Mohon tunggu...
Dinindriya Izzatinisa
Dinindriya Izzatinisa Mohon Tunggu... Desainer - MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA UIN MALIKI

Mahasiswa teknik informatika yang tertarik di bidang desain grafis dan ui/ux, musik, belajar bahasa dan saya juga suka bahas tentang skincare lo.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tahlilan di Desa Talok: Kebersamaan dan Spiritual Kelompok 173 KKM UIN Malang di Desa Talok

25 Januari 2024   22:48 Diperbarui: 25 Januari 2024   22:52 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Kelompok 173 KKM UIN Malang telah menjalankan kegiatan rutin yang penuh makna, yakni tahlilan bersama warga Desa Talok setiap malam Jum'at. Tahlilan, sebuah praktik keagamaan dalam masyarakat Islam, telah menjadi titik sentral kebersamaan dan solidaritas di antara anggota kelompok.

Mengenali Tahlilan

Tahlilan adalah upaya membaca, mengkaji, dan mengingat, berasal dari bahasa Arab, yang menjadi bagian penting dalam kehidupan beragama. Dilakukan secara bergilir, tahlilan di Desa Talok bukan sekadar tradisi, melainkan juga mengandung makna mendalam dalam Islam. Ini bukan hanya tentang berduka, tetapi juga memberikan dukungan moral dan spiritual kepada keluarga yang sedang berduka.

Makna Mendalam dalam Islam

Praktik tahlilan merupakan bentuk dukungan moral dan spiritual untuk keluarga yang berduka, membantu mereka menghadapi kesedihan dengan penuh keimanan. Lebih dari sekadar tradisi, tahlilan di Desa Talok diartikan sebagai cara untuk memberikan pahala kepada almarhum, mengingat dan mendoakannya agar mendapat keberkahan di akhirat.

Tata Cara Pelaksanaan yang Bermakna

Agar tahlilan menjadi pengalaman yang lebih bermakna, anggota Kelompok 173 KKM UIN Malang memiliki beberapa petunjuk:

  1. Niat yang Tulus: Sambutlah tahlilan dengan niat yang tulus, yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah, memberikan dukungan kepada keluarga yang berduka, dan mendoakan almarhum.

  2. Pemilihan Waktu yang Tepat: Lakukan tahlilan pada waktu yang tepat, seperti malam hari atau pada hari-hari tertentu yang dianggap istimewa dalam Islam.

  3. Membaca Al-Quran dan Doa: Selama tahlilan, bacalah ayat-ayat Al-Quran yang relevan dan doa-doa yang bermanfaat. Rasulullah SAW mendorong umatnya untuk membaca Al-Quran sebagai bentuk pengingat akan kehidupan setelah mati.

  4. Berdoa untuk Almarhum: Fokuslah pada doa untuk almarhum, memohon ampunan, rahmat, dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah.

Koleksi Pribadi
Koleksi Pribadi

Tahlilan sebagai Momen Introspeksi Diri

Tahlilan di Desa Talok tidak hanya berkaitan dengan kegiatan berduka, tetapi juga menjadi momen introspeksi diri mengenai kehidupan dan kematian. Praktik ini menciptakan kebersamaan dan solidaritas antar umat Islam, menjadikan kesedihan sebagai pintu untuk memperkuat ikatan spiritual.

Sebagai sebuah tradisi yang penuh makna, tahlilan mengajarkan kita untuk selalu mengingat akhirat, berbuat baik kepada sesama, dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah. Dengan pelaksanaan yang baik dan benar, tahlilan bisa menjadi sarana yang mencerahkan hati di tengah-tengah cobaan kehidupan. Kelompok 173 KKM UIN Malang dengan kegiatan tahlilannya telah memperkuat ikatan spiritual dan solidaritas dalam masyarakat Desa Talok, menjadikan kebersamaan sebagai landasan utama dalam menjalani kehidupan beragama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun