lebih dari 4 kali, 2. Sering muncul: Sikap perilaku disiplin terlihat 3 atau 4 kali, 3. Mulai muncul: Sikap perilaku disiplin terlihat 1 atau 2 kali, 4. Belum muncul: Sikap perilaku disiplin tidak terlihat atau belum ada. Pada proses mendapatkan data, cara yang dilakukan peneliti adalah mengamati anak didik, bertujuan agar menghasilkan data yang konkret dan obyektif.
Hasil data dari pengamatan tersebut menjadi alasan dalam menjalankan kegiatan perbaikan berikutnya. Disetiap akhir siklus dilakukan refleksi, refleksi adalah cara yang dilakukan peneliti
beserta para kolaborator atau pihak-pihak terkait guna melihat kekurangan dan kelebihan apa saja yang telah dilakukan oleh peneliti. a. Refleksi akan di lakukan setiap kali selesai melaksanakan RKH dan tiap akhir siklus, b. Refleksi dilaksanakan dengan cara merenungkan, mengingat dan menghubungkan kinerja mengajar yang hasilnya menjadi acuan dalam
perencana perbaikan pembelajaran yang akan dan telah terjadi. Pada kegiatan refleksi, data diolah oleh peneliti. Apabila tindakan selesai dilaksanakan, dilakukan kembali refleksi bersama kolaborator. Data observasi tindakan diolah pada refleksi. Refleksi pada tahap atau siklus 2
analisis data dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan hasil analisis refleksi peneliti akan melihat apakah hasil data skor kedisiplinan anak didik telah melampaui pencapaian kriteria keberhasilan yaitu diatas 70%. Disiklus 2, peneliti akan melakukan perbandingan antara data
refleksi prasiklus, siklus 1, dan siklus 2. c. Tujuan refleksi untuk melihat pengalaman yang muncul, tentang keberhasilan atau masalah dalam kegiatan pembelajaran secara nyata.
Kegiatan ini bertujuan melihat keberhasilan tindakan perbaikan dan sebab kegagalan dari tindakan perbaikan yang dilakukan oleh peneliti.
Â
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada kegiatan perbaikan disiklus 1 hasil yang didapatkan adalah dari 11 anak, 8 anak mendapatkan nilai mulai muncul atau skor skala 2 dan 3 anak mendapatkan nilai sering muncul atau skor skala 4. Persentase rata-rata nilai perbaikannya yaitu sebesar 59,1% nilai tersebut masih dibawah kriteria keberhasilan. Karena hasil nilai perbaikan pada siklus 1 masih dibawah kriteria keberhasilan yaitu diatas 70% maka kegiatan perbaikan dilanjutkan pada siklus 2. Pada kegiatan perbaikan disiklus 2 hasil yang didapatkan adalah dari 11 anak, 4 anak mendapatkan
nilai konsisten atau skor skala 4 dan 7 anak mendapatkan nilai sering muncul atau skor skala 3. Persentase rata-rata nilai perbaikan yaitu sebesar 84,1% nilai tersebut sudah diatas kriteria
keberhasilan 70%. Berdasarkan hasil diatas dapat dikatakan bahwa kegiatan pengembangan yang dilakukan pada siklus 2 dimana kegiatan perbaikan dengan menggunakan kegiatan belajar
seraya bermain yang lebih bervariasi seperti bermain peran, membuat kreativitas dari bahan bekas, menggambar, dan bermain tebak-tebakan, sehingga anak berminat mengikuti dan senang dalam berkegiatan Hal inilah alasan sehingga terdapat peningkatan dibandingkan dengan hasil
kegiatan pengembangan yang dilakukan pada siklus 1. Kegiatan pengembangan yang dilakukan dalam meningkatkan karakter kedispilinan pada anak sesuai dengan tugas guru yaitu konsisten
dalam menerapkan aturan dan penanaman perilaku baik secara rutin. Dalam kegiatan disini peneliti tidak menggunakan hukuman karena hukuman hanya sebagai batasan agar anak tidak
melakukan pelanggaran, hal yang dilakukan lebih kepada menempatkan diri sebagai bagian dari anak dan mejadikan anak sebagai pusat kegiatan. Pada setiap kegiatan perbaikan peneliti menggunakan kegiatan yang bervariasi yang terdapat dalam kegiatan pramuka prasiaga,
sehingga dapat menarik minat anak dan kegiatan menjadi menyenangkan.
Â
KESIMPULAN DAN SARANÂ
Berdasarkan data diatas dari kegiatan perbaikan yang telah dilakukan peneliti maka dapat ditarik kesimpulan adalah sebagai berikut: kedisiplinan dapat ditingkatkan melalui kegiatan pramuka prasiaga, hal ini terbukti pada pengamatan prasiklus kedisiplinan anak masih rendah yaitu 38,64% kemudian setelah dilakukan tindakan perbaikan menunjukkan peningkatan pada siklus 1 sebesar 59,1% dan pada siklus 2 semakin meningkat yaitu 84,1%. Melalui kegiatan
pramuka prasiaga yang bervariasi dapat menarik minat anak didik dalam berkegiatan, pramuka prasiaga kegiatannya dikemas dengan metode belajar seraya bermain sesuai dengan kodrat anak, dengan suasana hati yang senang anak dapat dengan mudah mengikuti kegiatan, sehingga anak dapat dengan mudah juga memahami aturan dan menunjukkan sikap taat aturan. Saran
bagi pendidik yaitu: Pendidik anak usia dini harus senantiasa melakukan pengembangan diri, peka dalam hal mengenali kebutuhan dan karakter anak didiknya. Pendidik sebaiknya dalam
berkegiatan selalu menjelaskan pijakan awal kepada anak tentang aturan dalam berkegiatan, dengan tujuan agar anak memahami aturan sehingga dengan paham anak dapat menunjukkan sikap tertib pada aturan selama berkegiatan. Pendidik dalam hal menjelaskan langkah-langkah kegiatan harus jelas, singkat dan berulang, agar anak mengerti dan mampu menunjukkan sikap tanggung jawab dalam menyelesaikan kegiatan dari awal sampai akhir. Pendidik harus dapat