Mohon tunggu...
Dinda Ishma Nadhila
Dinda Ishma Nadhila Mohon Tunggu... Penulis - Bismillahirrahmanirrahim

Mahasiswi Uin Maulana Malik Ibrahim

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Perkembangan "Moral" Melalui Teori Kohlberg

18 Maret 2020   21:10 Diperbarui: 19 Maret 2020   09:27 2308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika Kohlberg bercerita . . .

“Di Eropa seorang perempuan hampir meninggal akibat sejenis kanker khusus. Ada satu obat yang menurut dokter dapat menyelamatkannya. Obat tersebut adalah sejenis radium yang baru-baru ini ditemukan oleh seorang apoteker di kota yang sama. Biaya membuat obat ini sangat mahal, tetapi sang apoteker menetapkan harganya 10X lebih mahal dari biaya pembuatan obat tersebut. Untuk pembuatan 1 dosis obat ia membayar $200 dan menjualnya $2.000. Suami pasien perempuan, Heinz pergi ke setiap orang yang ia kenal untuk meminjam uang, tetapi ia hanya dapat mengumpulkan $1.000 atau hanya setengah dari harga obat. Ia memberitahu apoteker bahwa istrinya sedang sakit dan memohon agar apoteker bersedia menjual obatnya lebih murah atau membolehkannya membayar setengahnya kemudian. Tetapi sang apoteker berkata ”Tidak, aku menemukan obat, dan aku harus mendapatkan uang dari obat itu.” Heinz menjadi nekat dan membongkar toko obat itu untuk mencuri obat bagi istrinya.”

Kohlberg merupakan salah satu seorang ilmuan yang ahli psikologi yang memberikan dapak dan perubahan besar dalam perkembangan psikologi. Dari cerita di ataslah yang mengawali Kohlberg menjadi penemu dalam dasar tahapan-tahapan moral dan tingkatan-tingkatan tertentu. 

Konsep yang menjadi kunci untuk memahami perkembangan moral yakni perkembangan dari perilaku yang dikendalikan secara eksternal menjadikan perubahan yang dikendalikan secara internal, teori ini yang medasari kohlberg dalam penemuannya.

Tahapan perkembangan Kohlberg 

Kohlberg menemukan enam tahapan tehapan perkembangan moral yang kemudian di kelompokkan menjadi tiga tingkatan sesuai dengan kematangan seseorang jadi setiap satu tingkatan terdapat dua tahapan antara lain, pra-konvesional, konvesional, dan pasca-konvensional.  

  1. Tingkatan Pra-Konvensional

Pada tingkatan ini, seorang individu tidak memperlihatkan bagaimana cara internalisasi nilai-nilai moral. Penalaran moral ini dikendalikan oleh sebuah imbalan atau biasa disebut dengan hadiah dan hukuman eksternal. Dengan kata lain aturan di kontrol oleh orang lain (eksternal) dan tingkah laku yang baik akan mendapatkan hadiah sedangkan tingkah laku yang buruk akan mendapatkan hukuman. 

Seseorang memiliki alasan tersendiri untuk bertindak atau tidak bertindak sesuatu karena untuk menghindari hukuman. Dengan hal ini anak akan mengkaitkan norma tersebut baik atau buruk atas apa yang telah dilakukan sesuai dengan tindakannya. Anak juga menilai norma tersebut sesuai dengan kekuatan fisik yang menerapkan norma-norma tersebut. Pada tingkatan pra-konvensional di bagi menjadi dua tahap yaitu :

  • Tahap 1. Orientasi hukuman dan ketaatan

Pada tahap ini penalaran moral didasarkan atas hukuman dan individu taat karena orang lain menuntut mereka untuk taat.

  • Tahap 2. Relativistik Hedonism

Tahap ini anak tidak lagi secara mutlak tergantung pada aturan yang ada, anak lebih pada kepentingan diri sendiri. Mereka mulai menyadari bahwa suatu kejadian datangnya bersifat relative, dan anak lebih berorientasi pada prinsip kesenangan atau lebih senang jika anak mendapatkan sebuah hadiah. 

Apa yang benar adalah apa yang dirasakan baik dan apa yang dianggap menghasilkan hadiah. Menurut Mussen, dkk. Orientasi moral anak masih bersifat individualisme, egosentris, dan konkrit.

        2. Tingkatan Konvensional (moralitas Konvensional)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun