Mohon tunggu...
Dini Hayati
Dini Hayati Mohon Tunggu... Guru - Guru TK

Saya seorang guru taman kanak-kanak Channel YouTube : https://youtube.com/@dinihayati

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kedisiplinan melalui Kegiatan Pramuka Prasiaga pada Anak Kelompok B di TK Harapan Bahagia Depok

27 Mei 2024   12:13 Diperbarui: 27 Mei 2024   13:09 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

ABSTRAK

Pada masa sekarang anak-anak kurang mendapatkan sosok keteladanan dari orang dewasa dil ingkungannya, hal ini menjadikan peneliti merasa turut memiliki andil dalam hal pembentukan

karakter anak yang dimulai sejak usia dini. Pentingnya pengembangan karakter pada anak menyebabkan peneliti ingin melakukan sebuah penelitian yang ada kaitannya dengan karaktera nak usia dini terutama dalam hal kedisiplinan. Sesuai pengamatan peneliti pada kelas ditemukan masih rendahnya tingkat kedisiplinan anak yang terlihat pada: Saat kegiatan makan, kesadaran anak untuk disiplin mengantri menunggu giliran mencuci tangan, ketika anak telah lebih dahulu menyelesaikan kegiatan di kelas, anak yang tertib merapihkan kembali alat tulis, anak yang mendengarkan dan mengikuti aturan masih sangat rendah. Setelah mendalami keadaan tersebut peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan memberikan kegiatan yang baru dilakukan yaitu pramuka prasiaga, kegiatannya sangat beragam dan menyenangkan, diharapkan anak-anak tertarik mengikuti kegiatan, sehingga anakanak dapat mengikuti aturan dan hasil yang didapat yaitu anak dapat mengetahui aturan dengan mampu menjelaskan aturan dari awal sampai akhir, dan menjalankan aturan dengan

memperlihatkan sikap taat aturan bahkan diharapkan anak dapat memberikan contoh kepada anak-anak lain.

Kata kunci: karakter, kedisiplinan, pramuka prasiaga, taat aturan

PENDAHULUAN
Kedisiplinan asal kata dari disiplin. Dalam etimologi, disiplin dari bahasa latin, yaitu disciplina dan discipulus yang memiliki arti suatu perintah dan anak didik. Jadi disiplin adalah merupakan suatu perintah yang dari wali murid kepada anak atau pendidik kepada anak didik. Perintah atau
arahan diberikan kepada anak oleh wali murid atau pendidik agar anak didik melakukan yang diinginkan dalam aturan oleh wali murid atau pendidik (Novan Andry Wiyani, 2013:41). Webster’s New World Discionary mengartikan kata disiplin adalah latihan dalam mawas diri
atau mengendalikan diri, karakter dan keadaan yang aman dan nyaman (Ali Imron, 2011: hal.173). Sementara dalam kamus besar Bahasa Indonesia, ada tiga arti kata disiplin, yaitu tata tertib, ketaatan atau taat aturan, dan bidang studi atau ilmu pengetahuan (Alwi, 2002: 268). Jadi pengertian disiplin merupakan arahan kepada anak didik dari wali murid atau pendidik tentang arahan yang harus dilakukan. Jadi pengertian kedisiplinan merupakan sikap taat dan patuh pada
tatatertib yang ada, baik dirumah atau disekolah maupun dimasyarakat yang dilakukan oleh anak usia dini. Menurut karakter disiplin anak usia dini yaitu: bertingkah laku baik dan perilaku
yang tidak baik dilakukan. Kedisiplinan merupakan proses pendidikan yang berlangsung secara terus menerus, hal ini bertujuan agar anak menjadi terbiasa melakukannya sampai anak menjadi
individu yang merupakan bagian dari masyarakat. Disamping itu tugas atau peran dari wali murid dan pendidik sebaiknya adalah fital, hal tersebut karena apa saja yg dilakukan oleh mereka akan dicontoh atau direkam pada memori anak, oleh karena itu contoh perilaku yang baik harus senantiasa di terapkan. Disiplin merupakan hal yang penting, sebab disiplin seharusnya dilakukan secara rutin kepada anak. Terdapat tiga hal penting dalam kedisiplinan antara lain: Kebiasaan, peraturan, dan hukuman. Disiplin harus dilakukan secara rutin agar sikap disiplin sebagai kebiasaan bagi anak usia dini. Aturan merupakan arahan bagi setiap orang pada suatu masyarakat. Sebagaimana dalam aturan ada hadiah dan hukuman. Anak didik akan mendapat konsekuensi seimbang atas sikap yang tidak patuh atau patuh pada aturan (Acep
Yonny., Sri Rahayu Yunus., 2011, hal.52). Berdasarkan uraian pelaku utama sikap disiplin yaitu anak, perilaku yang tetap taat aturan bukan hanya dijalankan oleh anak, tapi dijalankan juga oleh wali murid. Semua itu dapat mendukung terwujudnya perilaku yang diinginkan. Beberapa jurnal terdahulu yang digunakan peneliti sebagai referensi mengenai penelitian tentang kedisiplinan pada anak didik. Kebiasaan yang diterapkan wali murid agar sikap disiplin menjadi kebiasaan dapat disebabkan hal-hal seperti background pendidikan wali murid, umur wali murid, keikutsertaan wali murid dalam medidik, kegiatan sehari-hari wali murid, wilayah
rumah anak, asal daerah dan kemajuan alat-alat elektronik (Kusmiati, Eti., Sari, Diarti Yunia., Mutiara, Shinta., 2021). Terjadinya peningkatan disiplin pada anak dipengaruhi oleh hal berikut yaitu : Media pembelajaran yang menarik minat anak, terdapat manajemen kelas yang teratur
akan meningkatkan perhatian anak didik dan anak dapat mengerti aturan kegiatan, media yang ramah untuk anak, adanya reward atau hadiah, bertujuan agar anak termotivasi dan semangat dalam berkegiatan (Rahmah, Siti., Zirmansyah., Januari, 2019). Implementasi disiplin positif dengan melalui pendekatan kebiasaan, memberi contoh perilaku yang baik, pendekan kongkrit dan ilmiah. Para guru dan wali murid dapat menjadi idola dan perantara bagi anak (Gunartadi
Kurniawan, Didik., JUNI 2021). Penerapan perilaku disiplin dengan pembiasaaan bagi anak didik semestinya dilaksanakan sedini mungkin bertujuan menjadi pembiasaan sehingga terbentuk sikap disiplin dan diterapkan secara terus menerus, pendidik dapat memasang poster bergambar aturan agar anak didik mudah memahami sehingga dapat mengikuti dan mungkin anak dapat menjadi contoh bagi teman yang lain, pendidik harus lebih peka terhadap kebutuhan anak dengan menjalankan pendekatan dan strategi pembelajaran agar sikap disiplin anak usia dini meningkat dan anak semangat serta menunjukkan minatnya dalam berkegiatan (Jaga, Rumiati La., Arifin., Andi Agustan., Maret, 2019). Berdasarkan penelitian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan dapat berubah karena cara asuhan wali murid yang disebabkan karena background pendidikan wali murid, umur wali murid, keikut sertaan wali murid dalam medidik, kegiatan sehari-hari wali murid, wilayah lingkunga rumah anak, asal daerah dan
kemajuan alat-alat elektronik. Terjadinya peningkatan disiplin pada anak dipengaruhi oleh hal berikut yaitu: media pembelajaran yang menarik minat anak, terdapat manajemen kelas yang teratur akan meningkatkan perhatian anak didik dan anak dapat mengerti aturan kegiatan, media yang ramah untuk anak, adanya reward atau hadiah, bertujuan agar anak termotivasi dan semangat dalam berkegiatan, sehingga tujuan yang tercapai sesuai dengan harapan pendidik.
Pendidik seharusnya menyajikan kegiatan yang bervariasi dan tentunya dapat menarik minat anak, sehingga penulis mengadakan perbaikan dengan menggunakan kegiatan pramuka prasiaga dalam hal meningkatkan kedisplinan pada anak didik. Kegiatan dalam pramuka
prasiaga adalah kegiatan bermain yang berpusat pada anak, misalnya menggambar, bernyanyi, bertepuk, bermain bekerjasama, dan bermain menggunakan media lain yang dapat dikenalkan pada anak dalam kegiatan pramuka. Dalam prasiaga yang dipandu oleh pendidik atau guru sebagai pembina dalam berkegiatan, kegiatannya sesuai kebutuhan dan tahap perkembangan
anak usia dini yaitu meliput 6 aspek perkembangan diantaranya: nilai agama dan moral, kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial emosional dan seni. Dimana setiap kegiatan dikemas dalam bentuk permainan yang bertujuan agar dapat menarik minat dan perhatian anak usia dini, yang mana pada tahap usianya proses penyerapan ilmu melalui panca indra yaitu mendengar dan melihat. Untuk itu peneliti tertarik menggunakan metode kegiatan pramuka prasiaga untukd apat meningkatkan kedisipinan pada anak usia dini. Agar tujuan dari kedisiplinan dapat

tercapai, anak usia dini akan senang berkegiatan dan menjadi terbiasa. Setiap kegiatannya menggunakan sistem tema, dimana tema tersebut disesuaikan dengan lingkungan terdekat anak, dengan tema juga menjadikan kegiatan bervariasi sehingga anak tidak menjadi bosan dalam

mengikutinya. Prasiaga diharapkan dapat menjadi pemecah masalah yang mudah untuk pengadaan kegiatan pengukuhan ilmu budi pekerti pada lembaga pendidikan dapat dilaksanakan dengan kegiatan belajar seraya bermain. Seperti yang tercantum dalam Peraturan

Pemerintah bernomor 87 pada tahun 2017 yang berisikan pengukuhan ilmu budi pekerti yaitu merupakan tanggung jawab satuan lembaga pendidikan yang dilakukan melalui harmonisasi dalam mengolah hati, pikiran, dan olah raga pada anak didik melalui kerja kelompok atau bersama teman sebaya dan menggunakan metode kegiatan, yang dilakukan dalam lembaga pendidikan, lingkungan masyarakat, dan keluarga atau lingkungan peserta didik berada sehari-harinya, semua bagian tersebut adalah bagian dalam gerakan nasional revolusi mental. Aktivitas yang dilakukan pada prasiaga yaitu merupakan aktivitas belajar seraya bermain seperti melalui bermain tepuk, bernyanyi bersama, berkegiatan bersama-sama dalam kelompok serta

berkegiatan dengan menggunakan media atau memanfaatkan alat dan bahan-bahan bekas bekas atau biasa disebut loosepart yang ada dilingkungan peserta didik, melalui kegiatan tersebut anak juga diperkenalkan dengan kegiatan yang berkaitan dengan pramuka. Pemahaman anak didik tentang Pramuka dapat melalui beberapa metode yang bertujuan menstimulasi enam aspek perkembangan pada anak didik, seperti menstimulasi peningkatan aspek motoric dan

peningkatan aspek kognisi peserta didik. Cara memperkenalkan pramuka pada anak didik dapat melalui syair atau lagu yang dapat menstimulasi aspek Bahasa anak dimana dalam setiap syair lagu, dapat menstimulasi kecerdasan anak didik dalam hal bernyanyi dan memperhatikan

alunan music atau irama lagu, hal lainnya dapat meningkatkan penguatan motorik anak melalui olah tubuh mengikuti alaunan music lagu, disamping itu pula dapat memperkenalkan numenurasi pada syair lagu. Seperti yang tercantum dalam buku panduan Prasiaga untuk anak usia taman kanak-kanak adalah prasiaga merupakan wadah atau sarana untuk menanamkan budi pekerti nilai nasionalisme (Dirjen PAUD-DIKMAS, 2019: hal.5) Prasiaga bertujuan untuk

memperkenalkan kemampuan dasar pada nilai-nilai kepramukaan pada peserta didik yaitu melaui kegiatan penanaman budi pekerti, kecakapan, kekuatan otot fisik dan pembiasaan selalu berbuat baik agar menjadi insan manusia yang merupakan bagian dari negara dan dunia

yang dapat memperkokoh persaudaraan dan saling hormat menghormati antar manusia.

METODE
Metode yang peneliti gunakan adalah penelitian tindakan kelas atau dikenal dengan Action Research, metode penelitian tindakan ini mengacu pada penelitian Classroom Action Research
yaitu jenis Kemmis dan Taggart, pelaksanaannya dua siklus dimana setiap siklusnya ada empat tahap yaitu planning (perencanaan), action (tindakan), observation (observasi), reflection
(refleksi) serta revition (revisi). Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tahap dua siklus, dimana pada setiap siklusnya disusun dengan menggunakan acuan pada tahapan
sebagai berikut yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Tujuan pada tiap siklusnya yaitu untuk meningkatkan sikap displin taat aturan pada anak usia 5-6 tahun sesuai
dengan tahapan kegiatan yang telah dilakukan di awal. Pada proses perencanaan, dirancang kegiatan yang memadukan bermacam-macam kegiatan belajar seraya bermain dengan
melaksanakan pendekatan saintifik guna meningkatkan kedisiplinan anak. Kegiatan dirancang dengan pelaksanaan yang bertahap sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Penelitian dilakukan di TK Harapan Bahagia, yang berlamat Jl. Rambang Raya No.265, Rt. 02/ Rw. 04,
Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya, Depok. TK Harapan Bahagia adalah sekolah berbasis agama Islam, dan waktu pelaksanaan perbaikan dilakukan pada tahun ajaran 2022/2023 semester Ganjil. Peneliti akan melaksanakan kegiatan pengembangan dengan
menggunakan kegiatan belajar seraya bermain dan berkreasi dengan memanfaat bahan dan alat bekas disekitar lingkungan anak didik dengan aneka kegiatan yang bervariatif yang merujuk pada kegiatan pramuka prasiaga terhadap anak kelompok B2. Anak akan diajak untuk
berkegiatan bermain dan berkreasi yang bertujuan untuk memunculkan sikap kedisplinan pada anak terhadap mematuhi aturan. Sebelum peneliti melakukan perbaikan dan melaksanakan kegiatan siklus 1, peneliti melakukan persiapan atau pra siklus sebagai suatu cara yang
dilakukan peneliti untuk mengetahui secara lengkap kondisi atau keadaan yang ada didalam kelas atau kelompok yang akan ditelitinya. Kemudian melakukan proses diagnosa atau dugaan sementara mengenai permasalahan yang ada atau timbul didalam kelas atau kelompok tersebut. Hal yang dilaksanakan oleh peneliti selama kegiatan pra siklus adalah sebagai berikut : 1. dilakukan proses obervasi atau pengamatan pada kelas atau kelompok, 2. kegiatan pengamatan
dilakukan pada pelaksanaan pembelajaran baik didalam kelas maupun diluar kelas, melihat dan pengumpul semua informasi, 3. Kegiatan diskusi dengan rekan guru sejawat guna membicarakan solusi atau pemecahan masalah yang terjadi dalam kelas dan membicarakan metode kegiatan yang akan dilaksanakan guna untuk mengatasi permasalah tersebut, 4.
Penentuan waktu pelaksanaan kegiatan perbaikan atau penelitian, 5. mempersiapkan sarana media pembelajaran, alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam proses kegiatan perbaikan atau penelitian. Kegiatan perbaikan dilaksanakan pada jam sekolah sebanyak 5 hari dalam setiap minggunya yaitu mulai dari hari Senin sampai Jumat. Pada saat penelitian dilaksanakan tema yang sedang dikembangkan di TK adalah Lingkungan Ku, pada proses pra siklus subtema yaitu lingkungan rumahku, siklus 1 subtema yaitu lingkungan individu dan siklus 2 subtema yaitu lingkungan sosial. Dengan demikian dapat disimpulkan perbedaan kegiatan pada setiap siklus, dimana pada siklus 1 kegiatan lebih ditekankan kepada anak sebagai diri sendiri atau mahluk individu, sedangkan pada kegiatan siklus 2 kegiatan lebih ditekankan pada anak sebagai

mahluk sosial atau yang berinteraksi dengan orang lain atau dalam masyarakat

dilingkungannya. Fokus atau subyek penelitian dilakukan pada kelompok B2, berjumlah 11 anak, dimana perempuan 6 siswi dan laki-laki 5 siswa. Sesuai tingkat ketercapaian pembelajaran karakter sikap disiplin pada anak kelompok B yaitu: a. Anak mampu memahami aturan, b. Anak mampu mengikuti aturan, c. Anak mampu memiliki atau memperlihatkan

perilaku dalam mengetahui aturan, d. Anak mampu menjalankan atau memperlihatkan perilaku taat aturan, e. Anak mampu memperlihatkan sikap tanggung jawab pada aturan. Tipe alat

penilaian yang digunakan sebagai indikator nilai kriteria kemunculan sikap disiplin pada anak yaitu: 1. Aspek menaati aturan, terdiri dari: 1.1. Anak mampu memperlihatkan sikap mengikuti

aturan, 1.2. Anak mampu memperlihatkan sikap mengetahui aturan dengan menjelaskan kembali aturan. 2. Aspek tanggung jawab, terdiri dari: 2.1. Anak mampu memperlihatkan sikap sabar menunggu giliran dari awal sampai akhir kegiatan, 2.2. Anak mampu memperlihatkan sikap tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas di setiap kegiatan. Kegiatan penelitian juga

dilakukan dengan cara observasi atau pengamatan, dimana cara yang dilakukan pada pengisian lembar observasi, pengamat atau disini adalah peneliti memberikan tanda checklist (√) pada

kolom nilai 1-4 sesuai dengan kriteria kemunculan sikap disiplin yaitu sebagai berikut; 1: belum muncul, 2: mulai muncul, 3: sering muncul, 4: konsisten (menetap). Dengan tingkat kemunculan ditentukan sebagai berikut: 1. Konsisten (menetap): Sikap perilaku disiplin terlihat

lebih dari 4 kali, 2. Sering muncul: Sikap perilaku disiplin terlihat 3 atau 4 kali, 3. Mulai muncul: Sikap perilaku disiplin terlihat 1 atau 2 kali, 4. Belum muncul: Sikap perilaku disiplin tidak terlihat atau belum ada. Pada proses mendapatkan data, cara yang dilakukan peneliti adalah mengamati anak didik, bertujuan agar menghasilkan data yang konkret dan obyektif.

Hasil data dari pengamatan tersebut menjadi alasan dalam menjalankan kegiatan perbaikan berikutnya. Disetiap akhir siklus dilakukan refleksi, refleksi adalah cara yang dilakukan peneliti

beserta para kolaborator atau pihak-pihak terkait guna melihat kekurangan dan kelebihan apa saja yang telah dilakukan oleh peneliti. a. Refleksi akan di lakukan setiap kali selesai melaksanakan RKH dan tiap akhir siklus, b. Refleksi dilaksanakan dengan cara merenungkan, mengingat dan menghubungkan kinerja mengajar yang hasilnya menjadi acuan dalam
perencana perbaikan pembelajaran yang akan dan telah terjadi. Pada kegiatan refleksi, data diolah oleh peneliti. Apabila tindakan selesai dilaksanakan, dilakukan kembali refleksi bersama kolaborator. Data observasi tindakan diolah pada refleksi. Refleksi pada tahap atau siklus 2
analisis data dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan hasil analisis refleksi peneliti akan melihat apakah hasil data skor kedisiplinan anak didik telah melampaui pencapaian kriteria keberhasilan yaitu diatas 70%. Disiklus 2, peneliti akan melakukan perbandingan antara data
refleksi prasiklus, siklus 1, dan siklus 2. c. Tujuan refleksi untuk melihat pengalaman yang muncul, tentang keberhasilan atau masalah dalam kegiatan pembelajaran secara nyata.
Kegiatan ini bertujuan melihat keberhasilan tindakan perbaikan dan sebab kegagalan dari tindakan perbaikan yang dilakukan oleh peneliti.

 
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada kegiatan perbaikan disiklus 1 hasil yang didapatkan adalah dari 11 anak, 8 anak mendapatkan nilai mulai muncul atau skor skala 2 dan 3 anak mendapatkan nilai sering muncul atau skor skala 4. Persentase rata-rata nilai perbaikannya yaitu sebesar 59,1% nilai tersebut masih dibawah kriteria keberhasilan. Karena hasil nilai perbaikan pada siklus 1 masih dibawah kriteria keberhasilan yaitu diatas 70% maka kegiatan perbaikan dilanjutkan pada siklus 2. Pada kegiatan perbaikan disiklus 2 hasil yang didapatkan adalah dari 11 anak, 4 anak mendapatkan
nilai konsisten atau skor skala 4 dan 7 anak mendapatkan nilai sering muncul atau skor skala 3. Persentase rata-rata nilai perbaikan yaitu sebesar 84,1% nilai tersebut sudah diatas kriteria
keberhasilan 70%. Berdasarkan hasil diatas dapat dikatakan bahwa kegiatan pengembangan yang dilakukan pada siklus 2 dimana kegiatan perbaikan dengan menggunakan kegiatan belajar
seraya bermain yang lebih bervariasi seperti bermain peran, membuat kreativitas dari bahan bekas, menggambar, dan bermain tebak-tebakan, sehingga anak berminat mengikuti dan senang dalam berkegiatan Hal inilah alasan sehingga terdapat peningkatan dibandingkan dengan hasil
kegiatan pengembangan yang dilakukan pada siklus 1. Kegiatan pengembangan yang dilakukan dalam meningkatkan karakter kedispilinan pada anak sesuai dengan tugas guru yaitu konsisten
dalam menerapkan aturan dan penanaman perilaku baik secara rutin. Dalam kegiatan disini peneliti tidak menggunakan hukuman karena hukuman hanya sebagai batasan agar anak tidak
melakukan pelanggaran, hal yang dilakukan lebih kepada menempatkan diri sebagai bagian dari anak dan mejadikan anak sebagai pusat kegiatan. Pada setiap kegiatan perbaikan peneliti 
menggunakan kegiatan yang bervariasi yang terdapat dalam kegiatan pramuka prasiaga,

sehingga dapat menarik minat anak dan kegiatan menjadi menyenangkan.

 

KESIMPULAN DAN SARAN 

Berdasarkan data diatas dari kegiatan perbaikan yang telah dilakukan peneliti maka dapat ditarik kesimpulan adalah sebagai berikut: kedisiplinan dapat ditingkatkan melalui kegiatan pramuka prasiaga, hal ini terbukti pada pengamatan prasiklus kedisiplinan anak masih rendah yaitu 38,64% kemudian setelah dilakukan tindakan perbaikan menunjukkan peningkatan pada siklus 1 sebesar 59,1% dan pada siklus 2 semakin meningkat yaitu 84,1%. Melalui kegiatan

pramuka prasiaga yang bervariasi dapat menarik minat anak didik dalam berkegiatan, pramuka prasiaga kegiatannya dikemas dengan metode belajar seraya bermain sesuai dengan kodrat anak, dengan suasana hati yang senang anak dapat dengan mudah mengikuti kegiatan, sehingga anak dapat dengan mudah juga memahami aturan dan menunjukkan sikap taat aturan. Saran

bagi pendidik yaitu: Pendidik anak usia dini harus senantiasa melakukan pengembangan diri, peka dalam hal mengenali kebutuhan dan karakter anak didiknya. Pendidik sebaiknya dalam

berkegiatan selalu menjelaskan pijakan awal kepada anak tentang aturan dalam berkegiatan, dengan tujuan agar anak memahami aturan sehingga dengan paham anak dapat menunjukkan sikap tertib pada aturan selama berkegiatan. Pendidik dalam hal menjelaskan langkah-langkah kegiatan harus jelas, singkat dan berulang, agar anak mengerti dan mampu menunjukkan sikap tanggung jawab dalam menyelesaikan kegiatan dari awal sampai akhir. Pendidik harus dapat

memiliki sikap kreatif dalam mengadakan kegiatan, hal ini bertujuan menarik minat anak, setiap kegiatan yang dilakukan disesuaikan pada tahapan dan kebutuhan perkembangan anak.

DAFTAR PUSTAKA
Alwi , Hasan., dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga . Jakarta: Balai Pustaka,
2002.
Arikunto, Suharsimi., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: Rineka Cipta,
2006.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, Tahun 2019. Buku Saku Pedoman Prasiaga
Pendidikan Anak Usia Dini, sebagai wahana penanaman karakter kebangsaan,
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral PAUD dan DIKMAS ,
Dwitagama, Dedi., Kusumah, Wijaya., Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks,
2008.
Imron, Ali., Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah . Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014. Tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini.
Wardani, IG.A.K., Wihardit Kuswaya., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka. 2021.
Wiyani, Novan Andry., Bina Karakter Anak Usia Dini . Jogjakarta: Ruzz Media, 2013.
Yonny, Acep Yonny dan Yunus, Sri Rahayu, Begini cara menjadi guru inspiratif dan disenangi
siswa . Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2011.
Arifin, Andi Agustan., La Jaga, Rumiati., Peningkatan Perilaku Disiplin Anak Melalui Metode
Pembiasaan Di Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu Insan Kamil Kelompok B1 Usia
5-6 Tahun, JAPRA Jurnal Pendidik Raudatul Athfal
Fajjaria, Asti., Konsep disiplin siswa disekolah dan program bimbingan pribadi social,
repository.upi.edu, 2012, hal. 25.
Gunartati., Kurniawan, Didik., Implementasi Disiplin Positif Anak Usia Dini Oleh Pendidik KB
Bintang Mulia Krekah Gilangharjo Pandak Bantu, Jurnal Cendekiawan ilmiah PLS
Vol. 6, No.1 Juni 2021
Kusmiati, Eti., Sari, Dianti Yunia., Mutiaras, Shinta., Pola Asuh Orangtua Dalam Membentuk
Disiplin Anak Dimasa Pandemi, PERNIK Jurnal PAUD, VOL. 4 NO. 2 April 2021
Rahmah, Siti., Zirmansyah., Meningkatkan Disiplin Anak Kelompok B Melalui Permainan
Tradisional Petak Umpet, Jurnal AUDHI, Vol.1, No.2, Januari 2019

http://repository.upi.edu/operator/uploads/s_plb_005031_chapter2.pdf.
https://repository.unsri.ac.id/21403
https://www.gurumadrasah.co

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun