"katanya banyak yang sudah teliti itu judul, tentang sekolah sekolah gitu" jawabku semakin pusingÂ
"gini, gimana kalau di perusahaan, coba ntar di kantor tempat mas Adi, suamiku kerja". jawabnya dengan nada kasihan padaku.
aku hanya mengangguk angguk menyetujuinya.Â
"kenapa hari rabu pulang? emang gak ngajar?" tanyaku mengalihkan topik.
"pembantuku pulang, terus Sifa ini gak ada yang tunggu, akhirnya tak ajak ke kelas, eh mahasiswa pada ketawa ngeliatin dia padahal dia gak ngapa-ngapain, udah bubar bubar mending tak bawa ke nenek kakeknya saja, lagian dirumah pada ngumpul semua, ayo ke rumahku besok pagi dianterin mas Amri pulang". jawabnya menjelaskan.
"enggak, aku pengen pulang". jawabku agak ragu, ingin pulang tapi pengen juga kerumahnya soalnya jarang ketemu meskipun hari raya, karena gak semuanya di rumah kumpul.Â
"aku turun dulu ya dek, salam buat bapak ibu, ati-ati". katanya ketika sampai di gang rumahnya. aku tersenyum dan mengiyakan.
aku kembali menjalani kesendirian dalma bus yang meskipun terisi banyak insan manusia dari berbagai jenis, yah ketika alay menjelma hanya kata kata baper yang datang, sudahlah waktunya mengirim pesan pada kakak untuk menjemput di alun-alun kota soalnya aku tidak mau naik bus lagi ke arah rumah karena sudah pusing pusing gak jelas.Â
                                         ----------_----------
"assalamualaikum,...... Nana, ayo". kata Dian ketika tiba di depan rumah yang kelihatan dari luar ketika aku sedang menonton tv.Â
"aku belum mandi, sebentar, beneran". jawabku langsung berlari kekamar mandi.Â