Mohon tunggu...
Dina M. Riyadi
Dina M. Riyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Freelancer

shopaholic, shoes and bags lover, Love My Family so much

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Geothermal di Kabupaten Kuningan, Yes or No?

3 Maret 2014   21:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:17 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Twit dari @shendiRosyian itu juga kalo menurut saya tidak beralasan. Pemerintah mengirimkan proposal ke investor asing karena memang pemerintah tidak mempunyai modal yang cukup jika harus membangun sendiri. Tapi coba kita liat teknologi geothermal itu seperti apa.

Di twit itu dibilang kalau TNGC adalah gerbang untuk masuknya Chevron. Kalo menurut pendapat saya itu tidak benar. Karena Pemerintah Kabupaten Kuningan berkeinginan untuk menjadikan Kuningan sebagai Kabupaten Konservasi sehingga terbentuk TNGC. Dengan adanya TNGC, tidak akan ada industri besar tumbuh di Kuningan. Pemerintah Kabupaten Kuningan berkomitmen untuk tetap menjaga kelestarian alam di Kabupaten Kuningan. Dengan dijadikannya Kuningan sebagai kabupaten Konservasi, Pemerintah mendorong home industry berkembang lebih pesat dan menjadikan Kabupaten Kuningan sebagai kota tujuan Pariwisata dan menangkap potensi MICE (Meeting, Insentif, Conference, Exhibition).

Pengeboran sendiri direncanakan akan dilakukan di luar kawasan Taman Nasional atau Hutang Lindung sehingga tidak akan merusak kondisi alam.

Jadi, salahkah Chevron masuk ke Kuningan? Kalo menurut pendapat saya sebagai Renewable Energy Supporter, itu tidak salah. Karena saya sangat mendukung Chevron masuk ke Kuningan dan membangun PLTP. Pikirkan masa depan yang lebih baik untuk Kuningan, PAD, supply listrik, peningkatan kesejahteraan masyarakat, terbukanya lapangan kerja serta adanya potensi bisnis - bisnis turunan dari geothermal itu sendiri.

*) Data diolah dari berbagai sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun