2. Kekayaan atau Kemiskinan
Status ekonomi seseorang sering kali dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti kondisi ekonomi global, kebijakan pemerintah, atau situasi pasar, yang semuanya berada di luar kendali individu. Stoikisme menekankan bahwa kebahagiaan sejati tidak bergantung pada kekayaan material, tetapi pada pengembangan karakter dan kebajikan. Dengan demikian, baik kekayaan maupun kemiskinan dianggap sebagai Fortuna yang seharusnya tidak mempengaruhi kesejahteraan batin seseorang. (KOMPASIANA)
3. Penderitaan
Penderitaan dapat muncul dari berbagai peristiwa tak terduga seperti bencana alam, kehilangan orang yang dicintai, atau situasi sulit lainnya yang berada di luar kendali kita. Stoikisme mengajarkan untuk menerima penderitaan sebagai bagian dari kehidupan dan melihatnya sebagai kesempatan untuk melatih ketahanan, kebijaksanaan, dan kebajikan. Dengan demikian, penderitaan dipandang sebagai Fortuna yang dapat dihadapi dengan sikap yang bijaksana. (KOMPASIANA)
4. Sakit
Penyakit atau kondisi kesehatan sering kali terjadi tanpa peringatan dan berada di luar kendali individu. Stoikisme mengajarkan bahwa meskipun kita tidak dapat mengendalikan apakah kita jatuh sakit, kita dapat mengendalikan respons kita terhadap penyakit tersebut. Dengan fokus pada kebajikan dan sikap mental yang positif, seseorang dapat menghadapi sakit dengan ketenangan dan martabat. (KOMPASIANA)
Secara lebih spesifik tentang Virtue :
Dalam filsafat Stoikisme, kebajikan (virtue) adalah inti dari kehidupan yang baik dan bermakna. Kebajikan ini meliputi pemahaman yang mendalam, pengelolaan emosi, penerapan logika, dan kemampuan menilai dengan tepat. Memahami perbedaan antara sensasi dan emosi adalah penting dalam konteks ini.
1. Pemahaman (Understanding):
  - Penjelasan: Stoikisme menekankan pentingnya menggunakan akal budi untuk memahami dunia dan diri sendiri. Dengan pemahaman yang benar, seseorang dapat melihat realitas sebagaimana adanya dan membuat keputusan yang bijaksana.
  - Sumber: "Prinsip akal budi menekankan bahwa pemahaman dan pengontrolan diri sangat penting dalam mencapai kebahagiaan." (https://www.studocu.id)
2. Emosi (Emotion):
  - Penjelasan* Stoikisme mengajarkan bahwa emosi destruktif muncul dari penilaian yang keliru. Dengan melatih diri untuk menilai situasi dengan benar, seseorang dapat mengelola dan mengatasi emosi negatif.
  - Sumber: "Inti dari cara hidup Stoa adalah proses yang sedang berlangsung dari: Mengembangkan pengendalian diri, Memberikan penilaian yang jelas, dan Mengatasi emosi destruktif." (https://www.suara.com)
3. Logika (Logic):
  - Penjelasan: Logika adalah alat yang digunakan untuk menilai argumen dan situasi secara objektif. Dengan penerapan logika, individu dapat menghindari kesalahan berpikir dan mencapai kesimpulan yang benar.
  - Sumber: "Stoikisme memiliki tiga prinsip utama: akal budi, logika, dan moral." (https://www.studocu.id)
4. Menilai dengan Tepat (Accurate Judgment):
  - Penjelasan: Kemampuan untuk menilai situasi dan peristiwa dengan tepat memungkinkan seseorang untuk merespons dengan cara yang sesuai, menghindari reaksi berlebihan atau penilaian yang tidak adil.
  - Sumber: "Inti dari cara hidup Stoa adalah proses yang sedang berlangsung dari: Mengembangkan pengendalian diri, Memberikan penilaian yang jelas, dan Mengatasi emosi destruktif." (https://www.suara.com)
Perbedaan antara Sensasi dan Emosi:
  - Sensasi (Sensation): Merupakan pengalaman inderawi langsung, seperti rasa sakit, panas, atau dingin.
  - Emosi (Emotion): Reaksi psikologis yang melibatkan penilaian atau interpretasi terhadap sensasi atau peristiwa tertentu.
  - Penjelasan: Sensasi adalah respons fisik langsung terhadap rangsangan eksternal, sedangkan emosi melibatkan interpretasi mental terhadap sensasi tersebut. Misalnya, sensasi panas dapat menimbulkan emosi marah jika ditafsirkan sebagai ancaman.
  - Sumber: "Sensasi ini juga bisa menyebabkan emosi atau hasrat tertentu dalam pikiran." (https://deepwhitelight.blogspot.com)
#Â How do we solve the problems in this discussion?
Bagaimana kita memecahkan permasalahan dalam pembahasan ini?
Praktik Stoicisme, Membedakan Antara Fortuna vs Virtue Untuk Menjadi Sarjana Unggul dan Profesional.
Dalam filosofi Stoicisme, membedakan antara Fortuna (hal-hal di luar kendali kita) dan Virtue (kualitas internal dan tindakan yang bisa kita kendalikan) adalah kunci untuk mencapai keunggulan akademik dan profesional. Berikut adalah panduan yang relevan: