Aku tersenyum. "Iya, aku mau mandi sehingga pintu rumah kukunci dari dalam rumah. Hal ini untuk mencegah kau masuk ke rumah tanpa permisi."
Lilo menepuk keningnya. "Ampyun, D! Okelah. Siap, Bos!"
***
Kira-kira, selama tiga puluh lima menit, aku sibuk dengan aktivitasku dan Lilo tetap santun menungguku di teras rumah.Wajah pria yang kukasihi itu nampak lega saat melihatku hadir dengan dandanan rapi dan semerbak bunga melati.
"Parfum baru, ya, D? Wanginya lebih lembut dibandingkan parfum yang lama." Ucap Lilo sambil berdiri.
Aku terkikik geli. "Bukan, ini wangi sabun mandi."
Belum sempat Lilo mengucapkan sebuah kata, aku segera melemparkan kunci mobil Bokap dan menarik tubuhnya. Aku mengunci pintu dan pagar dengan rapat setelah sebelumnya menaruh peralatan minum yang dipergunakan oleh Lilo. "Hayo, let's go. Banyak hal yang harus kita lakukan. Kita kirimkan aneka dus ini melalui jasa pengiriman."
Kali ini, Lilo hanya terdiam dan menurut.
***
"Sebetulnya, paket-paket itu isinya apa, D?" tanya Lilo pelan, seusai kami mengirimkannya melalui jasa pengiriman.
"Kenangan. Masa lalu. Mmm, antara aku dengan Al, aku dengan Liam, aku dengan...."