Kurangnya edukasi mengenai risiko dan batasan praktik tukang gigi juga berkontributi terhadap tingginya minat masyarakat untuk melakukan pemasangan veneer di tempat tersebut. Masyarakat cenderung memilih tukang gigi karena mereka percaya pada iklan-iklan menarik yang menjanjikan hasil instan dengan biaya rendah. Namun, kenyataannya adalah bahwa banyak dari praktik ini tidak memenuhi standar medis yang diperlukan untuk menjaga kesehatan mulut (KBA.ONE, 2022).
Risiko Kesehatan dari Pemasangan Veneer oleh Praktik Tidak Profesional
1. Sensitivitas Gigi yang Meningkat
Salah satu risiko utama dari pemasangan veneer oleh individu yang tidak berlisensi adalah peningkatan sensitivitas gigi. Proses pemasangan veneer melibatkan pengikisan enamel gigi untuk mempersiapkan permukaan sebelum veneer dipasang. Ketika prosedur ini dilakukan tanpa keterampilan yang memadai, pengikisan enamel bisa berlebihan, menyebabkan kerusakan pada struktur gigi dan meningkatkan sensitivitas terhadap suhu ekstrem (Kwon et al., 2020).
2. Kerusakan Jaringan Gigi dan Gusi
Pemasangan veneer yang tidak tepat dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan gigi dan iritasi pada gusi. Tepi veneer yang tajam atau posisi yang tidak sesuai dapat mengakibatkan luka pada gusi serta meningkatkan risiko infeksi (Almohareb et al., 2021). Dalam beberapa kasus, pasien mengalami peradangan gusi akibat penumpukan sisa makanan di celah-celah veneer yang tidak terpasang dengan baik.
3. Perubahan Warna Gigi
Veneer yang dipasang secara sembarangan dapat menyebabkan warna gigi asli menjadi tidak merata atau bahkan menimbulkan noda di tepi veneer. Hal ini terjadi karena kelembapan saat pemasangan yang tidak terkontrol (Bansal et al., 2019). Selain itu, warna veneer yang sudah terpasang tidak bisa diperbaiki, sehingga pasien terpaksa hidup dengan hasil yang kurang memuaskan.
Dampak Estetika dari Veneer Tidak Profesional
1. Hasil Estetika yang Buruk
Salah satu tujuan utama pemasangan veneer adalah untuk meningkatkan penampilan gigi. Namun, jika dilakukan oleh tukang gigi atau praktik tidak profesional lainnya, hasilnya bisa jauh dari harapan. Banyak kasus di mana veneer terlihat tidak alami atau bahkan cacat, membuat pasien merasa malu untuk tersenyum (Kumar et al., 2022).