Mohon tunggu...
Lyfe

Sebuah Hal Penting yang Harus Diketahui Umat Muslim

15 Agustus 2015   11:13 Diperbarui: 15 Agustus 2015   11:13 3680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamualaikum

Jika saya diberi sebuah pertanyaan, artikel mana di blog dinarmagzz ini yang menurut saya paling penting? Maka saya jawab ini adalah artikel yang paling penting di blog ini. Jadi semoga dapat benar-benar dipahami oleh para pembaca.

Ada satu hal yang spesial dimiliki oleh agama islam.

Namanya bisyarah.

Bukan nama orang.

Bisyarah merupakan suatu kejadian yang pasti akan terjadi di masa yang akan datang, tapi hanya diketahui oleh Allah dan Rasul. Sebagai manusia biasa-biasa saja seperti kita pasti penasaran kan dengan masa depan. Nah, sungguh baiknya Allah dan Rasul itu karena mau menyampaikan hal-hal yang akan terjadi di masa depan kepada manusia lain.

Beda dengan ramalan. Bisyarah sudah pasti 100% valid, karena sumbernya ialah Yang Maha Menciptakan Hidup. Sehingga jika ada berita-berita tentang masa depan tapi kok tidak ada sumber dalil maupun sunah, maka dipastikan itu hanya ramalan sesat. Kok sesat? Karena ramalan itu berpotensi syirik. Ulasan mengenai ramal meramal bisa Anda simak di artikel ini.

Contoh bisyarah, misalnya, banyak sekali dalil Al Quran yang mendeskripsikan bagaimana situasi surga. Sungai-sungai mengalir. Airnya ketika diminum rasanya lebih lezat daripada susu kental manis. Pohon-pohon rindang berbuah lezat dengan buah yang bisa langsung dipetik pake tangan. Bidadari-bidadari cantik dan rupawan dimana-mana yang melebihi indahnya bulan purnama. Semua itu benar, memang seperti itulah surga jika esok kita terpilih oleh Nya sebagai penghuni surga, aamiin.

Namun bukan itu bisyarah yang ingin ditekankan kali ini, melainkan bisyarah dari Rasulullah saw yang mungkin belum banyak umat muslim yang tau.

Perlu tau banget, pada jaman Rasulullah dunia ini hanya terbagi menjadi dua wilayah negara yang besar, yaitu persia, dan romawi. Sedangkan Rasul sendiri berada di Madinah. Sebuah wilayah kecil yang letaknya berada di antara dua raksasa Persia dan Romawi.

Sehingga, jika pada saat itu ditanya manakah kota yang paling megah. Maka jawabnya adalah kota Konstantinopel yang ada di Persia, kemudian kota Romawi yang ada di Roma. Sayangnya, kedua kota tersebut jelas belum menjadi kota muslim. Keduanya masih nasrani. Kota nasrani, tapi memiliki keindahan yang tak ternilai di dunia. Konstantinopel memiliki jumlah gereja yang melebihi jumlah hari dalam setahun. Salah satu gereja yang paling megah ialah gereja Ayasofya. Konon katanya, orang yang masuk ke dalam gereja tersebut dia akan sulit membedakan apakah dia masih di dunia atau di surga, sebab dia terlalu kagum dengan keindahan gereja tersebut. Sedangkan Roma, merupakan kota bukti sejarah Romawi.

Dari Abdullah bin Amru bin Ash, bahwa ketika kami duduk di sekeliling Rasulullah untuk menulis, beliau SAW ditanya tentang kota manakah yang akan runtuh terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma. Rasulullah SAW menjawab “Kota Herakluis terlebih dahulu” (maksudnya Konstantinopel). HR Ahmad.

Hadits di atas diceritakan bahwa saat itu kota Madinah sedang kedatangan tamu perang sebanyak 10.000 pasukan yang datang dengan niat untuk menaklukan kota Madinah. Sedangkan pasukan kota Madinah sendiri, yang dipimpin oleh Rasulullah, hanya sebanyak 3000 pasukan. Oleh karena itu, pasukan Rasul bisa dikatakan sedang dalam keadaan genting-gentingnya. Di saat keadaan sulit seperti itu, ada salah seorang pasukan Madinah yang bertanya kepada Rasul, bahwa sebenarnya kota mana duluan sih yang akan kita taklukan, Konstantinopel atau Roma?

Nah, sedang sulit-sulitnya bertahan mengahadapi 10.000 pasukan, kok malah ada yang ngomongin dua kota terbesar di dunia. Maka tertawalah pasukan-pasukan lainnya yang menganggap bahwa orang itu sudah tidak waras. Akan tetapi, seperti pada Hadits di atas, Rasulullah menjawab bahwa kota Herakluis yang akan terlebih dulu ditaklukan.”

Rasulullah pun menambahkan bahwa, panglima yang menaklukan kota Konstantinopel, ialah panglima terbaik di dunia, pemuda terbaik, pemimpin terbaik.

Maka setelah itu, banyak panglima-panglima perang muslim yang berupaya untuk menaklukan Konstantinopel. Bagaimana tidak bersemangat? Jelas sudah bahwa apa pun yang dikatakan Rasul itu selalu benar akan terjadi, Konstantinopel pasti akan takluk, tinggal siapa nih panglima perangnya yang berhasil. Apalagi Rasulullah memberi penghargaan bahwa panglima yang berhasil menaklukan itu berarti dia panglima terbaik di dunia. Mana manusia yang tidak mau dianggap pemuda terbaik oleh Rasulullah.

Namun Konstantinopel pun tidak semudah itu dijadikan sebagai bahan percobaan penaklukan oleh panglima-panglima perang. Mereka yang gagal menaklukan ialah:

Abu Ayyub al-Anshari (674), beliau seorang kakek berusia 80 tahun. Beliau telah berjanji kepada Rasul akan menaklukan Konstantinopel. Sehingga beliau pun ikut berangkat bersama Muawiyah untuk berangkat ke Konstantinopel untuk berperang, walaupun sebelumnya telah dilarang karena faktor usia. Alhasil, beliau pun meninggal. Kemudian dimakamkan tepat di depan tembok konstantinopel sebab beliau ingin mendengar gemericik pedang dan langkah kaki pasukan kuda dari penglima penakluk konstantinopel kelak.

Maslamah bin Abdul Malik (712), yang telah membawa 180.000 pasukan, tapi gagal juga.

Khalifah Harun al Rasyid (811), panglima yang sangat kaya raya. Tidak juga berhasil.

Sultan Beyazid I (1396) dan Sultan Murad II (1422), keduanya adalah panglima perang yang hebat, namun gagal juga.

Hingga tiba saatnya, lahir seorang pemuda bernama Muhammad Al Fatih. Beliau mengetahui tentang hadits mengenai penaklukan kota Konstantinopel dan Romawi. Selain itu pula, ayah dari Muhammad Al Fatih, juga merupakan seorang panglima yang berusaha menaklukan kota itu, tetapi gagal.

Muhammad Al Fatih yang ingin melanjutkan pejuangan ayahnya, sekaligus karena adanya dorongan-dorongan dari lingkungan, beliau berkeyakinan akan menaklukan Konstantinopel. Persiapan memang harus dilakukan jauh-jauh hari. Beliau pun “memantaskan diri” menjadi “Panglima perang terbaik”. Ketika berusia 16 tahun, Muhammad Al Fatih sudah mampu menguasai 8 bahasa dunia untuk memudahkan komunikasi dalam strategi perang. Dan yang luar biasa, mulai dari setelah baligh sampai beliau meninggal, Muhammad Al Fatih tidak pernah meninggalkan sholat Rawatib dan Tahajud.

Singkat cerita, 1453, Muhammad Al Fatih yang saat itu baru berusia 21 tahun, beserta pasukannya berhasil menaklukan kota Konstantinopel. Dengan mengerahkan seluruh usaha dan kreativitas perangnya tentunya. Saya beri cuplikan ending perangnya saja, pasukan Muhammad Al Fatih sampai mengangkat kapal perang mereka naik ke atas gunung, kemudian melewati gunung, agar dapat sampai ke titik wilayah Konstantinopel yang lemah pertahanannya.

Ide seperti itu tentunya tidak akan muncul begitu saja, namun melalui munajat doa dan usaha yang sungguh-sungguh. Pada akhirnya, gereja Ayasofya yang keindahannya disamakan dengan surga tersebut berhasil diubah menjadi masjid oleh Muhammad Al Fatih.

Mengapa saya singkat kisah petempuran Muhammad Al Fatih menaklukan konstantinopel?

Sebab yang ingin saya tekankan pada artikel ini bukan itunya.

Dalam hadits tersebut, disebutkan bahwa Konstantinopel dan Roma keduanya akan takluk oleh umat muslim. Konstantinopel sudah berhasil ditaklukan oleh Muhammad Al Fatih. Namun ketika beliau akan melanjutkan pertempuran menuju Romawi, beliau meninggal karena diracun oleh seorang ahli kesehatan.

Jika kita sebagai umat muslim percaya pada bisyarah hadits tersebut, maka sesungguhnya suatu saat nanti kota Roma pun juga akan kita taklukan. Kita, sebagai muslim.

Jika kota Konstantinopel dulu berhasil ditaklukan dengan pertempuran, maka Roma kelak akan ditaklukan oleh umat muslim tanpa pertumpahan darah.

Jangan menunggu siapa nanti orang yang akan berhasil menaklukan Roma, karena semua umat muslim memiliki kesempatan untuk itu. Kalau kita bisa mengupayakan, mengapa tidak kita? Dengan ilmu pengetahuan mungkin.

Saya sendiri pernah mendengar sebuah ceramah, topiknya tentang pendidikan islam cara Rasulullah kepada anak-anak kecil. Intinya, bangsa Indonesia yang mengaku sebagai negara muslim ini kebanyakan malah tidak menerapkan prinsip seperti itu. Misalnya, kebanyakan sekarang kita temui anak-anak yang ketika kecil sudah banyak dilarang oleh orang tuanya. Dikit-dikit tidak boleh. Bermain tidak boleh. Hal-hal seperti itu, mungkin bagi orang tua adalah sesuatu yang tidak penting. Bermain itu Cuma bikin capek, ntar sakit, menurut orang tua seperti itu. Tapi menurut anak-anak, itu adalah hak mereka. Seorang anak yang biasa dilarang ketike kecil, maka ketika dewasa mereka justru akan melakukan hal-hal yang dilarang itu. Dan tentu itu sifatnya lebih berbahaya. Dilarang bermain ketika kecil?? Ketika dewasa, mereka pun bermain-main. Bisa bermain uang alias korupsi, atau bermain-main lainnya. Berbahaya bukan?

Rasul tidak mendidik seperti itu. Rasul tidak pernah melarang, tetapi mengarahkan. Bahkan justru ikut-ikutan bermain. Bisa dibayangkan, pak Susilo Bambang Yudhoyono kalau disuruh merapikan mainan anak-anak yang tersebar di lantai mau tidak ya. Soalnya Nabi Muhammad SAW orang terbaik di dunia sepanjang masa saja mau melakukan yang begitu-begitu. Tidak nyuruh pembantu atau lainnya, tapi Rasul merapikan mainan anak-anak dengan tangan sendiri.

Nah, kabarnya, banyak negara-negara di Eropa yang secara diam-diam kepo cara pendidikan islami Rasulullah. Mereka pun menerapkan cara-cara demikian. Akibatnya tentu bisa diduga, mana ada cara Rasul yang kalau diterapkan dampaknya jelek. Jelas hasilnya menjadi baik dan bermartabat. Negara tersebut adalah Prancis dan Italia.

Lebih jauh lagi, kita semua tau bahwa Italia ibukota negara ada di Roma. Sedangkan Roma sendiri, merupakan salah satu kota dalam hadits yang suatu saat akan ditaklukan umat muslim setelah Konstantinopel, dengan tanpa pertumpahan darah. Jadi saya pun berpikir, mungkin ini sudah merupakan sebuah petunjuk-petunjuk penaklukan kota Roma oleh umat muslim.

Intinya adalah, kita dilahirkan sebagai muslim. Seorang muslim, salah satu nikmat yang harus dia syukuri adalah kemuslimannya itu. Kita memiliki agama yang sempurna. Nah bagaimana dengan mereka yang non muslim? Itulah tugas kita yang harus menyampaikan kepada mereka mana yang benar-benar “benar”. Kata “menaklukan” kota disini penafsirannya luas. Bisa juga berarti bersyiar. Ketika kedua kota terbesar di dunia, Konstantinopel dan Roma, sudah berlandaskan Allah swt, niscaya pasti perdamaian dunia sangat mungkin terwujud. Mari kita mengerahkan akal pikiran kita untuk bersyiar pada kota Roma. Mari kita menjadi muslim terbaik yang telah Rasulullah sebutkan dalam hadits beliau tersebut.

More Inspiration? Sumber : www.dinarmagzz.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun