Mohon tunggu...
Dinda Julia
Dinda Julia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Negeri Padang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Keluarga Responsif Gender

22 Desember 2024   09:15 Diperbarui: 22 Desember 2024   09:14 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENDIDIKAN KELUARGA RESPONSIF GENDER

Keluarga merupakan pijakan pertama dalam perkembangan kehidupan manusia, melalui keluarga manusia mengenal berbagai pengetahuan dan dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki. Pada prinsipnya, setiap manusia secara fitrah sudah dibekali potensi baik, maka melalui keluargalah segala potensi itu dapat distimulus untuk mewujudkan sumber daya yang berkualitas. 

Orang tua merupakan pihak utama yang bertanggung jawab dalam pendidikan di dalam keluarga untuk mewujudkan hal ini tentu perlu disiapkan beberapa hal, agar tujuan tersebut dapat dicapai, layaknya sebuah lembaga pendidikan, ada yang perlu dipersiapkan, di antaranya; pendidik, sarana prasarana serta lingkungan keluarga yang dapat menunjang terselenggaranya pendidikan keluarga.

Pendidikan Keluarga Responsif Gender (PKRG) adalah program dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memberikan pengetahuan, wawasan, dan pemahaman tentang hak dan kewajiban, peran, kedudukan, dan tugas tanggung jawab laki-laki dan perempuan untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender khususnya dalam keluarga. Hal ini menuntut kebijakan pendidikan untuk melihat lebih jauh dari sekadar kesetaraan gender dalam pendaftaran sekolah guna menempatkan kesetaraan gender di jantung pendidikan melalui rencana dan kebijakan yang peka gender . Perencanaan sektor pendidikan yang tanggap gender (GRESP) merupakan langkah penting untuk memajukan kesetaraan gender dalam dan melalui pendidikan.

Responsif gender sendiri adalah perhatian yang konsisten dan sistematis terhadap perbedaan-perbedaan perempuan dan laki-laki di dalam masyarakat. Tujuannya adalah untuk menghapus hambatan-hambatan struktural dan kultural untuk mencapai kesetaraan gender.

Tujuan dari pendidikan keluarga responsif gender (PKRG) adalah untuk: 

Memberikan ruang bagi peserta didik untuk belajar bersama tanpa memandang gender

Memberikan perhatian yang adil bagi kebutuhan khusus laki-laki dan perempuan

Mencegah bias gender atau diskriminasi terkait gender

Mengatasi hambatan berbasis gender

Menghargai perbedaan gender

Memastikan paritas gender.

Dalam model pembelajaran PKRG, pendekatan budaya dan cerita rakyat dapat digunakan untuk menyampaikan nilai-nilai responsif gender.

Teori pendidikan keluarga responsif gender adalah teori yang memberikan perhatian yang adil dan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk belajar bersama tanpa memandang gender. Dalam teori ini, laki-laki dan perempuan diberikan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dan mengekspresikan diri. 

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pendidikan responsif gender, antara lain: 

Memberikan hak sepenuhnya dalam belajar

Memperhatikan kebutuhan khusus laki-laki dan perempuan

Memastikan peserta didik dapat membaur dengan realita masyarakat yang heterogen

Menciptakan interaksi dan kerja sama langsung antara laki-laki dan perempuan

Menciptakan lingkungan yang saling memanusiakan dan menghormati antar sesama.

Selain dalam pendidikan, responsif gender juga dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti keluarga, pekerjaan, politik, agama, dan budaya. 

Pendidikan keluarga yang responsif gender adalah metode pendidikan yang memperhatikan kebutuhan belajar khusus laki-laki dan perempuan. Metode ini juga memberikan kesempatan yang sama bagi peserta didik untuk berpartisipasi dan mengekspresikan diri tanpa takut didiskreditkan. 

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pendidikan responsif gender: 

Memberikan hak sepenuhnya dalam belajar

Memberikan perhatian yang adil bagi kebutuhan khusus laki-laki dan perempuan

Mempertimbangkan dinamika, peran, dan harapan gender yang dapat memengaruhi pengalaman belajar

Memastikan peserta didik dapat membaur dengan realita masyarakat yang heterogen

Membangun semangat saling memanusiakan dan menghormati antar sesama

Responsif gender adalah perhatian yang konsisten dan sistematis terhadap perbedaan-perbedaan perempuan dan laki-laki di dalam masyarakat.

Pendidikan keluarga yang responsif gender dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya: 

Memberikan contoh positif

Berkomunikasi dengan kata-kata yang tepat

Membahas topik kesetaraan gender

Bermain peran

Menyediakan mainan gender netral

Menggunakan pendekatan budaya dan cerita rakyat untuk menyampaikan nilai-nilai responsif gender

Melakukan pengasuhan dengan asas saling menghormati dan saling membutuhkan

Mengasuh berdasarkan nilai-nilai agama, moral, norma, dan budaya

Memimpin keluarga dengan baik, tidak otoriter, dan mempertimbangkan saran dan ide dari istri dan anak-anak

Pasangan suami istri saling bekerja sama dalam menjalankan peran dan tugasnya

Mencari solusi yang baik jika terjadi ketidaksepahaman antara suami-istri.

Beberapa contoh pendidikan responsif gender, antara lain:

Rencana pelajaran yang responsif gender, yaitu rencana pelajaran yang mempertimbangkan kebutuhan laki-laki dan perempuan. 

Sekolah responsif gender, yaitu sekolah yang memungkinkan perempuan dan laki-laki belajar, mengenal, dan menemukan diri tanpa takut dihakimi. 

Perencanaan sektor pendidikan yang tanggap gender (GRESP), yaitu langkah penting untuk memajukan kesetaraan gender dalam dan melalui pendidikan.

KESIMPULAN

Individu tidak terbentuk dengan sendirinya, fitrah manusia sebagai makhluk sosial, menjadikannya membutuhkan orang lain untuk bertumbuh dan berkembang, keluarga merupakan institusi pendidikan awal dalam perjalanan panjang pendidikan sepanjang hayat yang dijalani oleh setiap individu. Melalui keluarga, individu mendapatkan pengalaman untuk dapat bertahan dalam menjalani kehidupannya.

DAFTAR PUSTAKA

Brooks, Jane. 2011. The Process Of Parenting (Terjemahan)

 Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Helmawati. 2014. Pendidikan Keluarga Teoritis dan Praktis. 

Bandung. Rosda Karya

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Pengarus 

Utamaan Gender Buku 3:

Kurikulum Pendidikan Keluarga Responsif Gender. 

Depdikbud. Jakarta

Nurdin, Diding dan Imam Sibaweh. 

2017. Penegelolaan Pendidikan dari Teori Menuju 

Implementasi. Jakarta.

Rajawali Pers.

Nurhayati, Eti. 2011. Bimbingan Konseling & Psikoterapi 

Inovatif. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Purnama, Sigit. 2016. Materi-materi Pilihan dalam Parenting Education menurut Munif 

Chatib. Golden Age Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini. Vol. I No. I

Puspitawati, Herien. 2019. Gender dan Keluarga: Konsep dan Realita. 

Bogor. IPB PRESS.

Sudiapermana, Elih. 2012. Pendidikan Keluarga Sumberdaya 

Pendidikan Sepanjang Hayat.

Bandung. Edukasia Press

Sudjana S., H. Djuju. 2004. Pendidikan 

Nonformal: wawasan, 

Sejarah Perkembangan, Filsafat & 

Teori Pendukung, Serta Asas.

Bandung. Falah Production.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun