Alasan tersebut yang membuat Savana mem-blacklist Zikri dari kandidat cowok idaman. Dirinya tidak mau menjadi korban selanjutnya. Jadi, Zikri dan Savana cukup berteman meskipun tanpa disadari keduanya saling memberikan perhatian.
"What are your activities today?" Zikri kembali mengirimkan pesan kepada Savana, bertanya kegiatan apa saja yang gadis itu lakukan di hari weekend ini.
"I didn't do anything this week." Jawaban singkat dari Savana membuat Zikri menjadi lebih gencar untuk mengajak Savana berbicara melalui telpon.
"I call you."
Tidak alam kemudian panggilan dari Zikri masuk, membuat Savana menghela nafas panjang dan memutar bola matanya malas.
"Ishhh si Hamizan mau ngapain sih, lagi males ngobrol tau," monolognya.
Hamizan adalah panggilan khusus Savana kepada Zikri. Nama tersebut diambil dari nama belakangnya. Bukan tanpa alasan, dia memanggil nama Hamizan karena seenaknya saja laki-laki itu suka mengganti-ganti namanya dengan nama yang berbeda ketika mereka pergi ke suatu tempat. Entah alasan apa yang membuatnya seperti itu, bahkan hal yang paling aneh menurut Savana, ketika mereka memesan makanan di luar, Zikri yang akan membayar makanan tersebut, tetapi laki-laki itu tidak memperkenalkan namanya, melainkan dengan nama asing yang menurut Savana tidak masuk akal. Namun, sangat unik dan lucu.
"Hallo, ada keperluan apa sehingga Anda menelpon saya?" ucap Savana dengan nada bicara yang dibuat seformal mungkin.
Di sana Zikri tengah tertawa ringan mendengar Savana berkata-kata dengan nada seperti CS perempuan di Banker.
"Baru pulang kan, elo?" ucap Zikri tiba-tiba, seolah-olah Zikri tahu jika Savana memang baru sampai di rumahnya setelah dari Alun-alun Kota Intan.
"Cenayang elo." Savana tahu jika Zikri memang mengetahuinya, tanpa penjelasan ulang. Sebab, tadi sebelum berangkat ke luar, Savana sempat bertukar pesan dengan Zikri, dia bilang bahwa hari ini akan berkunjung ke Perpustakaan dan setelahnya akan ke Alun-alun.