Mohon tunggu...
Dini Hayati
Dini Hayati Mohon Tunggu... Guru - Guru TK

Saya seorang guru taman kanak-kanak Channel YouTube : https://youtube.com/@dinihayati

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Budaya Positif di Sekolah

31 Mei 2024   14:46 Diperbarui: 31 Mei 2024   14:47 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Modul 1.4. Budaya Positif

Program Guru Penggerak Angkatan 10, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat

CGP : Dini Hayati Mardiah, S.Pd.

Pengajar Praktik : Ibu Nur'aini, S.Pd.

Fasilitator : Ibu Cucu Hayati, S.Ag., M.Pd.

BUDAYA POSITIF

Peran seorang guru dalam menciptakan budaya positif disekolah :

 menjadi teladan penerapan nilai-nilai kebajikan bagi guru lain dan murid,  menjalin kolaborasi dengan semua anggota sekolah dan pembiasaan budaya positif pada murid dalam usaha menanamkan budi pekerti sebagai pembentukan karakter  memberikan teladan dan menuntun murid untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab dimasa mendatang.

Budaya positif, adalah kebiasaan baik yang sudah ada pada suatu lembaga, dijaga dan mengembangkannya agar tumbuh menjadi kebiasaan baik dan menjadi karakter positif pada semua warga sekolah.

Kita tidak dapat mengontrol diri orang lain, kecuali diri orang itu sendiri. Budaya positif berkaitan dengan Disiplin positif, disiplin memiliki makna mengontrol diri dengan menggali potensi diri, agar tercapai tujuan mulia, yaitu sesuatu yang menjadik seseorang yang kita inginkan berdasarkan nilai-nilai yang kita hargai sebagai suatu tuntunan.

Semua perilaku memiliki tujuan, yang didasarkan pada motivasi. Ada 3 Motivasi yang mempengaruhi perilaku seseorang menurut Diane Gossen yaitu : 1. Untuk menghindari hukuman, 2. Untuk mendapatkan imbalan, 3. Untuk menghargai diri sendiri. Motivasi ketiga adalah memotivasi yang menjadi tujuan karena motivasi timbu dari dalam diri seseorang tanpa menghindari atau mengharapkan sesuatu disebut juga motivasi intrinsik. apabila motivasi intrinsik sudah timbul maka seseorang akan dengan sadar melakukan perilaku disiplin semoga orang tersebut menjadi individu yang mandiri dan bertanggung jawab.

Dalam pelaksanaan disiplin positif, ada 5 posisi kontrol restitusi menurut Diane Gossen, 5 posisi kontrol tersebut antara lain : 1. Penghukum adalah ;

Posisi dimana seseorang menggunakan hukuman dalam bentuk hukumnya fisik atau kata/verbal. 2. Pembuat rasa bersalah, Pada posisi orang akan bersuara lebih lembut dan memanfatkan kesunyian yang akan membuat orang lain merasa tidak nyaman, bersalah, atau rendah diri.

3. Teman, pada posisi ini orang tidak akan menyakiti murid, tetapi akan berupaya mengontrol murid melalui persuasi. Posisi ini pada guru bisa berdampak negatif ataupun positif. Positifnya hubungan antar murid dan guru akan terjalin baik. Negatifnya, murid akan bergantung pada si guru dan apabila suatu saat guru bertindak tegas maka murid akan menjadi kecewa dan tidak mempercayainya lagi.

Guru di posisi ini menggunakan hubungan baik dan humor untuk dapat mempengaruhi muridnya.

4. Pemantau, berarti juga mengawasi. Pada saat kita mengawasi, kita bertanggungjawab atas perilaku orang-orang yang di awasi. Posisi ini berdasarkan pada aturan dan konsekuensi.

Dengan menggunakan sanksi/konsekuensi, sehingga dapat memisahkan hubungan pribadi dengan murid. 5. Manajer, posisi ini guru bersama dengan murid, membiarkan murid untuk bertanggung jawab pada perilakunya, memberi dukungan pada murid agar menemukan solusi pada masalahannya . Seorang ini telah mempunyai kemampuan sebagai teman atau pemantau, sehingga, pada sewaktu-waktu tertentu dapat kembali pada kedua posisi tersebut jika perlu.

Tetapi apabila kita mengharapkan murid menjadi orang yang merdeka, mandiri dan bertanggung jawab, maka guru dapat mengacu pada Restitusi yang  menjadikan murid seorang manajer untuk dirinya.

Disini murid diajak untuk dapat menganalisis keinginan dirinya, ataupun keunginan orang Iain. Disini yang ditekankan bukan pada membuat suatu konsekuensi, tapi pada berkolaborasi dengan murid bagaimana dapat memperbaiki kesalahan.

SEGITIGA RESTITUSI

Segitiga restitusi artinya suatu proses dalam menciptakan murid untuk dapat memperbaiki kesalahannya sehingga dapat memperkuat karakternya saat murid kembali pada lingkungannya.

Segitiga restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi peserta didik untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004).

 Tujuan dari segitiga restitusi yaitu untuk merubah seseorang yang gagal karena berbuat kesalahan menjadi orang yang sukses.

Praktik penerapan segitiga restitusi pada fase pondasi / Anak usia dini :

https://youtu.be/rWXyjqvsV6Q?si=zLbjhV9XKK7dVkLy

5 KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

Kebutuhan setiap manusia berbeda-beda, kita berusaha memahami perilaku mereka tentang kehidupan. Setiap orang memiliki gambaran yang berbeda-beda. 5 kebutuhan dasar manusia menurut Diane Gossen antara lain : 1. Bertahan hidup, 2. Penguasaan, 3. Kasih sayang dan rasa diterima, 4. Kesenangan , dan 5. Kebebasan.

KETERKAITAN BUDAYA POSITIF 

1. FILOSOFI KHD

Dengan menjalankan budaya positif diharapkan guru dapat menjalankan filosofi KHD yang berpihak pada murid. Guru senantiasa menuntun murid berkembang sesuai kodratnya, menggali dan mengembangkan bakat dan minat anak,guru tidak dapat merubah sifat bawaan pada anak namun guru dapat  menebalkan atau menimbulkan atau mengembangkan sifat baik bawaan pada anak.  

2. NILAI DAN PERAN GURU PENGGERAK

Budaya positif dapat terwujud bila guru memiliki nilai guru penggerak yaitu : berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif dan inovatif.

budaya positif dapat terwujud dengan mendorong kolaborasi antara semua warga sekolah dengan adanya keyakinan sekolah yang harus disepakati dan dijalankan bersama. Guru juga harus bekerjasama dengan orang tua sebagai yang membantu memantau pelaksanaan budaya positif dirumah.

3. VISI GURU PENGGERAK 

Salah satu perubahan yang diinginkan sesuai visi guru penggerak adalah mewujudkan keberpihakan pada murid, agar murid merasa aman dan nyaman selama mengikuti kegiatan pembelajaran disekolah. Dengan membuat prakarsa perubahan sesuai filosofi KHD dan Profil pelajar Pancasila.

AKSI NYATA PENYEBARAN PEMAHAMAN BUDAYA POSITIF DI SEKOLAH

RANCANGAN TINDAKAN NYATA :

1. LATAR BELAKANG

Sekolah merupakan lembaga pembentuk karakter. Menurut KHd pendidikan memiliki makna menuntun segala kodrat yang ada pada anak agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Agar hal tersebut terwujud, hal utama dalam penerapan budaya positif di sekolah adalah pembiasaan dalam usaha menanamkan budi pekerti pada murid sebagai pembentukan karakter. Langkah pertama yang dilakukan dalam membangun budaya positif adalah membuat keyakinan kelas. Keyakinan kelas yang jelas dan efektif dapat membantu dalam pembentukan budaya disiplin positif.

2. TUJUAN

*Agar kegiatan belajar lebih mudah dan murid merasa nyaman

*Menjalin hubungan positif dan akrab diantarag uru dan murid

*Tumbuhnya motivasi intrinsik dari dalam diri murid, sehingga menjadi kebiasaan dan menumbuhkan karakter positif dan budi pekerti yang baik.

3. TOLAK UKUR

*Murid merasa aman dan nyaman selama berada disekolah

*Murid berminat dan tertarik mengikuti kegiatan 

*semua warga sekolah saling menghormati dan saling peduli

4. LINI MASA TINDAKAN YANG AKAN DILAKUKAN

*Mengajukan gagasan atau ide kepada Kepala Sekolah .

*Membuat jadwal rapat koordinasi dengan guru / rekan sejawat yang didampingi oleh kepala sekolah dalam rangka sosialisasi penerapan budaya positif (keyakinan kelas dan segitiga restitusi).

*Menyusun keyakinan kelas.

*Memantau, merefleksi dan mengevaluasi keyakinan kelas yang dibuat

Dokumentasi kegiatan lini masa kegiatan yang dilakukan :

https://guru.kemdikbud.go.id/bukti-karya/video/661517

https://youtu.be/0ZpM8azLu80?si=N8KvcaT2bg4W86-h

5. DUKUNGAN YANG DIPERLUKAN

Dukungan yang diperlukan :

*Dukungan dari kepala sekolah, guru sejawat dan murid agar tindakan yang telah disusun dapat dilakukan dengan baik.

*Sarana dan prasaran untuk menumbuhkan budaya positif disekolah

*Orang tua dalam melakukan budaya positif dirumah

PENUTUP

Setiap murid spesial dengan kodrat alamnya, guru sebagai among harus dapat menuntun anak, selayaknya seorang petani yang menabur benih dan memelihara benih itu agar subur dan berbuah lebat. Itu lah perumpamaan tugas guru, yang tidak dapat merubah sifat bawaan pada anak namun guru dapat menggali, mengembangkan dan menebalkan sifat baik atau kodrat alam anak tentunya dengan menyesuaikan dengan kodrat pada jamannya. Salah satu cara yang dilaksanakan yaitu mengembangkan budaya positif disekolah, dimana sekolah sebagai lembaga pendidikan bagi anak. Dengan penerapan budaya positif diharapkan dapat menjadi pembiasaan dan menumbuhkan motivasi intrinsik sehingga anak memiliki kesadaran dari dalam dirinya untuk selalu berbuat disiplin positif sesuai nilai-nilai kebajikan universal atau sifat baik dan menumbuhkan karakter anak menjadi  individu yang mandiri dan bertanggung jawab. Namun bila kita menginginkan murid-murid kita menjadi manusia yang merdeka, mandiri dan bertanggung jawab, maka kita perlu mengacu kepada Restitusi kita sebagai guru memposisikan diri sebagai manajer namun kita juga harus dapat menjadikan murid kita seorang manajer bagi dirinya sendiri.  Di manajer, murid diajak untuk menganalisis kebutuhan dirinya, maupun kebutuhan orang lain. Disini penekanan bukan pada kemampuan membuat konsekuensi, namun dapat berkolaborasi dengan murid bagaimana memperbaiki kesalahan yang ada.

Semangat menjadikan murid sesuai tujuan pelajar Indonesia yaitu menjadi pelajar yang bernilai-nilai karakter profil pelajar Pancasila.

Salam,

Dini Hayati Mardiah, S.Pd.

Mohon umpan balik atas artikel saya untuk kemajuan dan koreksi diri saya.

Terima kasih

Salam Guru Penggerak 

Tergerak, bergerak dan menggerakkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun