Mohon tunggu...
Gaya Hidup Artikel Utama

Hidup dengan 850 Ribu Per Bulan, Sebuah Kisah Tak Masuk Akal

1 Agustus 2015   16:23 Diperbarui: 12 Agustus 2015   06:30 393257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nabi kita Muhammad SAW kaya rayanya bukan main. Lha bayangin saja penduduk di jaman nabi itu hampir seluruhnya bahagia, padahal salah satu indikator kebahagiaan adalah tercukupinya kebutuhan. Dan untuk memenuhi kebutuhan itu pakainya duit. Tidak salah lagi bahwa harta Rasulullah itulah yang selalu dibagi-bagikan kepada umatnya, hingga Beliau sendiri tidur hanya dengan pelepah kurma.

Ada sebuah kejadian di mana Rasul sedang menjadi imam sholat. Ketika selesai salam, Rasul terburu-buru pulang ke Rumah, tidak seperti biasanya Beliau yang selalu berdzikir panjang terlebih dahulu. Para sahabat pun keheranan.

Beberapa saat kemudian, Rasul kembali datang ke masjid untuk melanjutkan dzikirnya.

Setelah selesai, sahabat pun bertanya karena penasaran, apa yang menyebabkan Rasul tadi terburu-buru pulang?

Kemudian Rasul menjawab, bahwa setelah salam tadi mendadak beliau teringat bahwa di bawah alas tidurnya masih tersimpan beberapa dirham uang. Dan beliau sangat takut akan ditanya Allah mengapa Engkau masih menyimpan uang, sedangkan di luar sana banyak umatmu yang lapar. Maka beliau segera pulang mengambil uang tadi dan memberikan kepada badan, lalu kembali ke masjid lagi untuk menuntaskan dzikir. Di sini, sungguh tampak pola kesederhanaan hidup dan semangat berbagi dari beliau yang seharusnya ditiru oleh umat manusia yang kepingin sukses dunia akhirat.

Setiap hari Senin dan Kamis, saya juga upayakan untuk berpuasa. Selain untuk masalah hemat, juga karena masalah pahala.

Itulah beberapa kebiasaan yang bisa saya share.

Sedekah ditambah baca ayat seribu dinar ditambah rutin sholat duha ditambah puasa Senin Kamis ditambah memanfaatkan waktu adalah uang.

Kata banyak ustad, sedekah itu dapat memperkaya harta. Setelah saya praktekan, rupanya benar begitulah adanya! Setelah saya sedekahkan 100 ribu tadi, ada-ada saja rejeki yang datang bergantian. Bergantian lo, seperti baris ngantri untuk datang kepada saya, itu yang saya rasakan. Mulai dari dapet makan siang gratis di kantor, bahkan teman saya sampai ada yang bilang kalau sekelompok kantor dengan saya itu enak, sering dapet makan siang gratis. Saya juga bingung. Ada juga honor yang mendadak cair, honor diklat, uang perjalanan dinas, dan lain-lain.

Memang, seperti terjemahan di ayat seribu dinar yang rutin saya baca tadi, rezeki dan pertolongan Allah itu datangnya dari arah-arah yang tidak diduga. Termasuk ide-ide yang muncul di kepala ini pun juga merupakan bentuk dari rezeki Allah yang tak terduga.

Ada sebuah kisah Muhammad Al Fatih dalam menaklukan Konstantiopel, sebuah kota besar yang sudah selama 700 tahun lebih mencoba ditaklukkan oleh pasukan muslim tapi selalu berujung di kegagalan karena pertahanan kota yang luar biasa tangguhnya. Muhammad Al Fatih inilah satu-satunya yang akhirnya berhasil, bagaimana caranya? Percaya atau tidak, pasukan Al Fatih ini menumbangkan Konstantinopel dengan cara membawa kapal-kapal perang mereka berlayar bukan di atas ombak, tapi di atas gunung! Alias membawa kapal-kapalnya naik ke atas gunung untuk menyerbu Konstantinopel, karena hanya pada sisi gunung-gunung itulah pertahanan kota itu lemah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun