Â
Kelompok 173 KKM UIN Malang telah menjalankan kegiatan rutin yang penuh makna, yakni tahlilan bersama warga Desa Talok setiap malam Jum'at. Tahlilan, sebuah praktik keagamaan dalam masyarakat Islam, telah menjadi titik sentral kebersamaan dan solidaritas di antara anggota kelompok.
Mengenali Tahlilan
Tahlilan adalah upaya membaca, mengkaji, dan mengingat, berasal dari bahasa Arab, yang menjadi bagian penting dalam kehidupan beragama. Dilakukan secara bergilir, tahlilan di Desa Talok bukan sekadar tradisi, melainkan juga mengandung makna mendalam dalam Islam. Ini bukan hanya tentang berduka, tetapi juga memberikan dukungan moral dan spiritual kepada keluarga yang sedang berduka.
Makna Mendalam dalam Islam
Praktik tahlilan merupakan bentuk dukungan moral dan spiritual untuk keluarga yang berduka, membantu mereka menghadapi kesedihan dengan penuh keimanan. Lebih dari sekadar tradisi, tahlilan di Desa Talok diartikan sebagai cara untuk memberikan pahala kepada almarhum, mengingat dan mendoakannya agar mendapat keberkahan di akhirat.
Tata Cara Pelaksanaan yang Bermakna
Agar tahlilan menjadi pengalaman yang lebih bermakna, anggota Kelompok 173 KKM UIN Malang memiliki beberapa petunjuk:
Niat yang Tulus: Sambutlah tahlilan dengan niat yang tulus, yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah, memberikan dukungan kepada keluarga yang berduka, dan mendoakan almarhum.
Pemilihan Waktu yang Tepat: Lakukan tahlilan pada waktu yang tepat, seperti malam hari atau pada hari-hari tertentu yang dianggap istimewa dalam Islam.
Membaca Al-Quran dan Doa: Selama tahlilan, bacalah ayat-ayat Al-Quran yang relevan dan doa-doa yang bermanfaat. Rasulullah SAW mendorong umatnya untuk membaca Al-Quran sebagai bentuk pengingat akan kehidupan setelah mati.
Berdoa untuk Almarhum: Fokuslah pada doa untuk almarhum, memohon ampunan, rahmat, dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah.
Tahlilan sebagai Momen Introspeksi Diri
Tahlilan di Desa Talok tidak hanya berkaitan dengan kegiatan berduka, tetapi juga menjadi momen introspeksi diri mengenai kehidupan dan kematian. Praktik ini menciptakan kebersamaan dan solidaritas antar umat Islam, menjadikan kesedihan sebagai pintu untuk memperkuat ikatan spiritual.
Sebagai sebuah tradisi yang penuh makna, tahlilan mengajarkan kita untuk selalu mengingat akhirat, berbuat baik kepada sesama, dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah. Dengan pelaksanaan yang baik dan benar, tahlilan bisa menjadi sarana yang mencerahkan hati di tengah-tengah cobaan kehidupan. Kelompok 173 KKM UIN Malang dengan kegiatan tahlilannya telah memperkuat ikatan spiritual dan solidaritas dalam masyarakat Desa Talok, menjadikan kebersamaan sebagai landasan utama dalam menjalani kehidupan beragama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H