Mohon tunggu...
Dina Setyoningsih
Dina Setyoningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Di sini, saya berbagi pandangan, wawasan, dan informasi seputar dunia pendidikan, teknologi, dan isu-isu terkini yang mempengaruhi kehidupan kita. Saya percaya bahwa dengan terus belajar dan berdiskusi tentang topik-topik penting ini, kita bisa beradaptasi dengan cepat dan berpikir kritis dalam menghadapi perubahan zaman. Bergabunglah dengan saya untuk berdiskusi lebih lanjut dalam perjalanan ini untuk menjelajahi cara-cara inovatif dalam pendidikan dan dampak teknologi pada kehidupan kita.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Generasi Muda di Ambang Krisis Identitas Nasional: Peran Pendidikan dalam Menjaga Warisan Budaya

24 Desember 2024   12:06 Diperbarui: 24 Desember 2024   12:23 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peran Pendidikan sebagai upaya dalam menjaga warisan budaya

                Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk dan mempertahankan identitas nasional, terutama di tengah tantangan globalisasi yang semakin menguat. Pendidikan, formal maupun non-formal, tidak hanya berfungsi untuk mentransfer pengetahuan akademis, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kebangsaan, budaya, dan sejarah yang membentuk jati diri suatu bangsa. Melalui pendidikan, generasi muda dapat dikenalkan dengan kekayaan budaya, tradisi, dan simbol-simbol negara yang menjadi bagian integral dari identitas nasional Indonesia. Berikut beberapa upaya atau cara pendidikan berperan dalam upaya menjaga warisan bangsa:

  • Pengenalan dan Pelestarian Kebudayaan Lokal, pendidikan dapat menjadi wadah untuk mengenalkan berbagai bentuk kebudayaan lokal, seperti tarian tradisional, musik, pakaian adat, dan kesenian lainnya. Melalui kurikulum yang mengajarkan tentang kebudayaan lokal, anak-anak dan remaja akan lebih memahami dan menghargai kekayaan budaya yang ada di sekitar mereka. Hal ini didukung oleh pendapat Naibaho dkk., (2022) yang menyatakan pendidikan efektif dalam melestarikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal, karena pendidikan tidak terpisahkan dari nilai-nilai budaya yang merupakan identitas nasional.
  • Penguatan Identitas Nasional Melalui Nilai-Nilai Budaya, pengenalan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam Pancasila dan tradisi lokal dapat membangun rasa bangga dan cinta tanah air. Pendidikan yang menanamkan rasa nasionalisme, toleransi, dan gotong-royong akan memperkuat identitas bangsa di tengah arus globalisasi yang sering kali membawa budaya asing. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan multikultural berbasis kearifan lokal yang dapat menumbuhkan rasa kebanggaan, sikap nasionalisme dan sikap patriotisme terhadap bangsa dan negara (Naibaho dkk., 2022). Dengan begitu, upaya ini pastinya dapat mempertahankan identitas dan integritas nasional. Tidak hanya pendidikan multicultural, mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dapat menjadi pembelajaran untuk mempertahankan identitas nasional dengan harapan dapat mengubah sudut pandang serta menambah wawasan nasional yang berdampak pada penguatan identitas nasional (Sakdiyah dkk., 2024).
  • Pendidikan Karakter dan Moral, pendidikan karakter dengan berbasis pada nilai-nilai budaya dapat membentuk individu yang menghargai warisan leluhur dan bertanggung jawab dalam melestarikannya. Selain itu, pendidikan moral yang mengajarkan pentingnya menjaga budaya sebagai bagian dari identitas diri akan mendorong generasi muda untuk berkontribusi dalam melestarikan warisan tersebut. Untuk menerapkan upaya tersebut perlu adanya kurikulum yang membutuhkan landasan-landasan yang kuat. Seperti yang telah dijelaskan oleh Hakim & Darojat, (2023) bahwa pembangungan kurikulum pendidikan multikultural berbasis karakter bangsa dan indentitas nasional adalah sebagai salah satu strategi dasar dari pembangunan bangsa. Salah satunya dengan penanaman karakter melalui pemahaman siswa tentang struktur nilai dan keteladanan yang diberikan pengajar dan lingkungan.
  • Pemanfaatan Teknologi untuk Melestarikan Budaya, teknologi dapat digunakan dalam pendidikan untuk mempromosikan dan melestarikan budaya. Penggunaan platform digital untuk mendokumentasikan dan menyebarluaskan kebudayaan, seperti melalui video, aplikasi, atau media sosial, dapat menjangkau lebih banyak orang, termasuk generasi muda, yang lebih akrab dengan teknologi. Selain itu, melaui cepatnya arus informasi saat ini dapat memanfaatkan media sosial sebagai penyebaran informasi mengenai kebudayaan, bahkan jika memungkinkan dapat memperkenalkan budaya Indonesia ke penjuru dunia (Lestari, 2018).
  • Keterlibatan Komunitas dan Kegiatan Ekstrakurikuler, pendidikan non-formal, seperti kegiatan ekstrakurikuler dan komunitas budaya, juga memainkan peran penting dalam melestarikan warisan budaya. Melalui kegiatan ini, generasi muda dapat lebih mendalami seni tradisional, bahasa daerah, serta keterampilan budaya lainnya yang mungkin tidak diajarkan di sekolah formal. Seperti yang telah ada di salah satu desa Karangdowo yang berada di kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Di desa tersebut pendidikan non-formal hadir dalam berbagai bentuk seperti kelas tari tradisional, pelatihan pembuatan batik, hingga lomba pidato Bahasa Jawa. tetapi juga sebagai wadah untuk mengasah keterampilan dan mempererat ikatan sosial antarwarga. 

Melalui berbagai upaya melalui pendidikan diatas dapat menjadi alat untuk mengenalkan dan melestarikan budaya, dapat memastikan bahwa warisan budaya Indonesia tetap hidup dan berkembang, meskipun menghadapi tantangan globalisasi dan perubahan zaman.  Upaya ini tidak perlu dimulai dari hal yang besar tetapi bisa dimulai dari langkah-langkah kecil.

Menumbuhkan sikap nasionalisme pada setiap warga ngara memerlukan proses yang berkesinambungan di setiap jenjang pendidikan. Hal ini dimulai dari pendidikan di sekolah dasar, yang merupakan tahap awal perkembangan dan pengetahuan bagi peserta didik. Selanjutnya, pada jenjang sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, hingga perguruan tinggi, pembelajaran tentang nilai-nilai kebangsaan dan budaya dapat diajarkan melalui mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) (Nurnazhiifa & Dewi, 2021). Dengan pendekatan yang konsisten dan berkelanjutan, kita dapat membentuk generasi yang menghargai dan melestarikan budaya Indonesia.

SIMPULAN

Indonesia, sebagai negara multikultural dengan beragam suku, bahasa, dan agama, menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan identitas nasional, terutama di kalangan generasi muda. Globalisasi dan perkembangan teknologi informasi telah mengubah cara berpikir dan berinteraksi, menyebabkan banyak anak muda kehilangan keterhubungan dengan budaya lokal dan nilai-nilai tradisional. Krisis identitas ini mengakibatkan penurunan rasa nasionalisme dan penghargaan terhadap warisan budaya. Oleh karena itu, pendidikan menjadi alat penting dalam mengatasi masalah ini.

Pendidikan memiliki peran krusial dalam menjaga dan melestarikan identitas nasional Indonesia di tengah tantangan globalisasi yang mengancam keberagaman budaya. Melalui pengenalan dan pelestarian kebudayaan lokal, penguatan nilai-nilai nasional, pendidikan karakter, pemanfaatan teknologi, serta keterlibatan komunitas, generasi muda dapat diajarkan untuk menghargai dan melestarikan warisan budaya mereka. Upaya ini harus dimulai sejak jenjang pendidikan dasar dan berlanjut hingga perguruan tinggi, dengan pendekatan yang berkesinambungan. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa warisan budaya Indonesia tetap hidup dan berkembang, serta menumbuhkan rasa nasionalisme yang kuat di antara generasi mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Alfiana, H. N., & Najicha, F. U. 2022. Krisis Identitas Nasional sebagai Tantangan Generasi Muda di Era Globalisasi. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 9(1), 45--52. https://doi.org/10.32493/jpkn.v9i1.y2022.p45-52

Aulia, L. R., Dewi, D. A., & Furnamasari, Y. F. 2021. Mengenal Indentitas Nasional Indonesia Sebagai Jati Diri Bangsa untuk Menghadapi Tantangan di Era Globalisasi. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(3), 8549--8557. https://www.jptam.org/index.php/jptam/article/view/2355

Dewi, A. A., Annisa, D., Hidayati, N., Eka, D., & Puspita, M. 2023. Degradasi Karakter Pemuda Indonesia di Era Globalisasi. Jurnal Indigenous Knowledge, 2(4), 332--338.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun