Dalam pelaksanaan disiplin positif, ada 5 posisi kontrol restitusi menurut Diane Gossen, 5 posisi kontrol tersebut antara lain : 1. Penghukum adalah ;
Posisi dimana seseorang menggunakan hukuman dalam bentuk hukumnya fisik atau kata/verbal. 2. Pembuat rasa bersalah, Pada posisi orang akan bersuara lebih lembut dan memanfatkan kesunyian yang akan membuat orang lain merasa tidak nyaman, bersalah, atau rendah diri.
3. Teman, pada posisi ini orang tidak akan menyakiti murid, tetapi akan berupaya mengontrol murid melalui persuasi. Posisi ini pada guru bisa berdampak negatif ataupun positif. Positifnya hubungan antar murid dan guru akan terjalin baik. Negatifnya, murid akan bergantung pada si guru dan apabila suatu saat guru bertindak tegas maka murid akan menjadi kecewa dan tidak mempercayainya lagi.
Guru di posisi ini menggunakan hubungan baik dan humor untuk dapat mempengaruhi muridnya.
4. Pemantau, berarti juga mengawasi. Pada saat kita mengawasi, kita bertanggungjawab atas perilaku orang-orang yang di awasi. Posisi ini berdasarkan pada aturan dan konsekuensi.
Dengan menggunakan sanksi/konsekuensi, sehingga dapat memisahkan hubungan pribadi dengan murid. 5. Manajer, posisi ini guru bersama dengan murid, membiarkan murid untuk bertanggung jawab pada perilakunya, memberi dukungan pada murid agar menemukan solusi pada masalahannya . Seorang ini telah mempunyai kemampuan sebagai teman atau pemantau, sehingga, pada sewaktu-waktu tertentu dapat kembali pada kedua posisi tersebut jika perlu.
Tetapi apabila kita mengharapkan murid menjadi orang yang merdeka, mandiri dan bertanggung jawab, maka guru dapat mengacu pada Restitusi yang menjadikan murid seorang manajer untuk dirinya.
Disini murid diajak untuk dapat menganalisis keinginan dirinya, ataupun keunginan orang Iain. Disini yang ditekankan bukan pada membuat suatu konsekuensi, tapi pada berkolaborasi dengan murid bagaimana dapat memperbaiki kesalahan.
SEGITIGA RESTITUSI
Segitiga restitusi artinya suatu proses dalam menciptakan murid untuk dapat memperbaiki kesalahannya sehingga dapat memperkuat karakternya saat murid kembali pada lingkungannya.
Segitiga restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi peserta didik untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004).