Aku pasrah pada potongan dadu wortel yang ditaburi ke dalam mangkuk berisi bubur.
Aku pasrah pada potongan daun bawang yang baunya menyengat,
pada kecap asin,
pada mangkuk bergambar ayam jago kepunyaan abang bubur.
Tak perlu ati empela, tak perlu cabai, tak perlu suir ayam goreng.
Mereka pasti akan melukai tukak pada usus dan lambung,
Yang sudah kuperangi sejak seminggu lalu.
Aku pasrah pada cair atau lendir menyakitkan.
Aku pasrah bila yang terkenang tetap wajah lugumu.
Aku pasrah jika harus membayar delapan ribu, tanpa ati empela.
Aku pasrah, meninggalkan hawa serdawa akibat gas lambung yang buat perutku gembung.
Aku pasrah pada ngilu di punggung.
Aku pasrah suapan terakhir adalah bukan takdir
Aku pasrah saat itu pukul 19:18,
Aku pasrah aroma jagung bakar masuk ke lubang hidung,
Dan aku pasrah bayangan sorot matamu menusuk-nusuki kepalaku.
Aku pasrah jejakku digilas roda kendaraan sekitar stasiun,
Pada suatu malam,
Digenangi air hujan,
yang dengan pasrah turun
Untuk turut merayakan kepasrahan
Di malam yang paling pasrah di antara kepasrahan-kepasrahan yang pernah ada.
Kebayoran, 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H