3. Kehormatan
Kehormatan berkaitan dengan reputasi, status, dan pengakuan yang diterima oleh individu atau kelompok dalam masyarakat. Kehormatan dapat diperoleh melalui prestasi, pendidikan, atau kontribusi kepada masyarakat, dan sering kali berfungsi sebagai indikator status sosial yang tidak hanya berkaitan dengan kekayaan atau kekuasaan.
4. Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan mencakup pengetahuan, keterampilan, dan pendidikan yang dimiliki individu. Tingkat pendidikan dan pengetahuan yang tinggi dapat meningkatkan peluang ekonomi dan sosial seseorang. Ilmu pengetahuan juga dapat memberikan legitimasi dalam masyarakat, meningkatkan kehormatan dan kekuasaan sosial. Keempat kriteria ini saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain dalam membentuk stratifikasi sosial. Misalnya, kekayaan dapat memberikan akses ke pendidikan yang lebih baik, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kekuasaan dan kehormatan seseorang. Memahami hubungan antara kriteria ini penting untuk menganalisis dinamika sosial dan merancang kebijakan yang lebih adil. Golongan sosial timbul karena adanya perbedaan status dikalangan anggota masyarakat. Untuk menentukan stratifikasi sosial dapat diikuti 3 metode yakni:
Pertama, metode obyektif. Pada metode ini stratifikasi ditentukan berdasarkan kriteria obyektif antara lain jumlah pendapatan, lama atau tinggi pendidikan, jenis pekerjaan. Kedua, metode subyektif. Golongan sosial anggota masyarakat menilai dirinya dalam hierarki kedudukan dalam masyarakat itu. Ketiga, metode reputasi. Golongan sosial dirumuskan menurut bagaimana anggota masyarakat menempatkan masing-masing dalam stratifikasi masyarakat itu. Sebab munculnya kesadaran kelas masyarakat buruh dalam masyarakat kapitalis adalah karena semakin terpusatnya kaum buruh dalam daerah-daerah industri di kota. Karena mereka bekerja bersama-sama dalam kondisi yang kurang manusiawi di dalam pabrik tersebut dan hidup berdampingan satu sama lain sebagai tetangga dalam kota tersebut, maka mereka menjadi sadar akan penderitaan bersama dan kemelaratan ekonomi yang dirasakanya. Dengan kata lain, terpusatnya kaum buruh pada suatu tempat maka terbentuklah jaringan komunikasi dan menghasilkan sebuah kesadaran bersama. Dengan terbentuknya jaringan komunikasi antar kaum buruh ini, maka terbentuklah organisasi kelas buruh untuk melawan musuh Bersama seperti serikat-serikat buruh, serikat-serikat pekerja dan lain-lain.
E. SOLUSI
Stratifikasi sosial adalah fenomena yang membagi masyarakat ke dalam lapisan-lapisan berdasarkan berbagai kriteria, termasuk akses pendidikan, ekonomi, dan kekuasaan. Dalam konteks pendidikan, stratifikasi ini dapat menciptakan kesenjangan yang signifikan antara individu dari latar belakang yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk mencari solusi yang efektif guna mengatasi permasalahan ini. Salah satu langkah awal dalam mengatasi stratifikasi sosial adalah meningkatkan akses pendidikan bagi semua lapisan masyarakat. Program beasiswa untuk siswa dari keluarga berpenghasilan rendah dapat membantu mereka mengakses pendidikan berkualitas. Selain itu, mendirikan lebih banyak sekolah negeri yang berkualitas didaerah terpencil akan memastikan bahwa semua anak memiliki kesempatan untuk belajar. Meningkatkan kualitas pendidikan juga sangat penting. Pelatihan guru yang efektif dan berkelanjutan akan memastikan bahwa siswa menerima pengajaran yang berkualitas. Selain itu, pengembangan kurikulum yang inklusif dan relevan dapat membantu siswa dari berbagai latar belakang untuk berprestasi. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kondisi ekonomi. Oleh karena itu, dukungan untuk keluarga berpenghasilan rendah, seperti program pelatihan keterampilan dan dukungan pekerjaan, sangat penting. Pemberdayaan komunitas dengan mengembangkan program ekonomi lokal juga dapat membantu meningkatkan status sosial ekonomi masyarakat. Dalam banyak masyarakat, kesenjangan gender masih menjadi masalah yang signifikan. Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan untuk semua gender dan menyediakan dukungan bagi perempuan untuk melanjutkan pendidikan adalah langkah yang perlu diambil. Mendorong keluarga untuk mendukung pendidikan anak perempuan juga merupakan langkah penting dalam menciptakan kesetaraan. Kebijakan publik yang mendukung kesetaraan pendidikan dan melindungi hak-hak individu dari berbagai latar belakang sosial sangat diperlukan. Menerapkan undang-undang anti-diskriminasi dan meningkatkan infrastruktur pendidikan di daerah yang kurang terlayani akan membantu menciptakan masyarakat yang lebih adil. Membangun jaringan sosial yang kuat melalui program mentoring dapat memberikan dukungan bagi siswa dari latar belakang kurang beruntung. Kolaborasi antara sekolah, komunitas, dan sektor swasta juga penting untuk menciptakan peluang pendidikan dan kerja yang lebih baik. Dalam era digital, akses ke teknologi merupakan kunci. Menyediakan akses internet gratis di daerah terpencil dan mengembangkan platform pembelajaran digital yang dapat diakses oleh semua siswa adalah langkah yang perlu dilakukan untuk mendukung pembelajaran yang inklusif. Mengatasi permasalahan stratifikasi sosial dalam pendidikan memerlukan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif. Dengan meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, memberdayakan masyarakat, dan mengembangkan kebijakan yang mendukung kesetaraan, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan. Setiap individu berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang, terlepas dari latar elakang sosial dan ekonomi mereka.
F. KESIMPULAN
Stratifikasi sosial merupakan fenomena kompleks yang membagi masyarakat ke dalam lapisan-lapisan hierarkis berdasarkan berbagai kriteria, seperti kekayaan, kekuasaan, kehormatan, dan ilmu pengetahuan. Pendidikan memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk stratifikasi sosial, di mana akses dan kualitas pendidikan dapat memengaruhi mobilitas sosial individu. Meskipun pendidikan seharusnya menjadi alat untuk meningkatkan status sosial, kenyataannya, banyak lulusan perguruan tinggi yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi mereka, sehingga memunculkan masalah pengangguran di kalangan sarjana. Dalam konteks ini, pendidikan tidak hanya berfungsi sebagai sarana transfer pengetahuan, tetapi juga sebagai pembentuk karakter dan nilai-nilai individu. Namun, tantangan yang dihadapi oleh sistem pendidikan saat ini, termasuk praktik "bonsai" yang memaksa mahasiswa untuk lulus dengan cepat tanpa mempertimbangkan kesiapan intelektual mereka, semakin memperparah stratifikasi sosial. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan agar semua individu, terlepas dari latar belakang ekonomi, memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang. Untuk mengatasi permasalahan stratifikasi sosial, berbagai solusi perlu diterapkan. Pertama, meningkatkan akses pendidikan melalui program beasiswa dan pendirian sekolah berkualitas di daerah terpencil adalah langkah awal yang penting. Kedua, peningkatan kualitas pendidikan melalui pelatihan guru yang berkelanjutan dan pengembangan kurikulum yang inklusif akan membantu siswa dari berbagai latar belakang untuk berprestasi. Selain itu, dukungan bagi keluarga berpenghasilan rendah melalui program pelatihan keterampilan dan pemberdayaan ekonomi lokal akan berkontribusi pada peningkatan status sosial ekonomi. Kesetaraan gender juga harus menjadi perhatian utama, di mana upaya untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan bagi semua gender sangat diperlukan. Kebijakan publik yang mendukung kesetaraan pendidikan dan melindungi hak-hak individu harus diterapkan untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil. Selain itu, membangun jaringan sosial yang kuat melalui program mentoring dan kolaborasi antara sekolah, komunitas, dan sektor swasta dapat menciptakan peluang pendidikan dan kerja yang lebih baik. Di era digital, akses ke teknologi menjadi kunci dalam mendukung pembelajaran inklusif. Menyediakan akses internet gratis di daerah terpencil dan mengembangkan platform pembelajaran digital dapat membantu mengurangi kesenjangan pendidikan. Dengan pendekatan komprehensif dan kolaboratif, kita dapat mengatasi permasalahan stratifikasi sosial dalam pendidikan dan menciptakan masyarakat yang lebih berkeadilan serta berkelanjutan. Setiap individu berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang, terlepas dari latar belakang sosial dan ekonomi mereka. Melalui upaya yang terintegrasi, diharapkan stratifikasi sosial yang merugikan dapat diminimalisir, dan masyarakat dapat bergerak menuju kesejahteraan yang lebih merata bagi semua lapisan. Hal ini sebagaimana ungkapan Nasution dalam bukunya yang berjudul Sosiologi Pendidikan menyatakan bahwa: “……….Dalam berbagai studi, tingkat pendidikan tertinggi yang diperoleh seseorang digunakan sebagai indeks kedudukan sosialnya. Menurut penelitian, memang terdapat korelasi yang tinggi antara kedudukan sosial seseorang dengan tingkat pendidikan yang telah ditempuhnya.”. ( S.Nasution, 2011: 30).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H