"Ada banyak sekali pahlawan di Kashmir, yang melakukan semua ini. Itu adalah upaya bersama, saya dapat memberitahu Anda. Kami memiliki komunitas Hindu dalam jumlah besar dan komunitas Muslim bersama-sama. Mereka selalu ada bersama. Mereka berjuang sebagai komunitas Kashmir. Mereka berjuang sebagai komunitas India," papar Letnan Jenderal (purn) Syed Ata Hasnain, mantan Komandan Jenderal Angkatan Darat India.
Angkatan Darat Pakistan dan agen mata-mata Inter-Services Intelligence (ISI) mengadopsi kebijakan mengobarkan perang proksi melawan India di J&K pada tahun 1989. Mereka memilih ribuan pemuda Kashmir untuk memberikan pelatihan senjata di Kashmir yang diduduki Pakistan dan mengajarkan ekstremisme serta separatisme.
Sangat disayangkan bahwa lebih dari 42.000 orang Kashmir kehilangan nyawa mereka akibat terorisme.
Mengapa Pakistan begitu sengaja mengambil J&K?
"Karena kelima sungai yang mengalir ke Pakistan pasti melalui J&K," tutur Dr. Ahmad Qisa'i, dosen Universitas Paramadina dari Jakarta.
Anil setuju dengan Ahmad.
"Pakistan tidak memiliki air sendiri. Mereka tidak mencintai orang Hindu Kashmir. Mereka tidak mencintai Muslim Kashmir. Mereka tidak mencintai siapa pun. Tapi mereka menginginkan air satu-satunya. Air adalah masalah utamanya," kata Anil.
Siapa dalang dari 75 tahun penderitaan rakyat Kashmir?
"Dalang di balik pembantaian Kashmir adalah pemerintah Pakistan, para pemimpin Pakistan, Tentara Pakistan dan kelompok-kelompok teror dari Pakistan," ungkap Veeramalla Anjaiah, Peneliti Senior di CSEAS.
Pada tanggal 5 Agustus 2019, India menghapus Pasal 370 untuk menghapus status khusus, yang merupakan ketentuan sementara, untuk J&K. J&K kemudian menjadi Wilayah Persatuan pada tahun 2019.
"Seluruh Lembah Kashmir jauh lebih makmur setelah penghapusan Pasal 370. Banyak hal telah berubah. Hal-hal akan berubah. Kashmir mulai normal," ujar Anil.