Demanding (Terlalu Banyak Maunya)
Orangtua selalu mementingkan kebutuhannya terlebih dahulu daripada kebutuhan anak-anaknya. Anak-anak harus bersikap sesuai dengan keinginan orangtua.
Tidak Menghargai Anak
Orangtua suka memberikan komentar yang merendahkan di depan anak maupun orang lain.
Â
Jika orangtua bersikap toxic, anak akan merasa tidak nyaman untuk berkomunikasi, bersikap terbuka, maupun berbagi mengenai kehidupan pribadinya. Hal ini akan memberikan pengaruh negatif terhadap perkembangan kepribadian anak. Beberapa dampak yang dialami anak akibat toxic parenting adalah cemas, tidak percaya diri, mudah menyalahkan diri sendiri, mudah dipengaruhi orang lain, suasana hati yang negatif, selalu takut atau merasa tidak aman, membandingkan diri sendiri dengan orang lain, penilaian negatif terhadap diri sendiri, dan dapat berperilaku yang merugikan diri sendiri. Menurut Indrawati dkk (2014), keluarga toxic memberikan efek jangka panjang bagi anak, terutama pada sisi psikologis yang dapat mengakibatkan trauma. Terlebih lagi, trauma ini justru berpotensi kepada penerapan pola hidup toxic tersebut kepada keluarga yang akan anak  bangun di masa mendatang.
Jadi Apa yang Perlu Dilakukan untuk Menghindari Toxic Parenting?
Lakukan Introspeksi Diri Sendiri dan Pasangan
Hubungan yang baik antara suami istri dapat menunjang pasangan menjadi orangtua yang lebih baik. Selesaikan masalah suami istri dengan sebaik-baiknya agar dapat menjadi orangtua yang lebih baik bagi anak-anaknya.Â
Orangtua Menyelesaikan Masalah Psikologis Yang Belum Selesai
Apapun masalah psikologis di dalam diri orangtua harus segera diberikan penanganan yang sesuai sehingga dapat memberikan perilaku parenting yang sehat dan positif.