Mohon tunggu...
Dina M. Riyadi
Dina M. Riyadi Mohon Tunggu... Administrasi - Freelancer

shopaholic, shoes and bags lover, Love My Family so much

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Geothermal di Kabupaten Kuningan, Yes or No?

3 Maret 2014   21:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:17 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3.650

435

11,9%

2.      Pemanfaatan Energi Panas Bumi akan Mengurangi Ketergantungan terhadap minyak.

Setelah dilakukan pembandingan capacity factor, ternyata pembangkit listrik yang mempunyai capacity factor tertinggi adalah PLTP.

3.    Energi Panas Bumi bersih dan ramah lingkungan.

Pemanfaatan energi geothermal atau secara real  dalam bentuk pembangkit listrik bersifat ramah lingkungan. Hal ini disebabkan karena pembangkit energi Geothermal tidak membutuhkan bahan bakar.

Untuk menghasilkan listrik sehingga level emisinya sangat rendah, ia membebaskan 1 - 3% karbondioksida dari yang dikeluarkan energi fosil. Pembangkit tenaga geothermal menggunakan sistem pencuci untuk membersihkan udara dari Hidrogen Sulfida (H2S) yang secara alami ditemukan di dalam uap air dan air panas. Pembangkit tenaga geothermal membebaskan kurang dari 97% hujan asam penyusun sulfur dari pada bahan bakar fosil. Setelah uap air dan air dari reservoir tenaga geothermal digunakan, air kembali diinjeksikan ke tanah. Selebihnya, akrena level emisinya rendah, maka pemanfaatannya pun mengurangi keberlanjutan global warming.

4.    Energi Panas Bumi adalah energi yang berkelanjutan (Sustainable). Meskipun panas bumi digunakan untuk menghasilkan listrik, namun energi ini akan tetap ada dan tidak akan pernah habis.

5.    Pemakaian lahan untuk panas bumi relatif minim. Jadi berita mengenai gunung ciremai dijual senilai 60T kepada Chevron pastilah hanya gosip belaka. Karena PLTP itu membutuhkan lahan seluas 0.4 - 3.2 Hektar per MW beda dengan PLTU (Batubara) yang membutuhkan lahan seluas 7.7 Hektar per MW.

Titik - titik yang berpotensi untuk geothermal adalah wilayah Cilengkrang, Ciniru Jalaksana dan Sangkanhurip. Chevron pastinya sekarang mungkin sedang memulai untuk membebaskan beberapa lahan untuk memulai beroperasi.  Coba deh kita pikirkan dampak positifnya dan compare dengan dampak negatif nya. Apakah lebih bermanfaat atau berbahaya untuk Kuningan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun