Selama 72 jam serangan biadab tersebut, 166 orang tak bersalah telah kehilangan nyawa mereka. Pasukan keamanan berhasil membunuh sembilan teroris dan menangkap hidup-hidup satu teroris, Mohammed Ajmal Amir Kasab. Sekitar 20 anggota aparat keamanan juga tewas dalam operasi ini.
Hasnain mengakui adanya keterlambatan pengerahan pasukan elit National Security Guards (NSG) ke Mumbai dari New Delhi karena beberapa alasan teknis.
Berbicara tentang pelajaran dari serangan Mumbai, Hasnain melanjutkan, India belajar bahwa pasukan khusus serta pasukan anti-terorisme harus ditempatkan di berbagai kota penting dan strategis.
"Terorisme adalah fenomena yang paling tidak terduga. Kita harus memiliki pasukan khusus dan pasukan anti-terorisme harus dikerahkan di seluruh negeri," seru Hasnain.Â
Saat berbicara tentang mengapa teroris Pakistan menargetkan Mumbai, Anjaiah menjelaskan bahwa Mumbai adalah ibu kota keuangan, komersial dan hiburan India.
Dengan 13 juta orang (Mumbai Raya memiliki 23 juta orang), Mumbai menyumbang 6.16 persen dari produk domestik bruto (PDB) India. Tujuh puluh persen perdagangan India melewati Mumbai.
"Mumbai memiliki 28 miliarder dan 46,000 jutawan, yang kekayaan bersihnya sekitar AS$1 triliun," jelas Anjaiah.
Serangan teror Mumbai adalah bagian dari perang proksi Pakistan melawan India.
"Serangan Mumbai adalah bagian dari strategi Pakistan untuk 'melukai India dengan seribu luka'. Pakistan ingin menghancurkan citra India," kata Anjaiah. Â Â
Semua orang menyukai uang. Teroris juga membutuhkan uang untuk melancarkan serangan mereka. Ini disebut pendanaan terorisme, kata Qisai.