Mohon tunggu...
Dini Margesa
Dini Margesa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memanusiakan manusia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teknik Konseling Thought Stopping dalam Konseling Kognitif Perilaku : Studi Literatur

22 Oktober 2024   11:31 Diperbarui: 22 Oktober 2024   11:33 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dirangkum dari beberapa artikel ilmiah

Joseph Wolpe mengartikan Thought Stopping merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menyembuhkan pemikiran negatif yang merusak diri dengan mengatakan “STOP” dan mengganti pikiran negatif menjadi pikiran positif (Sutriyani dalam Lianasari dkk., 2021). Teknik thought stopping bekerja dengan menghalau pikiran tidak realistis dan kepercayaan individu yang menimbulkan perilaku negatif (Lianasari & Purwati, 2021). 

  1. Tujuan Teknik Thought Stopping

Teknik tersebut memanfaatkan penggunaan instruksi untuk melatih pemikiran konseli. Penggunaan teknik Thought Stopping bertujuan untuk menghentikan pikiran negatif yang dialami oleh konseli dan mengganti dengan pikiran baru yang lebih realistis (Yenes & Karneli, 2022). Teknik Thought Stopping dapat digunakan untuk membantu konseli memahami kerugian dari pikiran negatif pada diri sendiri (Yenes & Karneli, 2022). Penggunaan teknik Thought Stopping diharapkan dapat membantu memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan, dan pandangan konseli serta membantu konseli untuk mengembangkan diri dan potensinya secara optimal melalui kognitif yang positif (Marisa, dkk., 2023).

Teknik Thought Stopping dilakukan dengan mengendalikan pikiran melalui suatu tanda tertentu.  Penggunaan Thought Stopping dalam konseling dapat dilakukan untuk mengatasi pikiran negatif dan dapat membuat masalah dengan mengubah kepada pikiran yang netral, positif dan tegas (Badriyah, 2020). Pemanfaatan instruksi “tidak” atau “berhenti” dinilai dapat memblokir atau mengganggu pikiran negatif yang muncul (Christyaningrum, dkk., 2021). Penggunaan Thought Stopping diharapkan dapat membantu dalam mengelola negative thoughts sehingga konseli dapat menyelesaikan permasalahannya. Teknik tersebut digunakan untuk mengubah proses berpikir individu. 

  1. Prosedur Penggunaan Teknik Thought Stopping

Christyaningrum dkk (2021) menyatakan bahwa proses Thought Stopping dapat dilakukan secara berulang dengan berbagai cara seperti berteriak, dengan nada normal, berbisik, maupun berbicara di dalam hati. Penggunaan teknik Thought Stopping dapat dibantu dengan pemberian tugas rumah. Tugas rumah yang diberikan kepada konseli dapat berupa rencana perubahan yang diinginkan dari pemikiran yang ada pada diri konseli (Badriyah, dkk., 2020). 

Sari & Abdullah (2021) menjelaskan pelaksanaan konseling dengan teknik Thought Stopping dalam tiga sesi konseling. Pada sesi pertama, konseli diajak untuk mengidentifikasi pemikiran yang mengganggu. Konselor dapat meminta konseli untuk membayangkan pemikiran tersebut kemudian mendistraksi dengan kata “stop” yang diikuti dengan pengalihan pikiran ke yang lebih positif. Pada sesi kedua, konseli dapat berlatih Thought Stopping, tetapi tidak lagi dibantu oleh konselor. Latihan ini dapat dibagi menjadi tiga bagian. Selanjutnya, konselor dapat memberikan tugas rumah untuk melatih penggunaan Thought Stopping hingga sesi konseling selanjutnya. Pada sesi ketiga, konselor dapat membantu konseli untuk mengevaluasi latihan yang telah dilakukan pada sesi sebelumnya serta insight yang muncul setelah mengikuti sesi pertama hingga terakhir. 

Penggunaan teknik Thought Stopping dalam setting kelompok dapat membantu anggota untuk bertukar pikiran dan pendapat sehingga membantu terbentuknya dinamika kelompok (Yenes & Karneli, 2022). Pelaksanaan teknik Thought Stopping dalam setting kelompok dipandu oleh pemimpin kelompok yang mengajak anggota untuk mengidentifikasi pikiran yang tidak realistis kemudian memberikan instruksi “stop” atau “no” atau tindakan penyela lain setiap kali muncul pikiran yang tidak realistis tersebut sehingga pikiran tersebut dapat terhambat dan tidak akan muncul kembali (Lianasari & Purwati, 2021). Dalam kondisi sehari-hari, teknik Thought Stopping diharapkan dapat diterapkan apabila muncul pikiran negatif yang tidak realistis. Individu diharapkan dapat menghentikannya dan mengganti dengan pikiran realistis yang membantu.  

  1. Hasil Penelitian Penggunaan Teknik Thought Stopping

Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang menunjukkan penggunaan teknik Thought Stopping dalam beberapa kasus.

a)    Konseling Kelompok Cognitive Behaviour Teknik Thought Stopping untuk Mengurangi Anxiety Academic Terhadap Skripsi (Lianasari & Purwati, 2021). Penelitian ini menjelaskan bahwa teknik Thought Stopping terbukti dalam membantu mahasiswa yang mengalami kecemasan akademik saat menyelesaikan skripsi. Mahasiswa dapat mengubah pikiran negatif yang dimiliki menjadi pikiran yang lebih positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun