Mohon tunggu...
Dina Putri Yulianti
Dina Putri Yulianti Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - ASN/ MAHASISWA S2

Dream Catcher

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Optimalisasi Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK): Tinjauan Perencanaan dan Evaluasi dengan Model Precede/ Proceed

11 Juni 2024   20:00 Diperbarui: 11 Juni 2024   20:23 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompleksitas : Tantangannya adalah mengelola kompleksitas model selama fase diagnosa dan implementasi. Misalnya, mengumpulkan data epidemiologis dan perilaku yang mendalam membutuhkan koordinasi yang baik antara berbagai pemangku kepentingan. Proses perencanaan dan evaluasi yang komprehensif sering kali memerlukan tenaga ahli dan pelatihan khusus, yang mungkin tidak selalu tersedia di tingkat puskesmas. Selain itu, mengintegrasikan intervensi berdasarkan 12 indikator kesehatan dalam PIS-PK bisa menjadi rumit dan membutuhkan koordinasi yang efisien di antara berbagai program dan layanan kesehatan.

  • Data dan Informasi : Keterbatasan dalam ketersediaan data yang valid dan up-to-date merupakan tantangan besar. Misalnya, data epidemiologis dan perilaku yang diperlukan untuk fase diagnosis sering kali sulit diperoleh atau tidak tersedia dengan kualitas yang memadai. Di daerah dengan akses informasi yang terbatas, seperti di wilayah kerja Puskesmas Hajimena, pengumpulan data bisa menjadi tugas yang menantang dan mahal. Selain itu, mengumpulkan informasi dari keluarga mengenai kebiasaan kesehatan dan status sosial-ekonomi sering kali memerlukan pendekatan sensitif yang tidak selalu mudah dilakukan dalam waktu yang terbatas.

  • Partisipasi Masyarakat : Melibatkan masyarakat secara efektif dalam proses diagnosis dan evaluasi bisa menjadi tantangan besar. Ketidakmauan atau kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk berpartisipasi dalam survei dan diskusi kelompok menjadi kendala utama. Mereka juga menghadapi kesulitan dalam memastikan partisipasi yang konsisten dan bermakna dari komunitas, yang diperlukan untuk mengumpulkan data yang akurat dan menjalankan program dengan sukses. Dalam jurnal disebutkan bahwa masyarakat cenderung enggan untuk terlibat dalam kegiatan yang membutuhkan komitmen waktu yang panjang atau yang mereka anggap kurang relevan dengan kebutuhan langsung mereka.

  • Diskusi

    Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) merupakan Program prioritas Departemen Kesehatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas. Program Indonesia sehat ialah salah satu sasaran yang mau dicapai dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) 2015- 2019. Program Indonesia Sehat termasuk salah satu program dari Agenda ke- 5 Nawa Cita, dalam rangka Meningkatkan Mutu Hidup Manusia Indonesia. Sasaran dari Program Indonesia Sehat merupakan meningkatnya derajat kesehatan serta status gizi lewat upaya kesehatan serta pemberdayaan masyarakat. Pendekatan keluarga merupakan salah satu metode Puskesmas guna meningkatkan jangkauan sasaran serta mendekatkan akses pelayanan kesehatan di daerah kerjanya dengan mengdatangi keluarga. Puskesmas tidak cuma menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan pula keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di daerah kerjanya. (Kemenkes, 2017)

     Model perencanaan Precede-Proceed dapat digunakan untuk menganalisis program PIS-PK. Model ini terdiri dari dua bagian: PRECEDE dan PROCEED. PRECEDE digunakan untuk diagnosis dan evaluasi pendidikan/ekologis, sedangkan PROCEED digunakan untuk kebijakan, peraturan, dan konstruksi organisasi dalam pembangunan pendidikan dan lingkungan

    Meskipun model PRECEDE-PROCEED menawarkan kerangka kerja yang komprehensif dan sistematis untuk merancang dan mengevaluasi program kesehatan, penerapannya di Puskesmas Hajimena menunjukkan bahwa ada sejumlah tantangan yang perlu diatasi. Kompleksitas model, keterbatasan data, dan kesulitan dalam melibatkan masyarakat adalah beberapa kendala utama yang mempengaruhi efektivitas program PIS-PK. Mujiati et. al. (2020) juga menyoroti peran penting tokoh masyarakat dalam implementasi PIS-PK, terutama pada fase persiapan dan kunjungan keluarga/rumah. Tokoh masyarakat berperan sebagai sumber informasi, membantu pengorganisasian lapangan, menyiapkan dokumen keluarga, mendampingi kunjungan rumah, dan membantu menyelesaikan permasalahan yang timbul.

    Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan pendekatan yang lebih adaptif dan partisipatif yang mempertimbangkan konteks lokal dan kebutuhan spesifik masyarakat. Ini termasuk pengembangan strategi untuk mengumpulkan data yang lebih baik, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya partisipasi dalam program kesehatan, dan mengalokasikan sumber daya yang memadai untuk mendukung pelaksanaan program.

    Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
    Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun