"Kau berselingkuh denganku. Kau bukanlah perempuan solehah dan sebagainya. Banyak D, aku banyak senjata untuk menghancurkan pernikahan kalian berdua."
"Lalu, manfaatnya apa bagimu?"
"Puas dan bahagia. Jika berpisah dengan Al, kau akan menjadi milikku."
"Seyakin itukah, Al?"
"Tentu saja."
"Silakan, lakukan saja. Akan tetapi, pastinya Lilo takkan mudah mempercayaimu, Al karena dia pastinya akan mencari tahu 'kebenaran' yang kau berikan dengan caranya sendiri. Itu saja, Al."
Senyap. Mendadak senyap.Â
Dua menit berlalu. Perlahan, kopi di cangkirku pun lenyap tak bersisa.Â
Sebelum hari semakin gelap, aku pamit santun meninggalkan Al yang masih berharap tak akan ada hari esok...
Kira-kira, lima langkah keluar dari kafe, aku baru ingat bahwa Al belum memesan makanan dan minuman. Selain itu, aku belum membayar minuman yang kuhabiskan. Belum sempat aku melangkahkan kaki ke dalam kafe, seseorang menahan langkahku.Â
"D, please, jangan kembali kepadanya. Berharaplah selalu akan ada hari esok dan kalau pun tidak ada, semoga kita masih bersama... Kopimu sudah kubayar, D dan aku sengaja menguntitmu hingga kemari karena mencemaskanmu."