Pihak keluarga merasa heran, kasus ini sudah berjalan sebulan lebih namun belum ada penyelesaiannya. Indikasinya sengaja di perlambat kepolisian. Saat ditanya hubungan oknum polisi berinisial JPS dengan matinya korban, alasannya Jenny waktu kejadian oknum JPS berada bersama korban.
"Saat kejadian, si JPS sedang bersama korban. Korban di sekap di kantor jaga malam yang pengelolanya itu si JPS, orang tuanya KS. Ini foto yang kami ambil waktu di kamar mayat, kakak juga bisa buka di Youtube rekaman korban melalui ponselnya sendiri secara diam-diam di kantor jaga malam. Satu lagi, di BAP kakak kami sudah nyatakan bahwa korban punya sakit asam lambung tujuh bulan lalu, kok malah diberitakan meninggal karena sakit jantung?" ungkap Jenny.
Dari foto yang di perlihatkan saat di kamar mayat, terlihat hampir di seluruh tubuh korban penuh luka lebam. Sementara dalam rekaman percakapan dan pertemuan korban dengan sejumlah orang saat terjadinya penganiayaan yang di share ke Youtube terlihat, ada oknum polisi menggunakan seragam dinas lengkap berdiri melihat saksi di introgasi.
Sebelumnya, korban dinyatakan tewas dengan kondisi mengenaskan setelah di anaiaya penjaga malam dan sejumlah pria berbadan tegap dan berambut cepak di salah satu pos jaga malam di Pusat Pasar Medan. Korban mengalami luka serius karena sekujur tubuhnya lebam-lebam dan bagian kepala mengeluarkan darah segar di duga akibat hantaman benda keras. Korban sempat di larikan sesama rekannya ke Rumah Sakit Murni Teguh Medan tapi tidak tertolong lagi karena terlalu banyak mengeluarkan darah.
Â
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H