang, senjata otomatis (AK-47), granat tangan dan telepon satelit oleh pelatih (baik pensiunan maupun aktif) dari Angkatan Darat Pakistan dan ISI.

Mereka menggunakan granat Tipe 86, yang diproduksi oleh perusahaan milik negara China, Norinco.

Mereka menyerang stasiun kereta api, rumah sakit, kafe, pusat Yahudi dan dua hotel. Mereka membunuh warga sipil, supir taksi, staf hotel, orang asing dan petugas keamanan. Sebelum datang ke Mumbai, mereka membajak sebuah kapal nelayan India dan membunuh empat awaknya. Hal baru dalam serangan Mumbai adalah bahwa teroris juga menargetkan orang asing selain orang India.

Siapakah para teroris ini?

Pembicara Lt. Jen. (purn) Shokin Chauhan dari India. |  Sumber: CSEAS
Pembicara Lt. Jen. (purn) Shokin Chauhan dari India. |  Sumber: CSEAS

"Mereka adalah orang-orang yang sangat, sangat miskin. Kedua, mereka dicuci otak sepenuhnya. Ketiga, mereka telah dijanjikan semacam pahala di surga dan keempat, semacam kompensasi uang tunai untuk keluarga mereka setelah kematian mereka. Mereka percaya pada propaganda kebencian terhadap bangsa [India] yang sedang berkembang," kata Letjen. (purn) Shokin Chauhan, mantan Direktur Jenderal Assam Rifles India, pada seminar internasional di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) pada 24 November (Kamis) 2022.

Ia berbicara secara virtual saat seminar diselenggarakan dalam mode hybrid.

Para pembicara serta moderator (paling kiri) pada acara seminar internasional di Kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta. | Sumber: UMJ Jakarta
Para pembicara serta moderator (paling kiri) pada acara seminar internasional di Kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta. | Sumber: UMJ Jakarta

Seminar yang bertajuk "Bahaya Terorisme: Memperingati Tragedi Serangan Teror 26/11 Mumbai" ini diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMJ. Acara ini menampilkan pembicara terkemuka dari India dan Indonesia.

Keseluruhan acara seminarnya dapat dilihat dengan mengklik link https://www.youtube.com/watch?v=dnFBdL_xASs.

Para peserta di acara seminar internasional di kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta. | Sumber: UMJ Jakarta
Para peserta di acara seminar internasional di kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta. | Sumber: UMJ Jakarta

Serangan teror Mumbai merupakan bagian dari terorisme lintas batas Pakistan di India.

"Serangan militan di seluruh dunia berakar dari Pakistan, termasuk serangan Bali. Islamabad mengatakan Angkatan Darat Pakistan telah menjalankan kebijakan terorisme lintas batas dalam upayanya untuk menimbulkan 'seribu goresan untuk melukai India.' Akibatnya, mensponsori terorisme telah menjadi bagian penting dari keahlian negara Pakistan," ujar Dr. Sameer Patil, Rekan Senior di Observer Research Foundation (ORF), pada seminar tersebut.

Pembicara Dr. Sameer Patil dari India. | Sumber: ORF
Pembicara Dr. Sameer Patil dari India. | Sumber: ORF

Ia merujuk pada peristiwa bom Bali 2002 yang dibiayai oleh al-Qaeda dan uangnya berasal dari Pakistan. Indonesia telah memperingati 20 tahun tragedi di Bali tahun ini. Sebanyak 202 orang, termasuk 88 warga Australia dan 38 warga Indonesia, tewas dalam bom Bali pada tanggal 12 Oktober 2002.

"Serangan teror Mumbai sangat mirip dengan Bom Bali 2002," ungkap Prof. Irfan Idris, Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dalam sambutannya di seminar tersebut.

Irfan menjelaskan secara detail tentang bahaya terorisme dan radikalisme agama serta program deradikalisasi Indonesia untuk mencegah maraknya terorisme di Indonesia.

Pembicara Prof. Irfan Idris dari BNPT. | Sumber: Twitter/@BNPTRI
Pembicara Prof. Irfan Idris dari BNPT. | Sumber: Twitter/@BNPTRI

Senada dengan Prof., pembicara lain Dr. Sri Yunanto, Dosen Senior UMJ, juga membandingkan kesamaan antara serangan teror Mumbai dengan bom Bali tahun 2002.

Menurut Sri Yunanto, pelaku serangan teror Mumbai berasal dari LeT yang berbasis di Pakistan dan bom Bali dilakukan oleh Jemaah Islamiyah (JI) Indonesia. Baik LeT maupun JI terkait dengan organisasi teroris internasional al-Qaeda dan menerima dana untuk serangan tersebut.

LeT terkait erat dengan agen mata-mata Inter-Services Intelligence (ISI) Paksitan. Ia menyatakan keterkejutannya tentang mengapa Pakistan mendukung terorisme.

"Pakistan adalah negara yang aneh," tutur Sri Yunanto.

Ia kemudian menjelaskan bahaya terorisme.

"Terorisme adalah ancaman keamanan yang tidak terukur. Ini juga merupakan ancaman non-keamanan dan kejahatan terhadap kemanusiaan," jelas Sri Yunanto.

Mengapa Pakistan menargetkan Mumbai melalui para terorisnya?

"Tujuan utama Pakistan adalah untuk mendestabilisasi dengan segala cara," papar Veeramalla Anjaiah, Peneliti Senior di Pusat Studi Asia Tenggara (CSEAS), pada seminar tersebut.

Itu adalah bagian dari perang proksi Pakistan melawan India.

"Perang proksi yang berlarut-larut serta serangan politik dan diplomatik yang berkelanjutan adalah bagian dari strategi yang dibuat dengan baik untuk membuat India terlibat dalam pertengkaran internal dan membebani ekonomi India," Gurmeet Kanwal dari Manohar Parrikar Institute for Defense Studies and Analyses (MP-IDSA) pernah berkata.

Mengapa Mumbai?

Dengan 13 juta orang di Mumbai dan 23 juta orang di Greater Mumbai, Mumbai adalah kota terpadat kedua di India dan kota terpadat ketujuh di dunia.

"Mumbai adalah ibu kota keuangan, komersial dan hiburan India. Kota ini memberikan 6,16 persen dari produk domestik bruto [PDB] India. Mumbai menghasilkan 25 persen dari hasil industri negara dan menyumbang 70 persen perdagangan India melalui pelabuhannya. Sekitar 70 persen dari semua transaksi keuangan di India dilakukan di Mumbai," kata Anjaiah.

Itu bukan pertama kalinya Mumbai menghadapi serangan teror yang disponsori oleh Pakistan.

Pada tahun 1992-1993, Pakistan memicu kerusuhan agama, yang menewaskan sekitar 1.000 orang. Sekitar 257 orang tewas dalam pengeboman terkoordinasi 12 Maret 1993.

Sedikitnya 209 orang tewas dalam ledakan kereta Mumbai di bulan Juli 2006. Pada tanggal 13 Juli 2011 terjadi beberapa ledakan di Mumbai yang menewaskan 26 orang.

Ada bukti dan kesaksian yang jelas dari tiga orang tentang serangan teror Mumbai 2008. Pakistan tidak memiliki kepentingan untuk mengadili teroris dan dalang serangan teror Mumbai.

Sangat menyedihkan bahwa para korban serangan teror 26/11 Mumbai tidak mendapatkan keadilan bahkan setelah 14 tahun karena dalang serangan ini masih bebas berkeliaran di Pakistan. Komunitas internasional harus menekan Pakistan untuk mengambil tindakan terhadap dalang serangan teror Mumbai dan berhenti mensponsori terorisme di India.

Dunia harus waspada untuk mencegah bom Bali 2002 dan serangan teror Mumbai 2008 di masa depan.

Penulis adalah jurnalis lepas yang tinggal di Bekasi, Jawa Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun